Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Puisi Tema Kehilangan

A Música do Meu Coração

> Suzuki Yuujin perdeu seus pais e passou a viver uma vida mais complicada ao lado de sua irmã, Suzuki Misaki. Agora, eles moram com a tia, Suzuki Emi, e foram matriculados em uma nova escola, sendo forçados a se adaptar a uma nova realidade. Em meio a tantas mudanças, Yuujin conhece Shizukamy Aoki, um garoto de 14 anos apaixonado por música, que rapidamente se sente à vontade ao lado do mais velho. A história gira em torno da construção da relação entre Yuujin e Aoki, da adaptação à nova vida e também dos dilemas pessoais de Misaki. Aoki, dois anos mais novo que Yuujin, é divertido, canta, é alegre e sempre carrega um sorriso no rosto — ainda que por trás disso esconda diversos problemas familiares. Yuujin tem 16 anos. É mais alto, com um corpo atlético, e mantém uma postura fechada e séria. Desde a perda dos pais, parece cada vez mais distante das pessoas, como se criasse barreiras para se proteger. Misaki, por outro lado, é espontânea e extrovertida. Gosta de conversar, mas detesta tocar no assunto dos pais, pois a saudade a consome silenciosamente. Por isso, prefere sorrir e evitar o tema, como forma de defesa emocional. A tia Emi, com apenas 26 anos, teve que assumir responsabilidades cedo. É uma mulher gentil, sociável, e ama seus sobrinhos profundamente — mesmo sentindo o peso de cuidar de dois adolescentes sozinha. Vindo de Osaka para Tóquio, Yuujin e Misaki sentem o impacto da mudança, principalmente no custo de vida, que é tema recorrente nas conversas entre eles. Para ajudar em casa, Yuujin arruma um pequeno emprego, já que o salário da tia é suficiente apenas para ela. Com duas bocas a mais para alimentar, o esforço do jovem se torna essencial.
Breno_Furcillo · 170 Views

Night Shift at the Konbini

Trabajar de noche en un Konbini es una basura, luces fluorescentes que parecen convulsionar de aburrimiento, clientes borrachos, café frío y una compañera de turno que parece salida de un doujinshi mal escrito. Aoi, una mocosa con collar de perro y sonrisa de tiburón, que debería estar muerta pero en vez de eso, no deja de molestarme con sus estupideces. ¿Lo peor? Entre discusiones sobre fetiches, combos suicidas, tormentas que parecen el fin del mundo y venderle basura a personas que parecen fantasmas, empecé a darme cuenta de algo: odio este trabajo, odio mi vida... y la odio a ella, pero tal vez, no la odio tanto como debería. Mierda. ADVERTENCIA DE CONTENIDO SENSIBLE Esta historia aborda temas como el suicidio, la depresión, el acoso y la salud mental de forma directa. Se utiliza humor oscuro, lenguaje sarcástico y crudo para explorar estos temas, lo que podría considerarse insensible para algunas personas. Si este contenido puede afectarte, considera leer con precaución. HISTORIA SEMI-LINEAL Esta obra es episódica: cada capítulo funciona como una historia independiente por lo que puedes leerlos en el orden que prefieras, pero se recomienda seguir el orden de publicación para apreciar el desarrollo de los personajes principales. EDAD RECOMENDADA Esta novela ligera está dirigida a un público mayor de 16 años. Contiene situaciones, lenguaje y temas que pueden no ser aptos para menores de edad. DERECHOS DE AUTOR Night Shift at the Konbini es una obra original. Tanto la historia como los personajes que aparecen en esta, están protegidos por los derechos de autor por lo que queda prohibida su venta, distribución, traducción o adaptación total/parcial sin autorización escrita del autor.
Lightnight2nd · 6.1K Views

SUKMA BUMI : BUKU I - Dunia Yang Tak Pernah Kita Minta

Deskripsi Cerita: Sukma Bumi: Buku I – Dunia yang Tak Pernah Kita Minta Genre: Dark Fantasy, Drama Filosofis, Adventure, Mystery/Mythpunk, Political Allegory Tone: Gelap, puitis, dan eksistensial, kisah ini meresapi konflik ideologis dan emosional yang mendalam. Atmosfernya membangun dunia yang memudar antara kenyataan dan mitos, di mana tidak ada pahlawan sejati—hanya jiwa-jiwa yang terluka mencari makna dalam reruntuhan. Sinopsis Utama: Dalam dunia Ranadipa yang menolak takdir, dan bumi yang menyimpan luka purba, sekelompok jiwa terjebak di antara kehancuran dan kemungkinan. Ribuan tahun lalu, Sihir Leluhur yang menyinari Ranadipa menghilang, meninggalkan jejaknya hanya dalam naskah kuno dan dongeng terlupakan. Kini, Sukma Bumi—kesadaran purba dunia—mulai retak, dan pertarungan bukan lagi antara baik dan jahat, melainkan antara apa yang pantas dan apa yang pernah diyakini. Brama Aksatara, anak dari garis darah yang hilang, dibesarkan di Lembah Luput, sebuah desa terpencil yang tak dikenal kekuasaan. Ia tak tahu siapa dirinya—hanya bahwa dunia ini tak pernah terasa seperti rumah. Ketika keruntuhan mulai terasa—dari bangkitnya Ragaswana, sosok reinkarnasi pengkhianat purba, hingga invasi brutal Gurnaka dari Dinasti Raksa Gunung—Brama tak punya pilihan selain berjalan menuju pusat kehancuran: Altar Sukma Bumi, tempat roh dunia terikat. Bersama Anindya Kiranamaya, putri bangsawan dengan darah murni Adikara yang mampu membuka rahasia bumi; Sekarwangi, eks-bangsawan Adikara yang tenang namun penuh rahasia dan pelindung sejarah kelam; serta tokoh-tokoh lain yang tak pasti niatnya seperti si kembar Liyan dan Kalasuta dari suku Garbanan, Brama menapaki jalan panjang. Perjalanannya bukan tentang menyelamatkan dunia, melainkan menyelami apakah dunia ini layak diselamatkan. Namun, saat kekuatan gelap yang lebih tua dari legenda mulai bergerak—Bayangkalpa, entitas tanpa bentuk dari luar batas kesadaran—mereka semua harus menjawab satu pertanyaan mendasar: Jika dunia bisa dibangun ulang, atas dasar apa ia harus didirikan? Tema Besar: * Kebenaran Tidak Absolut, tapi Konsekuensial: Cerita ini menantang gagasan tentang kebenaran tunggal, menunjukkan bahwa setiap ideologi memiliki konsekuensi yang jauh melampaui niat awalnya. * Dunia Tidak Selalu Butuh Diselamatkan—Kadang Hanya Butuh Diubah: Pertanyaan sentral yang menggantung adalah apakah intervensi manusia, bahkan dengan niat baik, benar-benar bermanfaat bagi dunia yang memiliki kehendaknya sendiri. * Mitologi Sebagai Penjara atau Jendela: Legenda dan sejarah kuno bisa menjadi belenggu yang mengikat masa kini, atau kunci untuk memahami dan mungkin membentuk masa depan. * Setiap Ide Besar Mengorbankan Manusia Kecil: Cerita ini mengeksplorasi harga yang harus dibayar oleh individu, terutama yang lemah, demi visi besar atau ideologi para pemimpin. * Tidak Semua Kelahiran adalah Harapan—Kadang Ia adalah Kutukan yang Tertunda: Mempertanyakan gagasan tentang kelahiran dan penciptaan, menunjukkan bahwa awal yang baru bisa membawa beban atau kehancuran yang lebih besar.
D_SOE · 1.5K Views
Related Topics
More