Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Lirik Attention Charlie Puth

PERJALANAN ANAK DESA

Hutan Sancang, tempat yang dikenal sebagai tanah sakral bagi para pendekar, diselimuti kabut tipis saat fajar menyingsing. Di antara pepohonan raksasa dan akar-akar yang menjalar, seorang bocah lelaki berdiri tegap, tubuhnya kecil namun penuh tenaga, matanya tajam menatap seekor kijang yang tengah minum di tepi sungai. (Cicit burung terdengar bersahutan, air sungai mengalir dengan gemericik lembut…) Namanya Wira, seorang anak yatim piatu yang sejak kecil hidup di alam liar. Tubuhnya berbalut kain sederhana yang sudah usang, tetapi matanya penuh dengan semangat tak terkalahkan. Hari ini, ia harus berburu untuk bertahan hidup. Dengan nafas teratur, ia melangkah perlahan mendekati kijang itu. Namun tiba-tiba… (Dentuman keras! Seperti petir yang menyambar…) Dari dalam semak-semak, seekor harimau kumbang meloncat menerjang kijang itu dengan cakarnya yang tajam. Wira terperanjat, tapi bukan karena takut—melainkan karena kagum. Harimau itu melirik sekilas ke arahnya, seolah memberi peringatan untuk tidak mendekat. Namun, Wira tidak mundur. “Kau hebat,” gumamnya pelan. (Hening. Angin berbisik lembut di antara dedaunan…) Tanpa diduga, langkah kakinya justru membawanya lebih dekat. Harimau itu menatapnya tajam, tetapi bukan dengan amarah—melainkan dengan ketenangan yang menggetarkan jiwa. Saat itu, terdengar suara langkah kaki berat mendekat dari balik pepohonan. (Suara ranting patah, gemuruh langkah mendekat…) Sosok berjubah hitam dengan sorot mata tajam muncul dari balik rimbunan hutan. Wira menatapnya tanpa gentar. Ia tahu siapa pria itu—Prabu Siliwangi, penguasa Pajajaran, seorang raja sakti mandraguna yang konon memiliki ikatan batin dengan harimau putih. “Anak kecil, mengapa kau tidak lari?” suara Prabu Siliwangi bergema seperti petir di langit yang tenang. Wira menatapnya langsung. “Aku tidak takut.” (Guruh menggelegar di kejauhan…) Sang Prabu tersenyum tipis. Ia melihat ke dalam diri bocah itu—bukan sekadar keberanian, melainkan juga ketulusan yang langka. “Kau tidak takut mati?” “Aku hanya takut jika hidupku tidak berarti,” jawab Wira mantap. (Desir angin berhembus lebih kencang, dedaunan berjatuhan…) Mata Prabu Siliwangi berbinar. Di usianya yang telah matang, ia jarang menemukan seseorang seperti Wira—seorang anak yang tidak hanya kuat, tetapi juga memiliki jiwa yang bersih. “Aku akan mengajarimu ilmu sejati,” ujar sang Prabu. Wira mengernyit, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. “Mengajarku?” Prabu Siliwangi mengangguk. “Kejujuran dan keberanianmu lebih kuat daripada pedang mana pun. Kau layak menjadi muridku.”
popyy_5435 · 10 Views

The vengeful God in another world is me?! Wasn't it just a game?!

‘How did this happen’ The young man, practically a boy, looked at the scene in front of him. In just one glance it was possible to see dozens of people, more closely he was sure there could be hundreds or thousands of people prostrating themselves in front of him. From the center of the city square to the adjacent streets in front of the temple, with a frightening similarity to what happened in the Vatican when the Pope gave a speech. The young man sitting on a throne too big for him, inside a marble temple he could see expressions of happiness, reverence, gratitude and in some a small hint of fear. Not that he paid much attention to the others, his attention was mainly drawn to the group directly below the throne. This group was made up of people of various ages, from old men with gray and wrinkled hair, but with strangely healthy bodies and postures upright like poles, to young people of various ages including children. What this group in particular had in common was their expression, which could only be described as fanatical as they looked at the young man. The only thing that was going on in the young man's head, with all this excessive attention, was simply... ‘How did things get like this?!!!! I was just playing a game!!!!’ In a room in an ordinary apartment, in an ordinary city. A seemingly ordinary young man could be seen lying in bed with a cell phone on his chest. The cell phone was on and showing scenes from what appeared to be a game. With a small and intriguing coincidence that the young man sitting on a huge throne inside a marble temple was completely identical to the sleeping young man. ********************************************** Thanks to ImagineArt for the image
FereliX25 · 43.6K Views
Related Topics
More