Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Kepala Buntung Seram

Sistem Evolusi Kekosongan

5 tahun yang lalu, Bumi mengalami sebuah kejadian yang sekarang dikenal sebagai “Kebangkitan Dunia”. Pada saat itu, dunia berubah sepenuhnya. Mana bangkit di dunia, gerbang mulai terbuka, dan layar holografik muncul di depan mata setiap manusia yang menjelaskan “status” mereka. Setiap individu diberi bakat untuk memulai, mulai dari kemampuan sederhana seperti penglihatan yang tajam hingga hal-hal fantasi yang luar biasa seperti pyrokinesis. Dan di antara berbagai macam kemampuan tersebut, Damien membangkitkan afinitas spasial dengan keterampilan “teleportasi jarak pendek”. Awalnya, dia sangat bersemangat, memikirkan tentang pertarungan intens dan memperoleh kekuatan besar, tetapi kenyataan dengan cepat mematahkan harapannya. Kemampuan dirinya hanya bekerja dalam area 10 meter di sekitarnya, dan statistik fisiknya sangat lemah, membuatnya cepat lelah setelah menggunakan kemampuannya beberapa kali. Kecewa dengan kelemahannya, Damien menjalani kehidupan yang tenang dengan melakukan apa saja yang bisa untuk memenuhi kebutuhan, hingga suatu hari, segalanya berubah. Damien dikhianati dan dilempar ke dalam gerbang, dibiarkan untuk bertahan hidup di sebuah labirin makhluk buas. Ada sesuatu yang patah dalam dirinya pada hari itu. Dia menolak untuk tetap lemah dan terus menundukkan kepala. Ketika dia muncul dari kegelapan, dia mendapati dirinya di dunia baru tanpa tahu bagaimana cara kembali ke Bumi. Namun, dia bukanlah anak yang sama seperti saat dia pertama kali jatuh.
Crocs_is_Dead · 41.9K Views

Desire欲望 (Terjemahan Indo)

"Alpha level S sedang hamil!" Si cantik berdada hitam, bertutur kata lemah, suka menipu, yang berpura-pura lemah (gong) VS si playboy genit, yang yakin betul bahwa dirinya yang paling atas (shou). Sheng Shaoyou bertemu dengan tipe idealnya-seekor anggrek putih kecil yang cantik dan memikat bernama Hua Yong-di tempat musuh bebuyutannya. Ia ingin memetik bunga yang rapuh ini, menaruhnya di dalam vas, dan menyembunyikannya di rumah. Namun, tanpa ia sadari, 'anggrek putih yang tampak lembut' ini bukanlah bunga biasa-ia adalah Anggrek Hantu yang langka dan mulia, berwarna gelap dan misterius. Di sebuah jamuan makan, Sheng Shaoyou, seorang Alpha tingkat S yang terhormat, dibius dan diserang seolah-olah dia adalah seorang Omega. Kelenjarnya digigit dan terluka. Memanfaatkan kesempatan itu, Sheng Shaoqing, seorang anak haram yang telah lama mendambakan posisi Sheng Shaoyou, menyerangnya. "Anggrek putih" yang tampak lembut itu diam-diam menarik kembali senyumnya yang lembut. Keindahan yang berseri-seri dan menawan itu tiba-tiba berubah tajam dan menyeramkan. "Selama ini aku bersikap sopan padamu karena kau adalah saudara iparku. Namun, kau berani mengincar nyawa Tuan Sheng dan bahkan merusak kelenjarku. Meskipun akan segera sembuh, itu sangat menyakitkan-" "-Jadi, Shaoqing, kamu dalam masalah besar sekarang." **** Enigma yang berpura-pura menjadi Omega (gong) X Alpha (shou) (Enigma = misteri ≈ lebih kuat dari Alpha, mampu menandai siapa pun, termasuk Alpha lainnya, dan merupakan puncak tertinggi.) Cos0=1. Tidak ada konflik atas peran; siapa pun yang menjadi Alpha akhirnya akan menempati posisi terbawah. Peringatan : Keindahan akan selalu menjadi yang teratas. Si cantik yang menipu (gong) dipadukan dengan si genit (shou). Karena tidak ada cerita pembangunan dunia ABOE (Alpha, Beta, Omega, Enigma) yang ditemukan, penulis memutuskan untuk membuatnya sendiri.
YZ_Asykiaa_217 · 80 Views

The Guardian of Dark Night

Duan Holster 24 tahun berambut hitam dan mata hitam seorang mahasiswa tingkat akhir yang tinggal bersama neneknya. Duan bekerja sebagai penjaga toko, setelah mengakhiri kelas, setiap siang hari hingga malam, Duan bekerja selama 10 jam. Pada suatu hari Sebuah serangan terjadi dalam serangan pada toko tempatnya bekerja, tiga perampok datang ke tokonya, satu dari jauh menodong pistol, dua orang mencoba mendekat dengan salah satunya membawa pisau. "Beri semuanya atau mati" Rampok meminta. "Tolong tenang, ambil saja ini semua". Sepertinya pekerjaan ku berakhir disini pikir Duan. Pria terakhir mencoba mengambil uang dalam penyimpanan. "Minggir jangan melakukan apapun" Pach!!, sebuah pukulan mendarat di pipi Duan dan Dia terlempar membenturkan kepala belakang mengenai meja kasir di belakangnya. 'Sial ambil saja tidak usah memukul' pikir Duan dalam benaknya. Duan berdiri dengan sedikit linglung, pria yang membawa pisau mencoba menusuknya, Duan menghindarinya ke kanan menyerempet lengan kirin, Duan memposisikan kaki kanannya ingin maju ke depan tapi merasakan bahaya, Dia melompat mundur dan dan suara bang bang kaca disamping Duan sebelum pecah. Duan dengan reflek langsung menunduk 'Sial kenapa bergerak sih' mereka waspada terhadap perlawanan Duan. Duan memberi sarat dengan mengangkat dua tangan keatas mencoba berdiri untuk menyerah tapi di abaikan oleh pria membawa pisau. Wuss wuss wuus, tiga tusukan yang cepat dilakukan ke arah dada nya. 'uhh!!!' tusuk terakhir mengenai ulu hati dan suara pistol meletus 'bang! bang!' peluru mengenai kepalanya dan Duan terjatuh terkapar dengan wajar menghadap lantai, darah mulai membanjiri area tersebut. Delapan detik sebelum kematian kenangan terlintas dalam pikirannya 'aku tidak memiliki banyak kenangan indah untuk dibawa mati' Dia yang di besarkan oleh neneknya saja yang tidak memiliki teman seorang pun karena terlalu lusuh. Setelah kegelapan pun datang di pikirannya dan Duan mati, setelah beberapa waktu berlalu, Dalam kegelapan Duan Merasakan hangat. Matanya terbuka!!!
Nugo8588 · 1.9K Views

Asralux Pahlawan Dari Kegelapan

Asralux: Pahlawan dari Kegelapan Episode 1 – "Yang Dibuang" By Bagas D --- Langit mendung menggantung muram di atas Akademi Pahlawan Arkhaya, tempat para calon penyelamat bangsa digembleng dan dilahirkan. Hari ini adalah hari kelulusan. Hari penuh sorak-sorai. Tapi tidak baginya. Di tengah lapangan besar yang dikelilingi pilar-pilar emas, Ardan berdiri dengan kepala menunduk, tubuhnya penuh luka, pakaiannya compang-camping, dan kedua tangannya gemetar memegang selembar kertas lusuh. Sementara teman-teman seangkatannya berdiri dengan penuh kebanggaan, mengenakan jubah pahlawan dan menerima simbol kehormatan, Ardan hanya berdiri sendiri—dalam diam dan kehinaan. > “ARDAN.” Suara keras sang Kepala Dewan menggema dari podium. Semua perhatian langsung tertuju padanya. > “Nilaimu... adalah yang TERENDAH dalam sejarah akademi kami.” “Tidak hanya gagal. Kau memalukan.” Riuh rendah tawa dan bisikan menyakitkan menyeruak. > “Dia tuh? Yang dulu katanya latihan tiap malam? Hah!” “Mana sekarang tekadmu itu, Ardan?” Ardan hanya diam. Tapi dalam dadanya, ada yang terbakar. Luka demi luka yang tak terlihat di tubuhnya, tapi mengoyak jauh lebih dalam: harga diri. Lonceng besar berbunyi. Sebuah kristal kehormatan dilemparkan ke arah kakinya. Retak. Pecah seperti mimpi-mimpinya. > “Mulai hari ini, namamu dihapus dari catatan kami. Kau bukan lagi calon pahlawan. Kau… dibuang.” --- Senyap. Bahkan angin pun seolah menolak menyentuhnya. Ardan memungut kristal yang retak itu. Darah menetes dari telapak tangannya yang terluka. Tak ada tepuk tangan. Tak ada air mata. Tak ada siapa pun yang berdiri untuknya. > “Apa artinya jadi kuat… jika tak ada yang melihat?” “Apa gunanya semua latihan malam, semua luka, semua keyakinan… kalau ujungnya aku tetap dianggap gagal?” Ia melangkah pergi melewati gerbang Akademi. Setiap langkahnya seperti membelah dunia. Orang-orang menatapnya dengan jijik. Seorang anak kecil melempar batu kecil ke arah kakinya. Ibunya langsung menarik si anak menjauh. > “Jangan dekat-dekat! Dia buangan!” “Katanya dia gagal jadi pahlawan, bahkan tak bisa angkat pedang dengan benar!” Ardan berjalan terus. Tak ada tempat untuknya di balik dinding emas Akademi. Tak ada tempat untuk orang seperti dia—orang dengan tekad tapi tanpa nama. --- Di kejauhan, seorang perempuan berkerudung hitam berdiri di atas menara. Matanya bersinar redup. Ia memperhatikan langkah Ardan dengan seksama. > “Akhirnya… matahari telah jatuh ke bayang-bayang.” “Dan dari kegelapan… lahirlah cahaya baru.” --- Senja tiba. Ardan duduk di atas tebing, melihat ke arah kota Arkhaya yang indah dari kejauhan. Langit berubah merah, seperti simbol perang batin dalam dirinya. Tangannya masih berdarah memegang pecahan kristal. Tapi dia tak melepaskannya. Karena itulah satu-satunya bukti bahwa ia pernah mencoba. Bahwa ia belum selesai. > “Jika dunia tak menginginkanku… aku tak akan memohon diterima.” “Aku tak perlu jadi cahaya mereka… Aku akan jadi cahaya dalam kegelapan.” “Dan saat mereka memohon pertolongan… biarlah bayangan yang menjawab.” --- [TO BE CONTINUED]
Bagas_Dwi_0738 · 304 Views
Related Topics
More