Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Kata Kata Hargai Selagi Masih Ada

Lisan Sang Pencipta

Damar hanyalah seorang bocah kampung polos yang ceria, seringkali dianggap "bodoh" oleh teman-temannya. Hobinya? Cuma ngobrol santai di bawah pohon mangga sambil mengamati dunia. Baginya, setiap gumaman dan celotehan adalah bagian dari keasyikan hidup. Namun, dunia punya rencana lain. Secara aneh, setiap kalimat asal yang terucap dari bibir Damar—entah itu doa iseng untuk uang segunung, harapan agar tukang bakso segera lewat, atau keinginan melihat ayam berparade—selalu menjadi kenyataan. Kampung kecilnya pun mulai dipenuhi keanehan lucu yang tak terduga, dari bakso yang datang di waktu tak terduga, Pak RT yang tertidur berhari-hari, hingga ayam-ayam yang berbaris seperti karnaval. Semua orang heboh, menganggap Damar anak ajaib, sementara Roni dan Tayo, sahabatnya, mulai pusing tujuh keliling mencoba menjaga mulutnya. Tapi kekuatan polos itu perlahan berubah menjadi bencana. Sebuah kalimat tak sengaja membuat salah satu sahabat terdekatnya, Bayu, menghilang dari muka bumi—seolah tak pernah ada. Yang lebih mengerikan, hanya Damar yang masih bisa mengingatnya. Dunia lain, termasuk Roni dan Tayo, merasakan kekosongan yang samar, tapi tak tahu apa yang hilang. Kini, Damar tidak lagi polos. Ia menyadari beban di balik setiap katanya. Dibantu oleh Roni dan Tayo yang kebingungan, Damar harus memulai perjalanan berbahaya mencari jawaban. Petunjuk misterius dari telur ayamnya dan seorang kakek bijaksana yang menyebutnya sebagai "Penutur Bahasa Semesta" membawa mereka ke dunia rahasia di mana kata-kata bisa membentuk atau menghancurkan realitas. Untuk mengembalikan Bayu dari "Ruang Kosong" dan menghentikan kekacauan yang semakin meluas, Damar harus menguasai "Lisan Sang Pencipta" yang ada dalam dirinya. Namun, di setiap langkah, bahaya mengintai. Ada pihak lain yang juga mengincar kekuatan ini, dan mereka tidak akan segan melakukan apa saja untuk mendapatkannya. Akankah Damar berhasil menemukan "Kata Asli" dan menyelamatkan sahabatnya sebelum kekuatan kata-katanya menelan segalanya?
Yusup_M_5997 · 2K Views

Masa Lalu Telah Berlalu, Tak Ada Kebencian Maupun Nostalgia yang Tersisa

Masa Lalu Telah Berlalu, Tak Ada Kebencian Maupun Nostalgia yang Tersisa ###### Pada hari pernikahanku, tunanganku tertangkap basah dengan cinta sejatinya, Lily, di dalam kamar mandi, tubuh telanjang mereka terlihat oleh semua tamu. Hasilnya sudah pasti; pernikahan diganti pengantin wanita saat itu juga. Ayahku mengalami stroke karena syok dan meninggal beberapa hari kemudian. Tak mampu menahan kematian mendadak ayahku dan rumor yang beredar, ibuku melompat dari lantai tiga puluh sebuah gedung tinggi. Selama masa tergelap dalam hidupku, aku mengalami masalah psikologis yang parah. Rylan, adik tunanganku, terus berada di sisiku siang dan malam, menyelamatkanku dari banyak usaha bunuh diri. Butuh waktu dua tahun penuh sebelum akhirnya aku pulih. Pada hari pemulihanku, Rylan menyewa yacht paling mewah di kota, menutupi geladaknya dengan sembilan ratus sembilan puluh sembilan mawar, dan memintaku untuk menikah dengannya. Setelah dua tahun kebersamaan yang konstan, aku sudah lama jatuh cinta pada Rylan. Dengan air mata di mata, aku menerima lamarannya. Pada perayaan ulang tahun pernikahan kami yang kelima, aku membawa hadiah yang telah disiapkan dengan cermat, berharap untuk mengejutkannya. Sebaliknya, aku secara tidak sengaja mendengar percakapan antara dia dan sekretarisnya. "Sudah lima tahun. Demi Lily, aku telah menikahi wanita menjijikkan ini selama lima tahun sekarang. Memikirkan untuk merayakan ulang tahun kami bersamanya nanti membuatku merasa mual." Suara sekretaris itu bergetar: "Mr. Sterling, tolong minumlah sedikit. Jika kata-kata ini keluar di depan istrimu, akan sulit untuk menutupinya." "Dan jika Mrs. Sterling mengetahui bahwa tujuh tahun yang lalu, kami menyewa seseorang untuk melepas tabung oksigen ayahnya..." Rylan tidak menunjukkan kepedulian, bahkan mengenakan ekspresi mengejek. "Demi Lily, aku bersedia melakukan apa saja." "Selain itu, aku sudah menyia-nyiakan seluruh hidupku pada jalang itu."
ManyWriters · 408 Views
Related Topics
More