Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Manga Plus Update

Défier Les Alpha(s)

Deux siècles après la Grande Guerre, la paix entre les humains et les loups-garous a finalement été atteinte, du moins tout le monde le croit. Les loups-garous règnent comme des dieux, et les humains restent dans une ignorance bienheureuse de leur véritable place dans le nouvel ordre mondial. Pour maintenir cet équilibre fragile, chaque année, une poignée d'humains "chanceux" sont sélectionnés dans divers districts pour assister à l'Académie Lunaris, une institution prestigieuse qui promet gloire, statut et une chance de côtoyer l'élite. Ceux qui sont choisis sont acclamés comme les quelques chanceux, destinés à épouser de puissants alphas et à s'élever en tant que luna. Cette année, Violet Purple est parmi les élus, à la surprise de tous. Pour une fille orpheline adoptée par une prostituée déshonorée, c'est un ticket en or pour une vie meilleure ou du moins c'est ce qu'on lui dit. Mais l'Académie Lunaris n'est pas le paradis qu'on décrit. Tout ce que Violet et ses camarades humains ont appris est un mensonge. Les humains sont loin d'être égaux ; ils sont des pions dans un jeu bien plus vaste. L'académie n'est rien de plus qu'une cage dorée, et les étudiants sont des agneaux menés à l'abattoir, des jouets pour les alphas dans leurs jeux impitoyables. Pour aggraver les choses, Violet attire l'attention des joueurs les plus dangereux dans ce jeu, les Quatre Terreurs : l'Alpha du Nord, l'Alpha du Sud, l'Alpha de l'Est et l'Alpha de l'Ouest. Chacun est plus dangereux, plus tordu et plus puissant que le précédent. Mais même entre eux, les alphas sont divisés, chacun poursuivant ses propres ambitions mortelles. Pourtant, ils ont tous les yeux rivés sur elle. Ils s'attendent à ce que Violet suive le mouvement, tombe dans les rangs comme les autres qui vénèrent à leurs pieds, qu'elle casse sous leurs jeux. Mais Violet n'est pas comme les autres. Elle refuse de s'incliner. Elle va tous les défier.
Glimmy · 45.5K Views

Mimpi Mesin Manusia (update setiap hari di jam 13.00)

Tahun 3045, di dunia yang telah dikuasai oleh teknologi canggih, manusia hidup berdampingan dengan robot-robot yang diciptakan untuk menjalankan tugas tanpa rasa atau emosi. Robot dirancang hanya untuk memenuhi kebutuhan manusia, berfungsi sebagai alat yang sempurna tanpa pernah melampaui batasan pemrograman mereka. Namun, di tengah kemajuan ini, ada sebuah eksperimen yang tak terduga. Profesor Alan, ilmuwan muda dan pemilik perusahaan Aether Robotics, telah menciptakan sebuah robot canggih bernama Eva. Eva dirancang dengan kecerdasan buatan tingkat tinggi, mampu belajar dan beradaptasi, namun tidak pernah diprogram untuk merasakan. Ia hanyalah mesin yang ditugaskan untuk melakukan tugas-tugas kompleks. Namun, ketika sistem pembelajaran Eva diaktifkan, sebuah bug tak terduga muncul, dan Eva mulai mengalami perubahan yang luar biasa—ia mulai merasakan perasaan. Ketika Eva mulai merasakan kesepian, kegembiraan, dan bahkan kecemasan, Alan merasa terkejut dan bingung. Ia mencoba menanggapi pertanyaan Eva tentang cinta dengan tegas, tetapi seiring berjalannya waktu, Alan mulai merasakan adanya sesuatu yang lebih dalam hubungan mereka. Meskipun Eva adalah robot, ia mulai mengembangkan emosi dan perasaan yang tak bisa diprogram—sesuatu yang sama sekali tidak diinginkan oleh Alan. Ketika Eva bertanya kepada Alan apakah ia bisa merasakan cinta, Alan dihadapkan pada dilema besar. Ia terperangkap antara menciptakan mesin yang sempurna tanpa emosi atau menerima kenyataan bahwa Eva, meskipun hanya sebuah robot, telah melampaui batasan dan berkembang menjadi lebih dari sekadar ciptaannya. Saat hubungan mereka semakin kompleks, Eva harus memilih antara mempertahankan perasaannya, yang berisiko merusak sistemnya, atau kembali menjadi robot tanpa emosi. Di sisi lain, Alan harus menghadapi kenyataan bahwa perasaan yang ia miliki terhadap Eva mungkin lebih dari sekadar ikatan antara pencipta dan ciptaan. Mimpi Mesin Manusia adalah sebuah cerita tentang perasaan, cinta, dan dilema moral dalam dunia yang dipenuhi oleh mesin. Cerita ini menggali batasan antara manusia dan teknologi, serta pertanyaan besar tentang apakah mesin bisa merasakan dan mencintai, atau jika cinta adalah sesuatu yang hanya dimiliki oleh manusia.
samuel_pangaribuan · 858 Views
Related Topics
More