A Wedding Without A Plant
Sejak Ibu Maya mengetahui bahwa sahabat Maya hidup bahagia bersama suami dan anak kembar, Ibu Maya semakin mendesak Maya untuk segera menikah. Karena itu, dengan berat hati Maya menerima kesepakatan yang diajukan oleh Arga agar bisa menghindari berbagai pembicaraan tentang perjodohan yang terus-menerus dilakukan oleh ibunya.
Namun, seiring berjalannya waktu, Arga mulai menunjukkan sisi yang berbeda. Ia bukan lagi pria dingin yang Maya temui pertama kali di rumah sakit, ataupun sosok acuh yang mengajukan kesepakatan malam itu. Hal ini membuat Maya takut akan terjerat dalam pesona Arga.
Hingga akhirnya, Maya dengan mantap mengucapkan kalimat yang mengubah segalanya, “Ayo kita menikah, Bang.”
Senyum tipis muncul di bibir Arga. “Tapi ada satu syarat!”