The Truth Never (be) Untold
Dibalik Cahaya Seoul — Seoul, Oktober 2014.
Kota ini adalah paradoks: gemerlap lampu neon di Gangnam berpadu dengan kesunyian gang-gang kecil di pinggiran. Di siang hari, mahasiswa elit berjalan dengan tas Gucci dan sepatu Prada, sementara di malam hari, klub-klub malam seperti Eclipse milik Kim Corp menjadi arena hasrat dan intrik. Di tengah hiruk-pikuk ini, kisah tentang cinta, rahasia, dan pengkhianatan mulai terbentuk—sebuah cerita yang tersembunyi di balik senyum dan topeng kemewahan.
The Truth Never (Be) Untold bukan sekadar judul. Ini adalah janji tentang rahasia yang mengikat hati, hasrat yang tak terucap, dan kebenaran yang menunggu untuk diungkap. Setiap karakter membawa luka dan ambisi mereka sendiri, terperangkap dalam jaringan kebohongan yang mereka ciptakan atau warisi. Di Seoul yang glamor ini, tidak ada yang benar-benar seperti kelihatannya.
Seoul, dengan cahayanya yang memukau, adalah panggung di mana hasrat bertabrakan, cinta tumbuh dalam bayang-bayang, dan kebenaran menunggu untuk diucapkan. Ini adalah awal dari sebuah kisah yang akan mengguncang hati, dengan tawa, air mata, dan gairah yang tak terlupakan.