Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Lampu Gantung

A VILLAINESS NOT BY CHOICE

Lalisa Ayu Kirana, seorang gadis modern berusia 24 tahun, menjalani hidup yang sunyi dan penuh kehampaan. Tanpa keluarga, tanpa teman, dan tanpa tujuan, satu-satunya pelariannya hanyalah membaca novel fantasi di aplikasi favoritnya. Namun ketika ia tertidur setelah membaca bab tragis tentang kematian tokoh antagonis—Isolde Wynterhart—Lalisa bangun di dalam tubuh wanita itu. Sang villainess yang seharusnya mati digantung di tengah kerumunan. Kini, ia adalah Isolde. Putri satu-satunya Grand Duke Utara. Wanita yang dibenci, ditakuti, dan ditakdirkan untuk jatuh karena cinta buta pada Pangeran Kedua. Lalisa tahu akhir dari kisah ini, dan ia tidak berniat mengulang tragedi yang sama. Ia menjauh dari sang pangeran dan saintess yang dipuja. Tapi dunia tempatnya terbangun tidak semudah itu dihindari. Ayahnya, Grand Duke yang dingin, mulai mencurigai perubahan aneh pada putrinya. Para pelayan pun menatapnya dengan takut. Namun sedikit demi sedikit, hubungan yang dulu dingin mulai menghangat. Isolde yang dulu dikenal kejam, kini menjadi pribadi yang berbeda—dan semua orang mulai memperhatikannya. Tapi dunia ini menyimpan rahasia lebih besar dari sekadar cinta kerajaan. Isolde memiliki darah keturunan dewa. Ia kebal terhadap sistem dunia. Dan kini, dunia fantasi ini mulai membuka sistem leveling seperti dalam game—dengan dirinya sebagai kunci kekuatan yang bahkan sang saintess pun inginkan... untuk dihancurkan. Ketika cinta, kekuasaan, dan pengkhianatan bertabrakan, akankah Lalisa tetap menjadi dirinya? Atau… akan tenggelam sebagai Isolde yang sebenarnya? Satu tubuh, dua jiwa. Satu akhir... yang belum ditulis ulang. Jika kau pernah ingin jadi tokoh utama, pastikan kau bukan villainess yang siap digantung.
xoxo_lavender · 146 Views

ARAKATA; The Guardian

Gambar pada cover, saya dapat dari Pinterest berjudul "The Last King of The Dragon", https://pin.it/4wLsDGBoe saya sudah berusaha mencari siapa pemilik asli gambar ini tapi tidak menemukan. Jadi untuk sementara saya gunakan ini, jika ada waktu dan rejeki lebih saya buatkan cover original. Warning! Cerita 15+ terdapat kekerasan. Alur lambat dan konflik ringan, mohon tidak berekspektasi tinggi, baru belajar EDY (sepuh boleh koreksi bila ada yang salah), Karya berhenti pada episode 20, maaf gantung. Saya belum tahu kapan akan melanjutkan cerita ini.. (Hiatus) SINOPSIS: Ekal, seorang pemuda dari dunia manusia, secara tak sengaja terperangkap di dunia entah berantah. Awalnya, ia terpesona dan bahagia, dunia yang penuh keajaiban dan makhluk luar biasa membuatnya merasa seperti berada dalam mimpi. Namun, kebahagiaan itu cepat memudar ketika ia menyadari kenyataan pahit: sebagai manusia biasa, ia tak cocok hidup di dunia yang penuh kekuatan luar biasa ini. Tanpa kemampuan magis dan fisik seperti yang dimiliki makhluk-makhluk lain, Ekal merasa semakin terisolasi dan tidak diinginkan. Beruntung, Ekal tidak sendirian. Teman-temannya yang baru -Mizel, seorang naga yang bijaksana; Tanio, si penyihir: Martha, dan Neyla gadis kecil yang penuh semangat selalu ada untuk membantu dan menemani. Mereka bersama-sama menjalani petualangan panjang untuk mencari jalan keluar dari dunia yang kini penuh dengan konflik dan kehancuran ini, menuntun Ekal kembali ke rumahnya. Akankah Ekal menemukan jalan pulang ke dunianya? Ataukah ia akan terperangkap selamanya di dunia yang penuh keajaiban dan penderitaan ini?
Gassab · 5.4K Views

SUKMA BUMI : BUKU I - Dunia Yang Tak Pernah Kita Minta

Deskripsi Cerita: Sukma Bumi: Buku I – Dunia yang Tak Pernah Kita Minta Genre: Dark Fantasy, Drama Filosofis, Adventure, Mystery/Mythpunk, Political Allegory Tone: Gelap, puitis, dan eksistensial, kisah ini meresapi konflik ideologis dan emosional yang mendalam. Atmosfernya membangun dunia yang memudar antara kenyataan dan mitos, di mana tidak ada pahlawan sejati—hanya jiwa-jiwa yang terluka mencari makna dalam reruntuhan. Sinopsis Utama: Dalam dunia Ranadipa yang menolak takdir, dan bumi yang menyimpan luka purba, sekelompok jiwa terjebak di antara kehancuran dan kemungkinan. Ribuan tahun lalu, Sihir Leluhur yang menyinari Ranadipa menghilang, meninggalkan jejaknya hanya dalam naskah kuno dan dongeng terlupakan. Kini, Sukma Bumi—kesadaran purba dunia—mulai retak, dan pertarungan bukan lagi antara baik dan jahat, melainkan antara apa yang pantas dan apa yang pernah diyakini. Brama Aksatara, anak dari garis darah yang hilang, dibesarkan di Lembah Luput, sebuah desa terpencil yang tak dikenal kekuasaan. Ia tak tahu siapa dirinya—hanya bahwa dunia ini tak pernah terasa seperti rumah. Ketika keruntuhan mulai terasa—dari bangkitnya Ragaswana, sosok reinkarnasi pengkhianat purba, hingga invasi brutal Gurnaka dari Dinasti Raksa Gunung—Brama tak punya pilihan selain berjalan menuju pusat kehancuran: Altar Sukma Bumi, tempat roh dunia terikat. Bersama Anindya Kiranamaya, putri bangsawan dengan darah murni Adikara yang mampu membuka rahasia bumi; Sekarwangi, eks-bangsawan Adikara yang tenang namun penuh rahasia dan pelindung sejarah kelam; serta tokoh-tokoh lain yang tak pasti niatnya seperti si kembar Liyan dan Kalasuta dari suku Garbanan, Brama menapaki jalan panjang. Perjalanannya bukan tentang menyelamatkan dunia, melainkan menyelami apakah dunia ini layak diselamatkan. Namun, saat kekuatan gelap yang lebih tua dari legenda mulai bergerak—Bayangkalpa, entitas tanpa bentuk dari luar batas kesadaran—mereka semua harus menjawab satu pertanyaan mendasar: Jika dunia bisa dibangun ulang, atas dasar apa ia harus didirikan? Tema Besar: * Kebenaran Tidak Absolut, tapi Konsekuensial: Cerita ini menantang gagasan tentang kebenaran tunggal, menunjukkan bahwa setiap ideologi memiliki konsekuensi yang jauh melampaui niat awalnya. * Dunia Tidak Selalu Butuh Diselamatkan—Kadang Hanya Butuh Diubah: Pertanyaan sentral yang menggantung adalah apakah intervensi manusia, bahkan dengan niat baik, benar-benar bermanfaat bagi dunia yang memiliki kehendaknya sendiri. * Mitologi Sebagai Penjara atau Jendela: Legenda dan sejarah kuno bisa menjadi belenggu yang mengikat masa kini, atau kunci untuk memahami dan mungkin membentuk masa depan. * Setiap Ide Besar Mengorbankan Manusia Kecil: Cerita ini mengeksplorasi harga yang harus dibayar oleh individu, terutama yang lemah, demi visi besar atau ideologi para pemimpin. * Tidak Semua Kelahiran adalah Harapan—Kadang Ia adalah Kutukan yang Tertunda: Mempertanyakan gagasan tentang kelahiran dan penciptaan, menunjukkan bahwa awal yang baru bisa membawa beban atau kehancuran yang lebih besar.
D_SOE · 1.5K Views

Asralux Pahlawan Dari Kegelapan

Asralux: Pahlawan dari Kegelapan Episode 1 – "Yang Dibuang" By Bagas D --- Langit mendung menggantung muram di atas Akademi Pahlawan Arkhaya, tempat para calon penyelamat bangsa digembleng dan dilahirkan. Hari ini adalah hari kelulusan. Hari penuh sorak-sorai. Tapi tidak baginya. Di tengah lapangan besar yang dikelilingi pilar-pilar emas, Ardan berdiri dengan kepala menunduk, tubuhnya penuh luka, pakaiannya compang-camping, dan kedua tangannya gemetar memegang selembar kertas lusuh. Sementara teman-teman seangkatannya berdiri dengan penuh kebanggaan, mengenakan jubah pahlawan dan menerima simbol kehormatan, Ardan hanya berdiri sendiri—dalam diam dan kehinaan. > “ARDAN.” Suara keras sang Kepala Dewan menggema dari podium. Semua perhatian langsung tertuju padanya. > “Nilaimu... adalah yang TERENDAH dalam sejarah akademi kami.” “Tidak hanya gagal. Kau memalukan.” Riuh rendah tawa dan bisikan menyakitkan menyeruak. > “Dia tuh? Yang dulu katanya latihan tiap malam? Hah!” “Mana sekarang tekadmu itu, Ardan?” Ardan hanya diam. Tapi dalam dadanya, ada yang terbakar. Luka demi luka yang tak terlihat di tubuhnya, tapi mengoyak jauh lebih dalam: harga diri. Lonceng besar berbunyi. Sebuah kristal kehormatan dilemparkan ke arah kakinya. Retak. Pecah seperti mimpi-mimpinya. > “Mulai hari ini, namamu dihapus dari catatan kami. Kau bukan lagi calon pahlawan. Kau… dibuang.” --- Senyap. Bahkan angin pun seolah menolak menyentuhnya. Ardan memungut kristal yang retak itu. Darah menetes dari telapak tangannya yang terluka. Tak ada tepuk tangan. Tak ada air mata. Tak ada siapa pun yang berdiri untuknya. > “Apa artinya jadi kuat… jika tak ada yang melihat?” “Apa gunanya semua latihan malam, semua luka, semua keyakinan… kalau ujungnya aku tetap dianggap gagal?” Ia melangkah pergi melewati gerbang Akademi. Setiap langkahnya seperti membelah dunia. Orang-orang menatapnya dengan jijik. Seorang anak kecil melempar batu kecil ke arah kakinya. Ibunya langsung menarik si anak menjauh. > “Jangan dekat-dekat! Dia buangan!” “Katanya dia gagal jadi pahlawan, bahkan tak bisa angkat pedang dengan benar!” Ardan berjalan terus. Tak ada tempat untuknya di balik dinding emas Akademi. Tak ada tempat untuk orang seperti dia—orang dengan tekad tapi tanpa nama. --- Di kejauhan, seorang perempuan berkerudung hitam berdiri di atas menara. Matanya bersinar redup. Ia memperhatikan langkah Ardan dengan seksama. > “Akhirnya… matahari telah jatuh ke bayang-bayang.” “Dan dari kegelapan… lahirlah cahaya baru.” --- Senja tiba. Ardan duduk di atas tebing, melihat ke arah kota Arkhaya yang indah dari kejauhan. Langit berubah merah, seperti simbol perang batin dalam dirinya. Tangannya masih berdarah memegang pecahan kristal. Tapi dia tak melepaskannya. Karena itulah satu-satunya bukti bahwa ia pernah mencoba. Bahwa ia belum selesai. > “Jika dunia tak menginginkanku… aku tak akan memohon diterima.” “Aku tak perlu jadi cahaya mereka… Aku akan jadi cahaya dalam kegelapan.” “Dan saat mereka memohon pertolongan… biarlah bayangan yang menjawab.” --- [TO BE CONTINUED]
Bagas_Dwi_0738 · 322 Views

ARUNIKA: Kanvas di Balik Samudra

Di atas kanvas langit yang tak pernah sepenuhnya biru, terbentang kisah seorang taruna—Noaniel Aquino Navis Naviarta—yang melangkah dalam diam, menyimpan badai di dada dan samudra di tatapannya. Ia bukan pahlawan yang menghunus pedang di tengah sorak, melainkan penjaga sunyi yang menundukkan waktu dengan keteguhan langkah dan kesetiaan tanpa suara. “ARUNIKA: Kanvas di Balik Samudra” adalah elegi tentang perjalanan batin seorang pelaut muda yang meniti lorong-lorong kedisiplinan dan kehormatan, sembari memikul beban masa lalu yang tak pernah ia biarkan karam. Ketika satu undangan reuni melayang masuk—dengan nama lama yang terukir lembut: Aneira Aluna Primadisa Vireska—Noaniel dihadapkan pada dermaga kenangan, tempat di mana luka pernah singgah, dan rindu menggantung tanpa alamat. Dengan latar dunia keras taruna, tawa getir di barak, dan malam-malam yang dihiasi doa sunyi, kisah ini mengalun bagaikan simfoni laut: tenang di permukaan, namun dalamnya menenggelamkan. Ia bukan sekadar cerita tentang cinta yang tertunda, melainkan tentang keberanian menyentuh kembali warna pertama yang pernah dilukiskan di kanvas hati—warna yang tidak pernah pudar meski badai kehidupan datang bergulung-gulung. Dalam arus waktu yang tak pernah menunggu, Noaniel menuliskan kisahnya bukan dengan tinta, melainkan dengan langkah. Bukan dengan kata, melainkan dengan keberanian menoleh ke belakang—untuk memahami bahwa kadang, yang kita cari di cakrawala jauh… justru telah lama berdiam di dalam dada.
navierta · 726 Views

Pembunuh Para Dewa

Alur Cerita 1. Awal Kehidupan Biasa (Prolog) Tokoh utama lahir sebagai manusia biasa, hidup di dunia yang dipimpin oleh para dewa yang memegang kekuasaan mutlak. Dia menyaksikan bagaimana dewa-dewa ini mempermainkan hidup manusia, memeras kekayaan, dan menindas yang lemah. 2. Kebangkitan Amarah Ketika keluarganya dihancurkan oleh para dewa yang haus kekuasaan, sang pemuda selamat dari maut. Dalam pelariannya, dia menemukan sebuah pedang kuno yang menyimpan kekuatan dari era sebelum para dewa berkuasa. Saat dia menyentuhnya, tangannya berubah menjadi emas yang memancarkan kekuatan super, memberinya kekuatan untuk melawan. 3. Perjalanan ke Istana Para Dewa Bersama sekelompok kecil pemberontak, sang pemuda memulai perjalanan ke puncak dunia untuk menghancurkan para dewa. Dalam perjalanannya, dia harus menghadapi rintangan: makhluk-makhluk penjaga surga, tentara bayaran dewa, dan bahkan pengkhianatan dari teman seperjalanan. 4. Konflik Batin dan Pertarungan Besar Di puncak istana para dewa, dia menghadapi pilihan: apakah dia akan menjadi pembunuh kejam seperti para dewa, atau tetap memegang hati manusianya? Namun, tak ada jalan mundur. Pertarungan melawan dewa-dewa terjadi dengan kekuatan yang mengguncang langit dan bumi. 5. Akhir yang Menggantung Setelah mengalahkan dewa utama, sang pemuda berdiri di atas takhta kosong. Namun, dia menolak memerintah. Sebaliknya, dia menghancurkan takhta itu, menyebarkan kekuatan dewa ke manusia lain, menciptakan dunia baru tanpa takhta dan kekuasaan absolut. Namun, ini juga membuka pintu untuk kekacauan baru—dan mungkin, kegelapan yang lebih besar. --- Tema Utama Pemberontakan Melawan Kekuasaan Absolut Cerita ini berfokus pada perjuangan melawan sistem yang mapan dan sewenang-wenang. Manusia vs Dewa Pertanyaan tentang batas antara manusia dan dewa, serta apakah kekuatan absolut membuat makhluk kehilangan hati nurani. Kekuatan dan Harga yang Harus Dibayar Tokoh utama harus menghadapi pertarungan batin antara menggunakan kekuatan untuk keadilan atau menjadi monster yang sama dengan yang ia lawan. Pengkhianatan, Persahabatan, dan Perjuangan Sepanjang perjalanan, hubungan antar karakter akan diuji oleh pengkhianatan dan pengorbanan. Akhir yang Reflektif dan Menggantung Setelah semua konflik, tidak ada akhir yang mutlak. Apakah kehancuran dewa-dewa membawa dunia baru yang lebih baik, atau hanya menciptakan kekacauan yang lebih besar?
Yumin_pg · 2.2K Views

Kilau yang Terlambat

“Kilau yang Terlambat” adalah kisah perjalanan emosional seorang remaja perempuan bernama Nara yang tumbuh dari pengalaman pahit dari bahan ejekan menjadi sosok yang bersinar, penuh keberanian, dan akhirnya menemukan cinta sejati. Cerita dimulai dengan gambaran Nara sebagai sosok tertutup dan tidak menonjol di SMA nya. Ia sering diejek karena penampilannya yang dianggap ‘ketinggalan zaman’. Di balik diamnya, Nara menyimpan luka mendalam akibat perlakuan teman-temannya, termasuk sikap masa bodoh Rey, teman sekelasnya yang populer dan diam saat ia dibully, kadang juga ikut-ikutan. Tapi itu dua tahun yang lalu sebelum dia pindah sekolah di kelas 7 karena sudah tidak nyaman, kini ia kembali di kelas 9. Suatu hari, sekolah mengadakan program mentoring antar siswa, dan Nara secara tak terduga ditunjuk sebagai mentor untuk adik kelas yang juga mengalami perundungan. Dari sinilah titik balik Nara dimulai. Ia mulai berinteraksi lebih banyak dengan orang lain, terutama dengan sahabatnya, Rina, dan lambat laun membuka diri terhadap perubahan. Ia mulai merawat diri, bukan untuk membalas ejekan, tapi sebagai bentuk penghargaan terhadap dirinya sendiri. Perubahan ini menarik perhatian banyak orang, termasuk Rey. Rey yang dahulu pasif, mulai menyadari ketulusan dan kekuatan Nara. Ia tertarik bukan karena penampilan Nara yang berubah, melainkan karena karakter dan keberaniannya. Namun, Rey diliputi rasa bersalah atas sikap acuhnya di masa lalu. Hubungan mereka perlahan berkembang, diawali dari kerja kelompok, percakapan ringan, hingga perhatian kecil seperti memberi teh saat Nara kelelahan. Dalam proses ini, Rey berusaha menunjukkan perasaannya tanpa tergesa. Ia memberikan Nara gantungan kunci bunga matahari sebagai isyarat pertama. Lambat tapi pasti, perasaan mereka tumbuh. Nara yang dulunya takut ditertawakan, kini mulai berani merespons dengan senyuman dan kehangatan. Konflik batin juga muncul ketika masa lalu datang menghantui Nara—teman-teman yang dulu mengejeknya kini bersikap berbeda karena ia telah glow-up. Tapi Nara tahu, kilau yang ia punya sekarang bukan berasal dari penampilan, melainkan dari penerimaan diri dan keberanian untuk berubah. Menjelang akhir cerita, acara perpisahan sekolah menjadi titik klimaks. Nara menjadi perwakilan siswa kelasnya dan menyampaikan pidato penuh haru tentang menerima diri dan bangkit dari luka. Setelah acara, ia dan Rey bertemu di taman belakang sekolah, tempat di mana banyak kenangan masa lalu tersimpan. Di sana, Rey akhirnya menyatakan perasaannya dengan kalimat sederhana namun dalam. Ia memberi kalung dengan liontin bunga matahari sebagai simbol dari cintanya—bukan cinta yang lahir karena penampilan, tapi karena cahaya dalam diri Nara. Nara menerima perasaan itu. Bukan hanya karena ia menyukai Rey, tetapi karena ia telah berdamai dengan dirinya sendiri. Ia tidak lagi mencari validasi dari orang lain, karena kini ia tahu—ia berharga. Cerita diakhiri dengan momen kembang api saat perpisahan, simbol dari kebahagiaan, keberhasilan, dan cinta yang tumbuh perlahan. Rey dan Nara berdiri bersebelahan, bukan hanya sebagai pasangan, tapi sebagai dua individu yang telah saling menyembuhkan. Kilau yang Terlambat bukan sekadar kisah romansa remaja, tapi perjalanan mendalam tentang harga diri, penyembuhan luka batin, dan kekuatan untuk terus maju meski sempat terjatuh. Ini adalah kisah untuk siapa pun yang pernah merasa tidak cukup, untuk mereka yang pernah dihina, dan bagi yang masih berjuang untuk bersinar di tengah gelapnya dunia.
Zelora · 2.1K Views

L'ultima Guerra: First Branch

Aeternis, sebuah dunia yang diliputi keajaiban dan teka-teki, kini perlahan melangkah ke ambang kehancuran. Sesuatu yang tak terbayangkan dengan pasti bangkit dari kegelapan dunia, membawa kekeringan pada tanah yang mereka injak dan kehancuran pada setiap kehidupan yang mereka sentuh. Organisasi rahasia yang menyembunyikan identitas mereka, Voo'dvelthar memburu sesuatu yang mereka sebut "Kepingan yang Hilang"—fragmen kuno yang dipercaya memiliki kekuatan untuk membangun ulang dunia, namun dengan harga yang tak seorang pun ketahui. Di benua selatan, Kerajaan Mortisvale menjadi buruan pertama dari organisasi rahasia ini. Kekacauan melanda tanpa ampun, menghujani tanah itu dengan darah dan air mata. Perjuangan Afanas Anastasius, putra sulung raja Mortisvale, bersama Lucian, seorang elf dengan hati yang terluka dan Lucius, seorang ahli pedang dengan rahasia masa lalu. Mereka bertiga mati-matian memperjuangkan tanah mereka, melindungi penduduk, sekaligus menjaga "Kepingan yang Hilang". Namun, tanpa kehadiran Vlad Anastasius, putra bungsu yang hilang dari Mortisvale, perjuangan terasa begitu berat, bagai memanjat tebing tanpa ujung. Semakin mereka melangkah ke dalam konflik, semakin nyata pula bahwa Voo'dvelthar bukanlah satu-satunya ancaman. Sesuatu yang jauh lebih tua dan tak terkatakan mulai menampakkan wujudnya—sebuah kekuatan yang melampaui logika, bahkan melampaui sihir yang mereka kenal. Di hadapankan pengkhianatan yang menyakitikan, pertarungan yang menghancurkan, tangisan pilu, dan secercah kebahagiaan singkat, para pejuang akhirnya di hadapkan pada kebenaran yang mengerinkan. Saat kiamat perlahan menjadi kenyataan, satu pertanyaan tersisa menggantung bagai bayangan Mortisvale: Apa yang terjadi jika takdir benar-benar dihapus? Apakah kebebasan sejati atau kehancuran abadi di balik semua ini? Pada akhirnya, sebenarnya apa yang membuat dunia ini layak untuk diperjuangkan?
nyxriddle · 3.8K Views

Sisi Gelap Cinta

“Sisi Gelap Cinta” menceritakan kisah Arga, seorang siswa SMA yang awalnya biasa saja, hingga pertemuannya dengan Sabrina—gadis pendiam yang menyimpan luka dalam keluarga membuat hidup Arga berubah. Hubungan mereka yang awalnya manis berkembang menjadi cinta yang penuh perjuangan dan pengorbanan. Namun, semua mulai hancur ketika ibu Sabrina meninggal dunia secara tiba-tiba. Dalam keterpurukan, satu-satunya tempat bergantung bagi Sabrina hanyalah Arga. Tapi tak lama kemudian, Sabrina justru diambil oleh kakaknya ke luar kota. Kepergiannya begitu mendadak, meninggalkan Arga hanya dengan sepucuk surat penuh kenangan dan luka. Kecewa, Arga berubah drastis. Ia menutup diri, menjadi dingin, dan jatuh ke dunia kekerasan bersama Zayne dan Bayu, dua sahabatnya yang juga menyimpan luka hati. Tawuran menjadi pelarian, dan balas dendam pada cinta menjadi kesenangannya—Arga mulai mempermainkan hati banyak gadis, bahkan nyaris melewati batas. Namun di tengah kegelapan itu, muncul kembali Rina—salah satu gadis yang pernah ia permainkan. Berbeda dari yang lain, Rina tetap peduli, bahkan saat Arga penuh luka dan amarah. Rina hadir saat semua orang menjauh, dan perlahan, kehangatannya meruntuhkan dinding kemarahan dalam diri Arga. Meski masa lalu Sabrina masih membekas—apalagi ketika ia mengirim foto bersama pacar barunya—Arga mulai berubah. Rina selalu menjadi alasan Arga menahan diri. Satu kalimat sederhana dari Rina: “kalau kamu ikut mereka, aku gak akan senyum lagi buat kamu”, menjadi tamparan lembut yang mengubah arah hidup Arga. Di akhir cerita, Arga dan Rina berjalan bersama di jalan yang terang—meninggalkan sisi gelap cinta yang dulu menghancurkannya, menuju kehidupan yang baru, di mana cinta bukan lagi luka, tapi tempat pulang.
Zelora · 2.5K Views

Bayang Luka Sang Mafia

Prolog — Luka di Antara Senyap Darah mengalir di lantai marmer yang putih mengilap, membentuk jejak samar menuju pintu kayu besar yang tertutup rapat. Bau mesiu masih menggantung di udara, bercampur dengan aroma khas logam dan kematian. Di tengah ruangan itu, seorang pria berdiri tegap dengan setelan jas hitam yang kini ternoda oleh cipratan merah. Matanya kosong, dingin, namun di balik pandangannya yang kelam, ada sesuatu yang tak bisa disembunyikan—kesedihan yang membatu. Adrian Valesco. Nama yang membuat gemetar bahkan para mafia paling bengis sekalipun. Ia adalah bayangan yang tak diinginkan siapa pun, pemilik dunia gelap yang dipenuhi kekuasaan dan rasa takut. Namun tak satu pun dari mereka tahu: kekejamannya bukan sekadar ambisi, tapi pelindung bagi luka yang tak pernah sembuh—luka yang membentuk siapa dirinya sekarang. Sampai suatu malam, seorang gadis biasa bernama Naya Anggraeni—dengan mata bening dan suara lembut seperti senja yang pulang—datang bagai badai sunyi ke dalam hidup Adrian. Tanpa ampun, tanpa sengaja, tanpa tahu apa yang menunggunya. Naya bukan siapa-siapa di dunia tempat Adrian hidup. Ia bukan bagian dari permainan kekuasaan, bukan bidak dalam perang berdarah. Tapi justru itulah alasan kenapa ia menjadi pusat semuanya—cahaya di tengah lorong gelap yang hampir membuat Adrian lupa bagaimana rasanya hidup. Cinta mereka tidak pernah dimaksudkan untuk tumbuh. Dunia terlalu kejam untuk kelembutan. Tapi ketika cinta tumbuh di tanah yang penuh darah dan dendam, ia berubah menjadi sesuatu yang tak bisa dihentikan. Ini adalah kisah tentang luka yang tak terlihat, tentang cinta yang melawan logika, dan tentang dua jiwa yang saling mencari di tengah kehancuran. Dan seperti semua cerita tentang mafia dan cinta, kisah ini berakhir dengan darah… atau harapan. ---
Ajeng_Septya · 829 Views

LINGKARAN BIRU TIANXU

Sinopsis Di dunia modern yang biasa-biasa saja, Duan, seorang pemuda berusia 23 tahun yang hobi membaca novel fantasi dan sedikit pemalas, tiba-tiba terseret ke alam semesta paralel setelah tertidur di sofa sambil membaca novel LitRPG favoritnya. Ketika membuka mata, ia mendapati dirinya terbangun di tepi hutan yang dipenuhi kabut, dengan retakan ruang angkasa menggantung di langit dan suara gemuruh monster yang keluar dari dungeon terdengar di kejauhan. Dunia baru ini, yang dikenal sebagai Tianxu, adalah tempat di mana manusia bertahan hidup dengan menjadi pejuang kultivasi, melawan ancaman dari retakan luar angkasa dan dungeon yang muncul secara acak. Duan tidak hanya harus beradaptasi dengan kerasnya dunia ini, tetapi juga dikejutkan oleh munculnya layar transparan biru di hadapannya—sebuah Sistem yang hanya ia miliki. Sistem ini memungkinkannya mengatur statistik seperti kekuatan, ketangkasan, dan energi spiritual, serta memilih keterampilan unik. Namun, Duan segera menyadari bahwa sistem hanyalah alat bantu—kekuatan sejatinya terletak pada kultivasi, sebuah seni kuno yang membutuhkan kesabaran, kerja keras, dan pemahaman mendalam tentang dunia. Di Tianxu, tingkat kultivasi seorang pejuang ditandai oleh lingkaran berwarna di punggung mereka: Putih untuk Pemula, Hijau untuk Dasar, Biru untuk Menengah, Merah untuk Tinggi, dan Emas untuk Puncak. Setiap kenaikan tingkat menambah lingkaran baru, menjadi simbol prestise dan kekuatan. Duan memulai dari nol, tanpa lingkaran, di dunia yang penuh dengan pejuang berpengalaman, klan-klan kuat, dan misteri retakan luar angkasa yang tampaknya terhubung dengan keberadaannya. Bersama teman-teman baru yang ia temui—seorang seniman bela diri jenius yang sombong, seorang tabib misterius dengan masa lalu kelam, dan seorang gadis petualang yang ceria namun ceroboh—Duan menjalani petualangan yang penuh drama, tawa, dan pertumbuhan.
putra_dewa · 3.6K Views
Related Topics
More