Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Dst Wolfgang

La Caza Infinita

Percival Wolfgang es un universitario con un futuro prometedor, aunque su brillante porvenir está en deuda con su sombrío pasado, lleno de oscuridad y muerte. A una edad temprana, Percival fue testigo de un fenómeno paranormal conocido como el Eclipse lunar de sangre. Esta noche misteriosa y sin tiempo definido trae consigo monstruosidades que castigan a todos los desafortunados que se cruzan en su camino. A pesar de los intentos de Percival por dejar atrás aquel oscuro evento, la oscuridad amenaza con volver a reclamarlo. Después de mucho tiempo, está destinado a enfrentar nuevamente las fuerzas tenebrosas que desean llevarlo consigo, si es que logran hacerlo. El regreso de esta oscuridad despierta en él una mezcla de miedo y determinación, mientras se prepara para enfrentar lo desconocido y luchar por su propia supervivencia. En su lucha contra el mal que se aproxima, Percival se adentra en un viaje de descubrimiento personal y fortaleza interior. Enfrentará sus propios temores y traumas del pasado, forjando una resiliencia inquebrantable en su búsqueda por proteger su futuro brillante y superar las sombras que amenazan con devorarlo. La narrativa se desarrolla en un entorno tenso y misterioso, donde el protagonista se encuentra en una carrera contra el tiempo para desentrañar los secretos del Eclipse lunar de sangre y encontrar una manera de evitar su propia destrucción. A medida que Percival se sumerge en el corazón de la oscuridad, deberá confrontar sus demonios internos y tomar decisiones difíciles que podrían determinar su destino.
UmbraMortius · 3K Views

Andai Takdir Sedikit Mengalah

Sore itu hujan turun dengan derasnya, entah berapa lama aku sudah menunggu di emperan toko. Perasaan bosan mulai datang menerpa, "Eh....." desahku. "Sampai kapan aku harus menunggu??", gumamku. Beberapa lama kemudian, orang yang aku tunggupun akhirnya datang. "Hai ...." sapanya. Senyum simpulnya terlintas di bibirnya. "Sudah lama menunggu y?" tanyaknya, "maaf tadi ada rapat guru kelas dengan wali murid, aku kira tidak berjalan lama, ternyata aku salah, ada beberapa wali murid yg protes tentang kebijakan kepala sekolah.... dst" dia terus saja bercerita tanpa henti tanpa aku gubris karena terlalu lelah menunggu dan sangat lapar. Entah apa yg dia bicarakan, tidak terlalu aku hiraukan. Melihat ekspresi yang nanar menatapnya akhirnya dia berhenti bercerita. Tiba-tiba dia memegang tanganku dan dengan lembut berkata "maaf y sayang, jangan marah, ayo aku traktir makan siang!", katanya sambil tersenyum manis. Akupun jadi tidak berdaya, kupandangi mata coklat kekasihku itu, ada rasa tenang di hatiku. Akhirnya hatiku luluh melihat senyum dan kata-kata manisnya. "Baiklah, aku maafkan, tapi lain kali kalau telat datang tolong SMS aku, jangan buat aku menunggu dan kawatir seperti ini" kataku. "Iya sayang, aku berjanji tidak akan membuatmu menunggu lagi". Jawabnya singkat. Kami pun pergi dari emperan toko itu menuju warung makan terdekat, hujanpun sudah reda sehingga kami tidak perlu menggunakan jas hujan yg sedari tadi sudah dia siapkan. ************** Namaku Nita, usiaku 27 tahun, usia yang sudah layak untuk menikah. Teman - temanku sudah menikah semua, tapi aku sampai usia 27 tahun belum kunjung mendapat jodoh. Hatiku mulai gelisah dan galau, belum lagi pertanyaan dari keluarga, teman dan handai tolan yang selalu bertanyak "Kapan nikah.....?" itu sering membuat Stress. Hingga suatu hari aku bertemu dengan Herri. Herri seorang guru SMP, secara finansial Herri sudah mapan, dan sudah layak untuk berumahtangga. Dia memiliki segalanya tapi entah kenapa dia belum mau menikah. Usia Herri 28 tahun, tampan dan sangat baik hati. Awal kami bertemu di kampus tempatku bekerja. Herri hendak melanjutkan kuliahnya kejenjang yang lebih tinggi yakni S2. Ketika hendak pulang, secara kebetulan kami bertemu di tempat parkir dan mungkin ini yang namanya jodoh, aku kesulitan mengeluarkan motor dari tempat parkir dan Herri datang menolongku. Dari sanalah perkenalan kami bermula, dari awalnya cuma teman, kemudian teman curhat, sahabat dan akhirnya menjadi sepasang kekasih. Hari - hari kami lewati dengan tawa canda, kesal, marah, cemburu dan segala perasaan yang biasa di alami oleh sepasang kekasih. Hubungan kami berjalan mulus dan baik - baik saja, aku memperkenalkannya dengan orang tua dan keluargaku, begitu juga dia, dia memperkenalkanku dengan kedua orang tua dan keluarganya. Semua berjalan lancar, hubungan kamipun semakin serius, rencana pernikahan pun sudah mulai sering di bahas. Disetiap doaku selalu ada namanya, semoga Allah menjodohkan kami, mempersatukan kami dalam bahtera rumah tangga. Bulan - bulan berlalu, kata orang, setiap pasangan yang hendak menikah selalu ada cobaan, tidak terkecuali hubunganku dengan Herri. Satu persatu cobaan mulai menerpa hubungan kami, akupun lebih sering meneteskan air mata bila bersama dari pada tertawa. Keyakinan ku akan cintanya mulai goyah dengan hadirnya perempuan lain di hatinya. Perempuan yang merupakan cinta pertamanya dan sampai saat ini belum bisa dia lupakan. Hatiku hancur, perih rasanya mengetahui laki-laki yang aku cintai dan hendak aku nikahi ternyata masih memendam rasa di hatinya untuk wanita lain. Setiap malam aku menangis, bingung untuk membuat keputusan. Haruskah aku melanjutkan rencana pernikahanku dengan Herri? atau aku harus mengakhirinya dengan segala konsekwensinya?
Warni_3016 · 18.4K Views

The Second Life of the Seventh Son

[mature content] NO HAREM! ※※※ I should have known something was wrong when that hot girl asked me out herself, but I was stupid and moved on a desire for sex. My lower head controlled the one on my neck, which had a disastrous end. How would I know she was in a CULT? There was no way of knowing that she would take me to a shady place, not to fuck, but to use me as a human sacrifice because she somehow learned I was a virgin. Was that so obvious? Did I had "virgin" tattooed on my damn face? I always thought I looked fuckable, but seems like I looked like the damn virgin that I was. Last I realized I was tied up on a altar, surrounded by freaks in dark red cloaks, and Han Yerim was stabbing my heart with a curved dagger to bleed me in their goblets so they could drink my blood to perform whatever satanic ritual that was. Which ended up with me dying, until I woke up alive. Not as Cho Jinhwa but as Wayne Wolfgang Ayre, the red haired youngest son of the King of the East, a forsaken and helpless jerk who ran his mouth like there was no tomorrow. The youngest and loathed brother of the sick male lead of the story I was an artist for, solely for money. A disgusting story in a world that I hated so much that I didn't even bother to read the full thing. How am I supposed to live as this cursed bastard in this place I know little to nothing of? With monsters and magic and a fantastical historical world in which the modern rules don't apply to, the only thing good in here is that I'm alive again, nothing else. Worse, I'm forsaken to be the seventh son in a family that hates me again.
tothelonelypeople · 4.3K Views
Related Topics
More