Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Biodata Atta Halilintar

My Sandbox God Summoned Me To The Game. What do i do?

Fastpaced novel made to give people a lore to read without professionalism Not that good at english, but if you find anything wrong, say it. And i will be happy to rectify Synopsis: World Creation: Sandbvox, the revolution of the decade. It was a god simulator stacked with many features and options for you to create and customize as you wished, including the ability to design and enchance your own creatures. But what made this game's experience wasn't any of those features, it was it's AI, it's so misterious out of league Log Reading AI But it wasn't just any AI that just narrated the events on the planet. It was an AI that knew english, and knew how to writte, and well! It had the capacity to gather the informations of the game and generate long, well described logs, telling long, detailed, coherent stories It was to such an extent, that people started making a living out of only taking good care of their worlds and uploading their AI logs on their blogs. And among those people was Atta. Atta was a genius failed programmer that worked at a convenience store and constantly contributed to the game's community, coding and modding it everytime he could. Adding new powers, features and addons to the log reading AI itself. He even created a version of it to himself, that acted as a mob in the game! Atta was so cleaver on his way to program, and did it so smartelly and efficiently, that it surpassed the realm of skill and reached the level of super power! A power so strong, that defied the laws of living, matter and non-matter. And after a whole night programming a new power to his Log Reader. Something unnexpected happened. "Hey Your majestyyyy, i think the demon forces are messing the mortal realm again..." What a head ache huh?
Eu_Mesmo_7784 · 13.1K Views

Love trap for you!

"Persiapkan diri kalian untuk menikah, besok! Nanti malam Papa akan menemui Tomi untuk membahas pernikahan kalian. Papa tak habis pikir, bagaimana semua ini bisa terjadi?!" Gelegar! Ucapan Herman bagaikan halilintar yang menyambar diri Alina. Membuat tubuhnya terdiam kaku. Bagaimana tidak? Rencana pernikahannya dengan Abas saja masih membuatnya ragu. Padahal mereka berdua sudah bertunangan selama dua tahun. Namun kini, hanya dengan kesalahpahaman yang terjadi semalam, ia justru harus menikah dengan lelaki yang tidak ia sukai. Lelaki yang seharusnya menjadi adik iparnya, kini justru menjadi calon suaminya. "Om, Tante. Ini tidak seperti yang kalian bayangkan. Ini semua salah paham! Ini semua tidak benar. Tidak ada yang terjadi diantara kami. Jadi pernikahan ini tak perlu dilakukan ..." "Bagaimana kalau Lo hamil?" belum selesai Alina menyelesaikan kata-katanya. Rimba sudah lebih dulu menyela. Membuat gadis terkesiap. "Apa maksudmu?" tanya Alina seperti orang bodoh. Otaknya yang biasanya selalu necer dan cerdas kini seperti blank. Bahkan ia sendiri masih sulit mencerna situasi yang sedang ia hadapi saat ini. Niat hati Alina hanya ingin memberikan obat untuk tunangannya. Ia datang ke rumah keluarga Yudha Tama setelah menerima pesan singkat dari Abas. Anehnya dia tidak bertemu dengan Abas melainkan Rimba. Entah apa yang terjadi padanya? Hingga pagi harinya, keluarga Yudha Tama memergoki ia yang tidur satu ranjang dengan Rimba. Tidur? Ya hanya tidur saja. Alina yakin tidak terjadi sesuatu antara mereka berdua. Ia cukup dewasa untuk membedakan makna kata 'tidur' dari dua sudut pandang yang berbeda. Namun kenapa lelaki yang berada di sampingnya ini begitu ngotot. Jika telah terjadi sesuatu di antara mereka. Apalagi pria itu mengucapkan kata Hamil? Oh ayolah ... menikah saja Alina masih ragu, apalagi sampai memiliki anak. Alina menoleh ke arah Abas, tunangannya. Abas menatap dengan tatapan penuh amarah. "Alina! Teganya kamu membalasku seperti ini?! Kenapa harus dia? Kenapa harus adikku?" Abas menggebrak meja dengan keras dan hendak menghampiri adiknya. Akan tetapi, seruan dari sang Papa menghentikan niatnya. Alina yang terkejut. Menundukkan kepalanya. Tak pernah terbesit sedikit pun di hati Alina, untuk membalas penghianatan Abas padanya. Walau sudah berulang kali pria itu menduakannya, Alina tetap mencintai Abas dengan cintanya yang begitu naif. Rasanya ia ingin sekali menghilang saat ini juga. Bertunangan dengan sang kakak, namun terjebak dengan sang adik. Sebenarnya permainan apa yang sedang terjadi di antara ketiganya. Siapa dan bagaimana kisah ini terjadi? Akankah Alina tetap melanjutkan pernikahan yang dadakan ini. Atau kembali kepada Abas yang selalu menduakannya?
desti_anggraini · 15.4K Views
Related Topics
More