Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Warrior Cats Rose

Black Needle Warrior

Li Yong adalah bocah yang bernasib malang. Sejak dilahirkan, dia tidak pernah mengetahui siapakah kedua orang tuanya. Dia dibuang begitu saja. Entah karena apa alasannya. Sebab hingga sekarang, dia sendiri belum mengetahui secara pasti. Saat itu usianya masih kecil. Untunglah langit mengulurkan tangannya. Pada detik-detik penentuan antara hidup dan mati, tiba-tiba ada sebuah tangan yang terjulur kepadanya. Tangan itu sudah keriput, bahkan kotor oleh debu-debu yang menyesakkan nafas. Ternyata tangan itu milik seorang kakek tua. Li Yong tidak tahu siapa kakek tua itu. Yang dia tahu hanyalah bahwa kakek tua itulah yang kemudian merawatnya seperti kepada cucu sendiri. Bahkan dia juga yang memberikan nama Li Yong kepadanya. Nama itu diambil dari marga Li milik kakek tua yang diketahui bernama Li Beng tersebut. Semenjak saat itu, Li Yong terus tinggal bersama Kakek Li Beng. Keduanya benar-benar akrab, seperti akrabnya hubungan keluarga. Siapa pun pasti tidak akan ada yang menyangka bahwa mereka sebenarnya tidak ada ikatan darah sama sekali. Namun sayang sekali. Semua itu tiba-tiba berubah ketika musibah menghampiri mereka berdua. Kakek Li Beng dibunuh secara sadis oleh perampok-perampok yang tidak punya hati nurani. Untunglah pada saat itu, Li Yong berhasil menyelamatkan dirinya. Kematian Kakek Li Beng telah membuat Li Yong terpukul. Dia tersiksa lahir batin. Hingga pada akhirnya, bocah itu memutuskan untuk pergi ke tempat yang sangat jauh. Namun sepuluh tahun kemudian, di jalan dan di desa yang sama, tiba-tiba muncul seorang pemuda misterius. Wajahnya angkuh dan dingin, kedua bola matanya kelabu. Siapa pun bakal mengetahui kalau dia adalah orang yang menderita penyakit batin dan selalu merasa kesepian. Pemuda yang dimaksud itu bukan lain adalah Li Yong. Ya, memamg dia. Namun Li Yong yang sekarang, telah berbeda jauh dari Li Yong sepuluh tahun silam. Sekarang dia telah menjelma menjadi seorang pemuda yang gagah perkasa. Ilmu silatnya sangat tinggi. Tiada seorang pun yang mengetahui sampai di mana taraf kesempurnaan ilmunya. Kematangan dari penguasaan setiap jurusnya juga tidak perlu diragukan lagi. Kemunculannya ke dalam dunia ramai membawa sebuah tekad. Li Yong ingin mencari pelaku yang sudah membunuh Kakek Li Beng sekaligus mencari jati dirinya sendiri. Dia pun ingin menjadi seorang pendekar yang membasmi kejahatan.
Junnot_senju · 147.3K Views

His darling rose

"I never knew you were such a cowardly man," she began, her tone sharp and biting, her chin raised in defiance. "Too weak to break the news to me yourself. How pathetic." "It isn't like that," Ezekiel protested, stepping closer. "I have my reasons." "Reasons?" she snapped, pulling her hands away as he tried to hold them. Her glare hardened, a look of disgust flashing across her face. "My lady," he began, his voice thick with longing as his green eyes searched hers for any trace of understanding. Tentatively, he lifted a hand toward her face, only to let it fall back to his side. "I thought you, of all people, would understand me. Hear me out. This is what is expected of me—what I must do to secure my title. I—" "How is that any of my concern?" she interrupted, her voice like a whip, cold and unforgiving. "Do you expect me to be swayed by your empty words? Your honeyed excuses? I won't be moved by this pathetic display." "Can you just listen to me?" he snapped, his voice hardening in frustration. "Listen to what?" she shot back, venom dripping from her tone. "Your pathetic moaning and excuses? You've made a mockery of me, Ezekiel. You humiliated me—used me as nothing more than a bauble to decorate your arm before discarding me like trash. You are pathetic." "Eris," he growled, his once affectionate green eyes now shadowed with an eerie red. "I am still Duke Loxley, and I will not tolerate this tone from you. Know your place." She flinched at the harshness of his words but held her ground. "Sienna is a necessity," he continued, stepping closer to her. "I have to marry her to secure my title, but my affection—my care—it remains with you. I love you, Eris." The confession hung heavily in the air, but she did not falter. Instead, she took a deliberate step back, curtsying with practiced grace. "Apologies, Your Grace," she said, her voice detached and cold. "This mere human seems to have forgotten her place and overstepped. I will ensure it never happens again." "Eris..." He reached for her, desperation seeping into his voice, but she pulled away, her movements deliberate and precise. "Please excuse me. I will be taking my leave," she said, turning on her heel and walking away without a second glance.
Kylie_Smith_4751 · 2.2K Views
Related Topics
More