Lagu Oh Angin Bisikan Padanya

Kamu adalah pasangan jiwa saya, saya tidak akan berbagi kamu dengan siapa pun, bahkan dengan saudara-saudara saya" nada bisikannya terasa seperti gula meleleh di telinga saya. Saya tenggelam dalam aromanya, pikiran saya kacau. Tiba-tiba, saya terbangun dengan terkejut, terengah-engah setelah mimpi basah yang sering saya alami akhir-akhir ini. Myra Miracle, seorang yatim piatu sejak lahir, mengunjungi sahabat masa kecilnya Nora ke Kimberg. Saat dia sedang makan malam dengan Nora dan orangtuanya, dia merasa pusing dan terpesona pada saat yang sama karena alasan yang tidak diketahui. Malam itu, dia bertemu dengan empat pria tampan, memikat, dan memesona yang membuatnya gelisah sepanjang malam. Sejak saat itu, dia mulai mengalami mimpi liar. Mengapa demikian? Mengapa dia begitu tertarik pada saudara-saudara sahabatnya?

SINOPSIS: Setiap malam, Tania mendengar suara aneh dari bawah tempat tidurnya—bisikan lirih yang memanggil namanya, terkadang tertawa, terkadang menangis. Awalnya ia pikir itu mimpi. Tapi ketika suara itu mulai menjawab perkataannya… Tania sadar, bukan hanya dia yang tinggal di kamar itu.

Lin Xuan cuma ingin hidup damai—buka kedai teh, nikmati senja, dan mungkin menikah dengan senior cantik dari Sekte Angin Senja. Tapi takdir berkata lain. Ia dicap sebagai pembawa bencana, diburu sekte besar, dan malah jadi calon wadah reinkarnasi iblis kuno. Di tengah kultivasi berdarah dan duel yang mengguncang langit, Lin Xuan hanya bisa tertawa... meski getir. Apalagi, ada gadis misterius yang bisa membaca pikirannya—menyebalkan setengah mati. Tapi kenapa jantungnya makin sering berdebar? Dunia hampir kiamat. Tapi terkadang, yang paling sulit diselamatkan... adalah hati sendiri.

Di hutan terpencil Bukit Tunduan, satu demi satu nyawa melayang secara misteri. Laporan kehilangan, mayat tanpa wajah, dan jeritan malam menjadi mimpi ngeri penduduk sekitar. Polis diarahkan menyiasat — dan pegawai khas Adam dihantar ke lokasi. Tapi bagi Adam, misi ini bukan sekadar tugas… ia peribadi. Zara, rakan sekolah yang dulu sering bertelingkah dengannya — kini hilang di hutan itu. Mereka pernah benci. Tapi di sebalik benci itu, cinta diam-diam berbunga… yang belum sempat berakar. Semasa operasi menyelamat, Adam mula mendengar bisikan yang bukan dari manusia. Dia menemui lukisan mengerikan, ayat-ayat ghaib diukir atas kulit pokok, dan bayang hitam yang memerhati tanpa suara. Zara ditemui — hidup. Tapi berubah. Dia sering termenung, bercakap dalam tidur, dan tubuhnya mengeluarkan bau aneh. Adam cuba melindunginya… namun semakin mereka mendekati kebenaran, semakin jelas: Zara mungkin bukan lagi sepenuhnya Zara. Dalam keheningan hutan, makhluk itu memanggil. Bukan dengan suara, tapi dengan kenangan, trauma, dan dosa. Dan tidak semua yang hilang mahu diselamatkan. > “Dan janganlah kamu mendekati syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (Surah Al-Baqarah: 208)

Sinopsis: Dahulu, Zhou Liu adalah Penguasa Langit Kesembilan, eksistensi tertinggi yang menguasai Dao Petir Surgawi. Namun, upayanya untuk melampaui batas dan mencapai keabadian memicu murka para Penguasa Langit. Larangan dunia dijatuhkan padanya, dan jiwanya dihancurkan tanpa ampun. Namun, takdir berkata lain. Zhou Liu terlahir kembali di dunia fana, di dalam tubuh seorang pemuda lemah dari Sekte Angin Berbisik. Dengan kekuatan lamanya yang hanya tersisa secuil, ia harus kembali menapaki jalan kultivasi, melawan sekte-sekte besar, menantang langit, dan merobek larangan yang mengurung dunia ini. Bersama Zhou Ling, gadis misterius yang terikat takdir dengannya, ia akan mengungkap rahasia di balik larangan dunia dan melangkah menuju puncak keabadian sekali lagi. Di dunia yang dipenuhi darah, pengkhianatan, dan ambisi… bisakah Zhou Liu melampaui langit dan merebut kembali takdirnya? “Langit boleh melarangku. Tapi aku akan menghancurkan langit itu sendiri.”

“Selama ini...” Suaranya lirih, namun menusuk—bagai bisikan kematian di tengah keheningan malam. “...kalian memaksa kami untuk terus diam.” Matanya menatap tajam ke arah mereka—mata yang dulu penuh luka, kini hanya menyisakan bara. “Memaksa kami menelan ketidakadilan, seakan kami tak punya hak untuk bersuara.” Langkahnya maju. Bayangan tubuhnya memanjang di bawah cahaya remang. Tangan yang dulu gemetar karena takut... kini menggenggam kebenaran yang telah lama dikubur. “Tapi sekarang…” Ia berhenti. Pandangan tak berkedip. Nafasnya tenang, tapi dunia terasa menahan napas. “Biarlah aku yang membuat kalian diam. Bukan untuk sementara... tapi selama-lamanya.” Dentum peluru. Jerit yang tak sempat keluar. Dan dunia pun menjadi benar-benar sunyi.

Dalam dunia yang memburu darahnya, dia memilih untuk mencintai. Merlia Ethoré tidak pernah meminta takdir ini yang menjadi pelindung kepada bayi iblis yang ditakuti seluruh benua. Ketika dunia menginginkan kematian Kael’thar, dia memilih untuk melindungi, bahkan ketika nyawanya sendiri dipertaruhkan. Di sisinya, Kenneth Vinzorye, musuh lama yang pernah menjadi teman masa kecil… kini dibelenggu perintah untuk membunuh anak yang sama. Antara cinta yang tidak diizinkan, rahsia masa lalu, dan bisikan kegelapan yang tak pernah sunyi, mereka berjuang menentang takdir yang mahu memisahkan. Kerana tidak semua iblis lahir dari kegelapan. Dan tidak semua manusia bebas dari kutukan.

Terkubur di bawah rumah sewa tua yang berdebu, sebuah buku berbisik pada Elric-dengan suara-suara yang bukan milik dunia ini. Halaman-halamannya menuliskan sendiri kebenaran yang tak pernah dimaksudkan untuk dibaca, mengantar Elric ke dalam bayang-bayang sihir kuno, makhluk yang telah dilupakan sejarah, dan dosa yang tak bisa ditebus. Di tengah mimpi yang hidup dan kenyataan yang retak, Elric mencari jawaban-namun setiap langkah hanya membawa satu pilihan: kewarasan... atau kekuatan yang perlahan menggerogoti jiwanya. Bisikan itu memanggil. Dan Elric telah menjawab.

Tahun 1920. Dunia Kurlas berada di ambang kehancuran. Perang besar melanda berbagai negeri, menyisakan reruntuhan, senjata magitek, dan misteri konspirasi di balik tirai kekuasaan. Jainal, seorang remaja yatim piatu yang dibesarkan oleh dua Sage agung—Sage Elemen dan Sage Magitek—turun dari Pegunungan Barat untuk pertama kalinya. Ia tak memiliki inti sihir, namun menguasai pengendalian elemen dan teknologi magitek yang terlupakan dunia. Dalam perjalanannya, ia menyelamatkan seorang anak kecil dari reruntuhan desa, menyusup ke kota-kota penuh rahasia, dan menemukan jejak perang yang tak wajar—perang yang bukan hanya dipicu oleh politik, tapi oleh sesuatu yang lebih kelam dan kuno. Dengan jubah hitam, senjata tersembunyi, dan busur legendaris Bisikan Angin, Jainal menghadapi dunia yang tak siap menerima kekuatan tanpa asal, kebenaran tanpa restu, dan harapan tanpa nama. Petualang Dunia Kurlas adalah kisah petualangan epik di dunia steampunk-fantasi, penuh intrik, sihir, teknologi, dan perjuangan seorang pemuda yang menolak tunduk pada takdir.

Garbage live a miserable life, he thus wish for a life.. an actual life.. and then everything changed.. he was now in another world...!

"Putih yang Selalu Kesepian" — adalah kisah seorang gadis bernama Snow: pendiam, rapuh, dan terbebani oleh trauma masa kecil yang tidak pernah ia bagikan kepada siapa pun. Ia hidup dalam keheningan, jauh dari kebisingan dunia, hanya dengan satu teman di sisinya: Rose. Rose adalah satu-satunya warna dalam hidupnya… di dunia yang tampaknya tidak mengenal apa pun kecuali hitam dan putih. Namun dunia mengikuti aturannya sendiri—setiap pertemuan harus diakhiri dengan perpisahan. Cepat atau lambat, perpisahan akan selalu datang. Namun… entah bagaimana, aku mulai hidup kembali. Karena sebuah lagu. Sebuah lagu dari laut. Aku tidak tahu siapa yang menyanyikannya, atau mengapa. Namun aku mendengarnya… Apakah hanya aku? Atau ada orang lain... yang juga mendengarnya? Info pembaruan: Bab baru setiap Sabtu & Minggu. Pembaruan tambahan jika aku sedang mood, hehe~ P.S. Aku hanya seseorang yang menulis dari keheningan. Terima kasih telah mendengarkan kesunyianku :D

Langit di atas ibu kota Elvaria tampak mendung, seolah menandai sesuatu yang akan berubah. Petir menyambar jauh di utara, meski suara gemuruhnya masih tertahan oleh angin yang malas berhembus. Di antara deretan gedung batu yang menjulang, langkah seorang pria terdengar pelan namun mantap tidak tergesa, namun membawa tekanan yang tak bisa dijelaskan. ikuti kisah Danny dan Asistennya Lefina akankah membawa perlawanan? *UPDATE SETIAP HARI*

Setelah kehilangan orang tuanya dalam kecelakaan tragis, Nadya pindah ke rumah peninggalan neneknya di sebuah desa terpencil. Rumah tua itu tampak biasa saja pada siang hari, tapi ketika malam tiba, suara-suara dari loteng mulai terdengar—ketukan, bisikan, dan kadang… tangisan. Penduduk desa memperingatkan Nadya untuk tidak membuka pintu loteng, tetapi rasa penasaran mengalahkan rasa takut. Yang ia temukan di atas sana bukan hanya rahasia keluarga… melainkan sesuatu yang seharusnya tetap terkubur selamanya.

Ironford diselimuti kabut dan jelaga, kota tua tempat rahasia berdetak di antara rantai besi dan lentera gas. Di malam Halloween, seorang wanita tanpa masa lalu, Theresa “Tess” Miller datang bukan untuk menari di keramaian bertopeng, melainkan untuk memburu bisikan rencana perang yang tak pernah tertulis. Ia menyusup di antara buruh yang tangannya berjelaga, menelusuri lorong pabrik tua, dan mendengar nama-nama yang hanya diucapkan dengan berbisik. Di balik dinding Ravenmere Steel & Rifles, Tess mencari lebih dari sekadar kertas atau peta. Ia mengejar kebenaran yang bisa membakar dua kekuatan besar. Namun setiap cahaya punya bayangannya sendiri. Dan semakin dekat ia ke pusat rahasia, semakin kabur batas antara pengkhianatan, kesetiaan… dan siapa sebenarnya yang diburu.

Meet Arthur, a man whose ordinary life revolved around uplifting talented youth without support. But destiny had other plans. A fateful encounter with the legendary isekai truck thrusts him into a new world, where his purpose shifts: to guide a band of young heroes through perilous trials, all while unraveling the mysteries of his new existence. In this grand adventure, Arthur will come to understand that true strength isn't just about being invincible; it's about facing vulnerability. For even the mightiest can feel, laugh, and weep, just like any other soul.

Arthur era um homem comum, que dedicava seu tempo a ajudar jovens promissores que não tinham apoio. Até que um dia o caminhão do isekai o "convocou" para outro mundo, onde ele será responsavel por ajudar um grupo de jovens herois a sobreviver ao seus desafios, enquanto aprende mais sobre essa nova vida que lhe foi dada. Nessa jornada, Arthur irá aprender que é possivel ser invencivel, mas não invulnerável. Que mesmo o ser mais poderoso do mundo pode sofrer, sorrir e chorar, como qualquer outro.

Injil berasal dari Yunani kuno: Euangelion—Kabar baik. Tanpa menyentuh ajaran apapun, ini karya fiksi semata—tanpa unsur penistaan. JUDUL DIMAKSUDKAN DENGAN INTI CERITA YANG PENUH AMBIGU ATAS DASAR KEYAKINAN. ... Dunia dijamah oleh makhluk kuno. Dalam ketakutan yang menggema di langit dan tanah, manusia memohon: “Ya Tuhan, selamatkan kami.” Dan Tuhan menjawab. Ia memberikan kekuatan kepada manusia terpilih—membawa nama tuhan dan memiliki kemampuan diluar pemahaman manusia, magis dan kekuatan fisik. disisi lain luthar Han, seorang pendeta muda yang selamat dari perang saudara, menerima bisikan dari sesuatu yang mengaku sebagai Tuhan. Dalam sunyi doanya, ia melihat masa depan melalui ramalan yang selalu kabur, penuh kiasan, dan tak pernah utuh. Ia dituntut untuk menafsirkan semuanya dengan logika, menjalankan tugas suci dengan akal, dan memilih tindakan yang tak selalu manusiawi. Namun, semakin dalam ia melangkah... Perintah itu mulai menyimpang dari kemanusiaannya. Apakah ia masih mengikuti Tuhan? Ataukah ia sedang membaca Injil yang Sesat?

The story follows Yugen, a seasoned Yu-Gi-Oh! player from the modern world who transmigrates into a world where the game is a fundamental part of life. He quickly discovers that powerful cards like Pot of Greed and Graceful Charity still exist and are incredibly overpowered, unlike their forbidden status in his original world. However, acquiring rare cards in this new world is extremely difficult and expensive, with some even being unobtainable. Leveraging his vast experience, Yugen decides to build a deck based on the concept of "Hand Destruction"—a strategy focused on controlling the opponent's hand to prevent them from playing cards. In his first duel at a local dojo, Yugen faces Sato Koji, an overconfident Level 3 duelist. Yugen relentlessly uses cards like Delinquent Duo, Drop Off, and Don Zaloog to systematically deplete Koji's hand and deck. Koji, initially smug, spirals into panic and frustration as he finds himself unable to summon any monsters. Ultimately, Koji loses his composure and attempts to physically assault Yugen, leading to his disqualification and defeat. The narrative highlights Yugen's "mind-game" and "frustration-inducing" tactics, drawing a stark contrast between the "fantasy Yu-Gi-Oh!" depicted in the anime and the brutal "real Yu-Gi-Oh!" where the goal is not just to win, but to ensure the opponent can't even play the game.

Asralux: Pahlawan dari Kegelapan Episode 1 – "Yang Dibuang" By Bagas D --- Langit mendung menggantung muram di atas Akademi Pahlawan Arkhaya, tempat para calon penyelamat bangsa digembleng dan dilahirkan. Hari ini adalah hari kelulusan. Hari penuh sorak-sorai. Tapi tidak baginya. Di tengah lapangan besar yang dikelilingi pilar-pilar emas, Ardan berdiri dengan kepala menunduk, tubuhnya penuh luka, pakaiannya compang-camping, dan kedua tangannya gemetar memegang selembar kertas lusuh. Sementara teman-teman seangkatannya berdiri dengan penuh kebanggaan, mengenakan jubah pahlawan dan menerima simbol kehormatan, Ardan hanya berdiri sendiri—dalam diam dan kehinaan. > “ARDAN.” Suara keras sang Kepala Dewan menggema dari podium. Semua perhatian langsung tertuju padanya. > “Nilaimu... adalah yang TERENDAH dalam sejarah akademi kami.” “Tidak hanya gagal. Kau memalukan.” Riuh rendah tawa dan bisikan menyakitkan menyeruak. > “Dia tuh? Yang dulu katanya latihan tiap malam? Hah!” “Mana sekarang tekadmu itu, Ardan?” Ardan hanya diam. Tapi dalam dadanya, ada yang terbakar. Luka demi luka yang tak terlihat di tubuhnya, tapi mengoyak jauh lebih dalam: harga diri. Lonceng besar berbunyi. Sebuah kristal kehormatan dilemparkan ke arah kakinya. Retak. Pecah seperti mimpi-mimpinya. > “Mulai hari ini, namamu dihapus dari catatan kami. Kau bukan lagi calon pahlawan. Kau… dibuang.” --- Senyap. Bahkan angin pun seolah menolak menyentuhnya. Ardan memungut kristal yang retak itu. Darah menetes dari telapak tangannya yang terluka. Tak ada tepuk tangan. Tak ada air mata. Tak ada siapa pun yang berdiri untuknya. > “Apa artinya jadi kuat… jika tak ada yang melihat?” “Apa gunanya semua latihan malam, semua luka, semua keyakinan… kalau ujungnya aku tetap dianggap gagal?” Ia melangkah pergi melewati gerbang Akademi. Setiap langkahnya seperti membelah dunia. Orang-orang menatapnya dengan jijik. Seorang anak kecil melempar batu kecil ke arah kakinya. Ibunya langsung menarik si anak menjauh. > “Jangan dekat-dekat! Dia buangan!” “Katanya dia gagal jadi pahlawan, bahkan tak bisa angkat pedang dengan benar!” Ardan berjalan terus. Tak ada tempat untuknya di balik dinding emas Akademi. Tak ada tempat untuk orang seperti dia—orang dengan tekad tapi tanpa nama. --- Di kejauhan, seorang perempuan berkerudung hitam berdiri di atas menara. Matanya bersinar redup. Ia memperhatikan langkah Ardan dengan seksama. > “Akhirnya… matahari telah jatuh ke bayang-bayang.” “Dan dari kegelapan… lahirlah cahaya baru.” --- Senja tiba. Ardan duduk di atas tebing, melihat ke arah kota Arkhaya yang indah dari kejauhan. Langit berubah merah, seperti simbol perang batin dalam dirinya. Tangannya masih berdarah memegang pecahan kristal. Tapi dia tak melepaskannya. Karena itulah satu-satunya bukti bahwa ia pernah mencoba. Bahwa ia belum selesai. > “Jika dunia tak menginginkanku… aku tak akan memohon diterima.” “Aku tak perlu jadi cahaya mereka… Aku akan jadi cahaya dalam kegelapan.” “Dan saat mereka memohon pertolongan… biarlah bayangan yang menjawab.” --- [TO BE CONTINUED]

Orang-orang bilang langit itu pernah berwarna biru. Aku tak pernah tahu apa maksud mereka—karena sejak aku lahir, dunia ini hanya punya satu warna: kelabu. Hujan tak pernah berhenti. Ia turun perlahan, seperti detak jantung yang terlalu malas untuk hidup. Setiap tetesnya memantul lembut di permukaan kaca yang melengkung di atas kami—melodi yang telah lama kehilangan maknanya. Vitralis, kubah tempat kami tinggal, berdiri sejak seratus tahun lalu. Katanya, ini perlindungan terakhir umat manusia. Sebuah anugerah. Sebuah kandang. Tak ada yang boleh bicara soal dunia sebelum hujan. Tak ada buku sejarah yang benar-benar jujur. Kami dilatih untuk taat, untuk percaya bahwa dunia luar telah mati dan hanya kubah ini yang bisa menjaga kami dari "kutukan air abadi." Tapi setiap malam, aku mendengar sesuatu yang berbeda. Bukan suara hujan... tapi bisikan. Lirih, seperti suara seseorang yang terjebak di balik kaca. Kadang ia menyebut namaku. "Lyra…" Kadang aku membayangkan, mungkin langit bukan hanya mitos. Mungkin, hanya mungkin—yang selama ini dikurung bukan cuma tubuhku, tapi juga kebenaran. Dan bila kebenaran itu ada di luar sana… Aku akan menemukannya. Meski harus menghancurkan langitku sendiri.

Cuma kisah seorang remaja putra, masih SMA yang jatuh cinta sama seorang pemuda kampung, miskin dan ditinggal istirnya menjadi TKI Tidak disanggka kalo ibu kandungnya, ternyata adalah saingan terberatnya. Bagaimana perjuangan Bagas menghadapi gejolak batin? Mampukah ibunya Bagas mendapatkan hati Arya? Lalu, apakah istri Arya akan kembali dari luar negeri? ===== Bagi Bagas, mencintai pria straight itu ibarat mendekatkan diri dengan api unggun. Awalnya hangat, dan menyenangkan, tapi jika terlalau lama dan mencoba untuk semakin dekat, akan terasa panas, membakar, dan sangat menyiksa.

KKN di desa terpencil berubah jadi mimpi buruk bagi enam mahasiswa UCN saat mereka memasuki hutan Lawangwana, tempat yang katanya menyimpan kutukan darah. Mimpi aneh, bisikan gaib, dan kesurupan mulai menghantui mereka satu per satu. Saat masa lalu kelam desa terungkap, mereka sadar bukan mereka yang mengamati hutan... tapi hutan yang mengamati mereka. Mampukah mereka keluar hidup-hidup sebelum kutukan menelan semuanya?

Langit di atas Desa Qingyun membara seperti besi membara. Asap hitam membumbung dari rumah-rumah jerami yang dilalap api, membawa aroma daging hangus dan tanah yang terbakar. Jeritan terakhir telah padam, berganti dengan gemerisik puing berjatuhan dan desau angin yang menyapu abu ke arah barat. Di tengah pusaran kehancuran itu, Lan Tian berdiri.

Sigh! In life most people are ordinary people, and without a cheat they can amount to nothing even if given another chance at life. So what happens when given a cheat but still not being able to stand at the peak of world? It cannot be said to have never happened, but those who did, where deemed as trash whose stories were not qualified to be told. In this world covered with intricate layers of web of intrigue, HOW WOULD YOU OVERCOME IT? .......................................................................................................... I am going to take you on the journey of a Failure who tried his best but still failed. Oh, What A Life.

Di dunia ini, para dewa, naga, dan iblis itu nyata—dan mereka saling membunuh dalam perang abadi yang merobek langit. Aku, Gûn, seorang pekerja kantoran biasa, terlempar ke tengah-tengah neraka itu. Tanpa kekuatan, tanpa sihir, dan tanpa "Tanda Faksi" yang dimiliki semua orang, aku hanyalah seekor semut yang menunggu untuk diinjak. Aku adalah anomali, sampah dari dunia lain. Hingga di ambang kematian, aku menemukan kutukan terbesar sekaligus harapan satu-satunya: tubuhku bisa menyerap fragmen kekuatan dari bangkai makhluk-makhluk agung itu. Kekuatan brutal naga, kegelapan pekat dari Void, bahkan kesucian mengerikan para malaikat. Namun, setiap kekuatan baru menuntut harga yang mengerikan. Kewarasanku terkikis. Bisikan dari jurang tak berdasar menggema di kepalaku, dan wujud monster mulai menatapku dari pantulan cermin. Aku tidak hanya berjuang untuk hidup, aku berjuang untuk mempertahankan sisa kemanusiaanku. Para dewa dan iblis melihatku sebagai senjata atau ancaman yang harus dimusnahkan. Mereka salah. Aku bukan pion dalam perang mereka. Aku adalah kiamat yang mereka ciptakan sendiri.

When the code sings, the dead remember. In the silent ruins of a dead megacity, the wind hums with echoes of forgotten code. Keil, a boy gifted—or cursed—with the ability to hear the voices of machines, roams through the shattered skeleton of a world that once ruled the digital heavens. Haunted by memories of a lost sister and the whisper of a name erased from history — Technowind — he uncovers secrets buried in the rubble of AI empires and broken dreams. As rogue programs awaken and cities decay beneath the weight of corrupted data, Keil must decide: will he resurrect what should never have been born… or destroy the last flicker of what once was human? With a runaway engineer child and a crippled drone as his only allies, Keil ventures into the electric heart of a city that remembers everything - forgives nothing

Tidak semua pahlawan dikenang. Tidak semua kebaikan bersinar. Di dunia yang telah lama meninggalkan nurani dan keseimbangannya, Raka Aryasatya memilih untuk berdiri seorang diri. Ia menyandang nama yang mulia, namun ditempa oleh masa kecil yang keras. Raka tumbuh menjadi sosok yang tampak dingin, tanpa belas kasih. Tubuhnya kuat oleh pengalaman, pikirannya tajam terasah oleh luka yang tak terlihat, dan hatinya... masih mencari alasan untuk terus berdetak. Di tengah reruntuhan dunia yang dilanda pengkhianatan dan kebohongan, Raka menolak untuk tenggelam. Ia bukan malaikat — jauh dari itu. Namun bagi segelintir jiwa yang pernah ia sentuh dalam diam, ia adalah satu-satunya harapan yang tersisa. Namun setiap pilihan menuntut harga. Setiap pengorbanan perlahan mengikis jiwanya. Dan dengan setiap langkah yang diambil, bayang-bayang tragedi yang belum usai kian merayap mendekat. Dapatkah seorang manusia tetap menggenggam kebenaran... saat dunia di sekelilingnya menuntut kehancurannya? Akankah sebuah nama yang terukir dalam abu mampu bertahan — atau akan lenyap diterbangkan angin?