Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Jawaban Sleep Tight

Alfa: Merenggut Putri Musuhnya

``` “Kenapa kamu punya bekas luka?” Tiba-tiba, Iris mengubah topik, saat ia menatap mata Cane. Ia masih mencengkeram lengan bajunya. “Ayahmu yang memberi,” jawab Cane. Ia berpikir, Iris tidak akan mengingat percakapan ini ketika dia terbangun. “Itu pasti sangat menyakitkan.” “Iya.” “Apakah bekas lukanya bisa sembuh?” “Kurasa tidak.” Memang malam bisa membuatmu rentan dan membiarkanmu mengatakan sesuatu yang tidak akan pernah kamu akui saat terang. Kegelapan melunakkan hatimu. “Sayang sekali. Kamu memiliki jiwa yang hangat.” Iris mengerutkan keningnya sedikit. “Aku tidak lagi memiliki jiwa.” Ia telah menjual jiwanya demi kebebasan orang-orangnya. Kini tidak ada yang tersisa darinya. “Ada, kamu punya, tetapi kamu sedang menderita.” Iris berkedip. “Binatang buasmu sedang menderita. Kamu memiliki begitu banyak bekas luka.” “Bekas luka yang aku punya hanya di wajah.” Iris menggelengkan kepalanya dengan lemah. “Aku tidak berbicara tentang wajahmu. Aku berbicara tentang jiwamu. Sayang sekali, kamu sangat menderita… apa yang ayah dan saudaraku lakukan padamu pasti menyakitkan...” Dan setelah itu, Iris menutup matanya dan tertidur. ====================== Dia adalah anak perempuan dari seorang alfa yang telah membunuh keluarganya, membakar kawanan dan juga menjadikan orang-orangnya sebagai budak. Kini, setelah sepuluh tahun diperlakukan sebagai budak, ia berhasil membalas dendam dan menjalani kehidupan yang tak pernah dibayangkan siapapun. Kehidupan mirip neraka. Dan sepuluh tahun kemudian, Alpha Cane berhasil mengambil alih dan membunuh alfa yang telah membuat kehidupan orang-orangnya lebih buruk dari kematian. Saatnya bagi dia untuk membuat anak-anak alfa tersebut membayar untuk apa yang telah ayah mereka perbuat. Hanya saja… Iris adalah anak yang lemah dan dia sangat berbeda dari ayahnya. ```
i_want_to_sleep · 9K Views

Pengantin Setan

*Novel Fantasi Sejarah Slow Burn* Elise hendak berganti pakaian dengan gaun yang tergeletak di pojok tempat tidurnya ketika ia mendengar ketukan ringan dari pintunya. Penasaran, ia memutar gagang pintu hanya untuk mendapati seorang pria tinggi menjulang di hadapannya. “Tuan Ian!” Serunya. Ian tersenyum dengan tatapan nakal yang selalu dia gunakan. Matanya yang berwarna krimson melintas sejenak di atas ruangannya dan melihat gaun hitam di atas tempat tidurnya lalu memindahkan pandangannya ke wanita di hadapannya. Ia maju selangkah dan bertanya, "Darimana kamu mendapatkan gaun itu?" “Tuan Harland yang memberikannya padaku.” Jawab Elise dan merentangkan lehernya untuk melihat alis Ian yang terlipat dalam keanggunannya. “Tahukah kamu mengapa seorang pria ingin memberi wanita sebuah gaun?” Ia memberikan teka-teki yang selalu harus dipikirkan dua kali sebelum dijawab. Namun kali ini, ia tidak menemukan jawaban dan malah menggelengkan kepala. “Saya tidak tahu.” Senyumannya bertambah memikat seolah sesuatu tergerak di dalam dari mata merah menyala yang ia miliki. Ia perlahan menggeser tangannya melewati kerah gaunnya, mengirimkan rasa dingin yang membuatnya terperanjat sesaat karena suhu yang beku. Setelah membuka dua kancing pertama di kerahnya, ia menundukkan kepalanya, berbisik ke telinganya, “Karena mereka ingin menjadi orang yang melepas pakaian tersebut.” Ia berhenti dan mencium lehernya, mengubah kulit pucat menjadi merah sebelum menarik gerakannya untuk memperbaiki tatapannya pada Elise dan menjawab dengan santai. “Sayangnya, kamu tidak bisa memakai gaun itu di sana dengan ini.” Ia tertawa kecil dan menyerahkan sebuah kotak ke tangan Elise. “Dan kabar baiknya adalah saya telah menyiapkan sebuah gaun untukmu.” Elise adalah gadis kecil terkutuk yang bisa melihat hantu. Keluarganya membencinya dan melemparnya dari satu keluarga angkat ke keluarga angkat lain. Namun, kesialan tidak berjalan sendirian. Ketika ia dibesarkan oleh bibinya, ia dijual sebagai budak. Ketika ia mengira bahwa ia tidak akan menjadi apa-apa selain korban bagi penyihir, ia diselamatkan oleh seorang pria yang identitasnya jauh berbeda dari makhluk mitos biasa. *** Buku ini ASLI dan bukan Terjemahan Bergabunglah dengan diskord Penulis: https://discord.gg/YPKueb4
mata0eve · 34.4K Views

El Alfa: Reclamando a la Hija de su Enemigo

## CONTENIDO MADURO! ## —¿Por qué tienes cicatrices? —De repente, Iris cambió de tema, mientras miraba a Cane directo a los ojos. Seguía aferrándose a sus mangas. —Tu padre me las hizo —respondió Cane. Pensó que Iris no recordaría esta conversación cuando despertara. —Debe ser muy doloroso. —Lo es. —¿Las cicatrices sanarán? —No lo creo. La noche de verdad te hacía vulnerable y te permitía decir cosas que nunca admitirías cuando estaba claro. La oscuridad ablandaba tu corazón. —Qué pena. Tienes una alma cálida. —Iris frunció ligeramente el ceño. —Ya no tengo alma. Había vendido su alma por la libertad de su pueblo. No quedaba nada de él en este momento. —Sí la tienes, pero estás sufriendo mucho. —Iris parpadeó. —Tu bestia está sufriendo. Tienes tantas cicatrices. —Las únicas cicatrices que tengo están en mi cara. —Iris negó con la cabeza débilmente. —No hablo de tu cara. Hablo de tu alma. Qué lástima, estás sufriendo tanto… lo que mi padre y hermano te hicieron debe ser doloroso… Y después de eso, Iris cerró los ojos y se durmió. ====================== Ella es la hija de un alfa que mató a su familia, arrasó con su manada y también convirtió a su pueblo en esclavos. Ahora, ha logrado vengarse después de diez años de ser tratado como esclavo y vivir una vida que nadie podría imaginar jamás. Vida similar al infierno. Y diez años después, el Alfa Cane logra tomar el control y matar al alfa que empeoró la vida de su pueblo más allá de la muerte. Era hora de que hiciera pagar a los hijos del alfa por lo que su padre había hecho. Solo que... Iris era un renacuajo y era muy diferente a su padre.
i_want_to_sleep · 3.4M Views

She's My Sleeping Pill

15 years ago, his elder brother was killed right in front of him in the middle of the night – killed by their most trusted driver. Since then, Stefan had a hard time sleeping and often got nightmares. He learned not to trust anyone. Cayenne worked almost all day and all night. She only got three hours of sleep every day. She was the breadwinner of their family since her mother was diagnosed with tuberculosis. She thought she would have a great time working as a receptionist in a hotel. Until… “I’ll pay you an additional $3000 a month. Sleep with me.” Stefan placed a signed check on the table in front of her. Her head was spinning at the large sum of money. She can finally buy her mother’s medication and send her brothers to school without worry. But to sleep with him? “I’m sorry if I come off rude but, I can’t sleep with you sir.” She tried to refuse politely, afraid that she will lose her job if he felt displease towards her. Stefan took off his coat and placed on the backrest of his chair. “Think about my offer carefully. It wasn’t so bad sleeping with you after all.” It was a mistake she made on her part when she fell asleep right beside him on his bed, drunk and dizzy. Will he make the mistake of trusting someone again? Will he entrust his life to her by sleeping soundly beside her? How will they face each other when they started to unveil the mystery of their identities? ***cover isn’t mine***edited by a friend***I don’t earn anything from this picture*** Original cover was taken from Mr Love: Queen's Choice Related videos and pictures can be seen in Koi to Producer: EVOL×LOVE
_frieyaVida · 2.6M Views

To Sleep In The Sea Of Time

This is a story of a guy who loses everything, and then gets it back. Same old new world story, just a different kind of story teller. *** They took away our hunter tags. They had us grow our hair. They gave us a new brand, when we were over there. They staged us out of Dragur, East of the Olim Horn. I guess they call us Slaves, but no one calls us much anymore. There is no fun in killing. I don't want to do it anymore. Karn brought Sorrow. Pookie brought Fear. Milk brought the fly boys. They did work in Undia. I worked mostly clandestine. Some Legends I should not say. We played with better wands. I could use the extra pay. Did Mara give the order? Did venom pay the way? They said we were slaying demons, but it was kind of hard to tell. There is no fun in killing. I don't want to do it anymore. This was before HALO, and Codex was king. Hej atop the rider, he never felt a thing. When our rider caught a spell, and both the mages killed. It pitched us over sideways on some cold Sylph hill. My back felt like it was broken, my legs I could not feel. I kept on slaying demons, but it was kind of hard to tell. There is no fun in killing. I don't want to do it anymore. I never did heal up right from injuries sustained Officially in Torin, unofficially we train. I remember all their faces. They dream about me still. I guess I'm slaying demons, but it's kind of hard to tell. There no fun in killing. I don't want to do it anymore. I speak the cold logistic, that old boys speak so well. Veni, Vedi, Vici. I'll see you in Hel. Maybe it's bravado, or an unspeakable guilt. That village, they were demons, but it was kind of hard to tell. There is no fun in killing. I don't wanna to do it anymore. I've done plenty. What is one more? -Corb Lund *** Come guess me this riddle. What beats shire leaves and fiddle? What is hotter than pleasures touch, and whiter than cream? What best wets his whistle? What is clearer than crystal? What is sweeter than honey and stronger than steam? What will make the lame walk? What will make the dumb talk? What is the elixir of life and philosopher's stone? And what helped Pookie-Baba dig up a tunnel, that runs from Shalamanda to West-Torin? When you are digging a crater, It is the best thing in nature, for sinking your sorrows and raising your joys. Sometimes I wonder, if lightning and thunder, is made out of the plunder, of the reddest hiski and oils. *** If you can keep your head when all about you, are losing theirs and blaming it on you. If you can trust yourself when all men doubt you, but make allowance for their doubting too. If you can wait and not be tired by waiting, or being lied about, don’t deal in lies, or being hated, don’t give way to hating, And yet don’t look too good, nor talk too wise. If you can dream, and not make dreams your master. If you can think, and not make thoughts your aim. If you can meet with Triumph and Disaster, and treat those two impostors just the same. If you can bear to hear the truth you’ve spoken, twisted by knaves to make a trap for fools, or watch the things you gave your life to, broken, and stoop and build them up with worn-out tools. If you can make one heap of all your winnings, and risk it on one turn of pitch-and-toss and lose, and start again at your beginnings, and never breathe a word about your loss. If you can force your heart and nerve and sinew, to serve your turn long after they are gone, and so hold on when there is nothing in you; Except the Will which says to them ‘Hold on!’ If you can talk with crowds and keep your virtue, nor walk with Kings, nor lose the common touch. If neither foes nor loving friends can hurt you. If all men count with you, but none too much. If you can fill the unforgiving minute, with sixty seconds worth of distance, run. Yours is the World and everything that’s in it, and which is more you’ll be a Man, my son. - Rudyard Kipling
man_of_culture3030 · 682.4K Views

KING OF THE WARRIORS

“Katakan padaku apa yang harus aku lakukan agar kau bersedia menjadi panglima perangku?” Raja Alventius memandang tajam pada sosok pria yang badannya tidak lebih tinggi darinya, namun lebih tegap dan berkharisma di antara jenderal-jenderal yang pernah ditemuinya. Pria itu, Rendevis Oldernys, hanya diam mematung. Ia tidak memberi jawaban apa pun. Ini adalah kesekian kalinya, dirinya kedatangan pembesar-pembesar kerajaan di wilayah utara. Kemampuannya yang tidak hanya dapat memahami bahasa manusia, tetapi juga hewan, tumbuhan dan alam ghaib, membuatnya menjadi rebutan kerajaan-kerajaan besar yang ingin menjadikan dirinya sebagai panglima perang mereka, untuk membantu mereka menjadi penguasa tunggal dunia. “Apa yang kau inginkan? Harta? Berapa banyak yang kau inginkan? Atau wanita? Aku akan memberikan gadis-gadis baru setiap harinya untuk memuaskan nafsumu. Atau kau ingin menjadi pemimpin para jenderal? Aku akan dengan mudah memberikannya padamu.” Bujuk rayu para pembesar itu terus saja dilontarkan agar pria gagah dan tampan itu bersedia bergabung bersama mereka. Lain hari, pemimpin dunia sihir datang bertamu dengan tujuan yang sama. Hingga mereka menawarkan ramuan keabadian kepada Rendevis. Namun, sikap pria itu tetap sama, tidak memberikan jawaban apa pun. Ia hanya diam mendengarkan layaknya seorang tabib yang mendengarkan keluh kesah pasiennya. “Apa yang harus kami lakukan agar kau bersedia bergabung dengan pasukan kami?” Raja Negeri Air tidak ketinggalan ikut membujuk Rendevis. “Tidak ada. Aku sama sekali tidak tertarik dengan semua tawaran kalian.” Jawaban singkat yang sama yang selalu diberikan setelah cukup lama dirinya menjadi pendengar setia pembesar-pembesar itu. “Silakan kalian pulang ke negeri kalian. Aku tidak akan ke luar dari tempat ini, kecuali keadaan yang sangat darurat terjadi di bumi ini.” Siapa sebenarnya Rendevis Oldernys? Keadaan darurat yang bagaimana yang dimaksud Rendevis? Siapa yang akan berhasil meminangnya menjadi panglima perang?
lavendermyname · 10.2K Views
Related Topics
More