Suara Pintu

Di dunia di mana sihir menjadi hukum, bahasa, dan cinta itu sendiri Bintang, seorang penyihir necromancer muda, memulai perjalanannya untuk mengungkap rahasia gelap yang terkubur dalam sejarah dunia sihir. Berasal dari garis keturunan penguasa necromancy, ia memiliki kemampuan membangkitkan makhluk mati dan bertarung dengan sihir serta pedang. Namun kekuatannya yang besar justru menarik takdir yang lebih besar dan berbahaya. Bintang tidak berjalan sendirian. Ia ditemani oleh Ali, sahabat yang setia dan penyihir pendukung yang cerdas, serta dua gadis yang diam-diam terikat oleh takdir dan cinta: •Liora, seorang kesatria tangguh dari kerajaan, yang menyembunyikan rasa di balik sikap dinginnya. •Sylra, penyihir penyembuh berhati lembut dengan sisi gelap yang siap meledak bila cintanya dikhianati. Saat pertempuran, sihir, dan cinta saling bertabrakan, Bintang harus memilih antara menjaga keseimbangan dunia atau mengikuti suara hatinya dalam lingkaran sihir yang tak bisa dipatahkan.

Satu kecelakaan... Lima sahabat... Dan sebuah rahasia yang seharusnya terkubur selamanya. Citra meninggal tragis dalam kecelakaan saat perjalanan sekolah. Semua orang bilang itu murni musibah. Tapi empat sahabat yang ditinggalkannya - Naya, Raka, Maya, dan Dion - tahu kenyataan tidak sesederhana itu. Empat puluh hari setelah kepergian Citra, akun media sosialnya tiba-tiba aktif kembali. Pesan-pesan misterius mulai masuk ke HP mereka, membongkar rahasia lama yang selama ini mereka pendam. Foto-foto yang tak pernah mereka ambil muncul. Suara-suara dari masa lalu terdengar kembali. Dan yang paling mengerikan: catatan harian Citra ditemukan di dalam loker sekolah - meski sudah dikuburkan bersama jasadnya. Satu per satu, mereka mulai kehilangan kendali. Rasa bersalah berubah menjadi teror. Persahabatan diuji. Kepercayaan terkikis. Dan ketika satu dari mereka menghilang tanpa jejak, sisanya harus memilih: menghadapi masa lalu... atau dikubur bersamanya. "Kamu pikir aku sudah mati? Kalian semua yang membuatku begini. "

Dari Chat Jadi Cinta “Awalnya cuma iseng bales story, sekarang malah takut kalau nggak dibales chat-nya.” Rania nggak pernah nyangka, satu balasan story random bisa bikin hidupnya berubah. Kenalan sama akun anonim yang suka ngasih quotes jam 2 pagi ternyata bikin dia candu. Mereka ngobrol setiap malam, curhat tanpa takut dihakimi. Tapi lama-lama... hati Rania keburu jatuh ke suara yang nggak dia tahu wajahnya. Siapa dia sebenarnya? Dan yang lebih penting... Apakah rasa ini

Keluarga Su, yang terkaya di kota, tiba-tiba memiliki seorang bidadari berusia tiga tahun! Semua orang mengira balita ini adalah putri tidak sah dari Su Qi, playboy terkenal di dunia hiburan, hanya untuk menemukan ketujuh saudara Su berlutut dan memanggilnya bibi! Seluruh Kota Utara tertawa sampai mati: Apa gunanya bibi kalian selain minum susu? Bibi saya setidaknya bisa melakukan sulaman untuk saya. Su Qi: Sulaman? Bibi saya bisa menangkap hantu, setan, dan zombie, bakat yang menarik perhatian semua orang. Apakah bibi kamu bisa melakukan itu? Su Liu: Bibi saya bisa mengejar pesawat dengan pedang terbang, apakah bibi kamu bisa melakukan itu? Su Wu: Bibi saya bisa menyembuhkan penyakit dengan Akupunktur Pintu Hantu Tiga Belas, apakah bibi kamu bisa melakukan itu? Su Si: Bibi saya bisa melakukan lompatan quintuple dalam seluncur indah, apakah bibi kamu bisa melakukan itu? Su San: Bibi saya bisa dengan mudah mendapatkan pentakill di permainan, apakah bibi kamu bisa melakukan itu? Su Er: Bibi saya memenangkan penghargaan dalam lukisan tradisional Tionghoa, lukisan minyak, dan lukisan tinta. Apakah bibi kamu bisa melakukan itu? Su Da: Bibi saya membantu perusahaan saya mendapatkan miliaran sehari, apakah bibi kamu bisa melakukan itu? Kemudian, bibi kecil dari Keluarga Su tumbuh dewasa dan diam-diam memulai romansa dengan kekasih masa kecilnya yang adil dan terampil. Serentak, ketujuh anak laki-laki dari Keluarga Su berteriak: Jauhi bibi kami!

“Ding! Selamat! Anda telah menerima 7 miliar angpau!” “Ding! Selamat! Anda telah menerima 50 juta yuan!” “Ding! Selamat! Anda telah menerima Lamborghini Aventador!” “Ding! Selamat! Anda telah menerima 51% saham dari perusahaan terdaftar!” “Ding! Selamat! Anda telah menerima menara senilai 5 miliar!” “Ding! Selamat! Anda telah menerima keterampilan, Raja Tempur!” “Ding! Selamat! Anda telah menerima keterampilan, Suara Nyanyian Tuhan!” “7 miliar angpau? Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membukanya semua?” keluh Lin Fan. “Permisi, berapa lama menurut Anda untuk mendapatkan sejuta?” tanya seorang reporter acak. Lin Fan terdiam. “Maaf, tetapi, mengapa Anda terus berkedip?” tanya reporter itu. “Bukankah Anda bertanya berapa lama waktu yang dibutuhkan?”

Mauve Grey akhirnya mendapatkan perlakuan yang selalu dia inginkan, ayahnya bahkan terang-terangan memanggilnya anak perempuannya. Bisakah hidup menjadi lebih baik lagi? Namun, dia tahu ini semua karena alasan yang salah. Dia akhirnya berguna, tidak lagi hanya dilihat sebagai dosa raja, malam penuh nafsu dengan dia sebagai pengingat terus-menerus, terutama bagi ratu yang tidak tahan melihatnya. Seolah belum cukup buruk menikah paksa, dia akan menikah dengan raja vampir yang keji. Spesies yang telah beberapa kali membahayakan mereka. Namun, dia tidak memiliki suara dalam hal ini karena pernikahan paksa ini adalah tanda bahwa manusia dan vampir benar-benar damai. Namun, Jael kejam dan terbukti lebih dari yang pernah dia bayangkan. Akankah dia bertahan di dunia vampir mengingat vampir menganggap manusia tidak lebih baik dari binatang? Akankah dia bertahan menjadi mainan baru Raja Vampir? Cover buku ini bukan milik saya, semua kredit kepada pemiliknya.

"Tempat tidurmu dingin," ujar sebuah suara di ruang itu, membuat matanya melebar ketakutan. Dengan gugup, dia berbalik, menelan ludah ketika melihat bayangan di tempat tidurnya seolah-olah seseorang berbaring di sana. Pria yang berbaring itu duduk, muncul dari bayangan tempat dia menunggu dia. "Apa yang kamu lakukan di sini?" dia bertanya ketika kakinya menyentuh tanah dan dia mendorong dirinya bangun untuk mulai berjalan ke arahnya. Wajah tampannya terlihat lebih gelap dari biasanya karena kurangnya cahaya di ruangan itu. "Aku datang untuk menemuimu," dia memiringkan kepalanya, "Ke mana kamu pergi?" "Aku pergi berjalan-jalan," jawaban cepatnya membuatnya tersenyum, senyum yang paling menakutkannya. Dia melangkah mundur ketika dia mendekatinya. Ini tidak menghentikannya dari menyudutkannya, dan punggungnya membentur dinding di belakangnya. Dia mengangkat tangannya ke wajahnya, dan dia menutup matanya, ketakutan. Dia gemetar ketika jarinya menelusuri dari pelipisnya, rahang dan lehernya. Rambut pirangnya dibiarkan terbuka. "Di tengah malam?" dia tidak menjawabnya karena tahu dia bisa menerka kebohongannya melalui kata-katanya. Dia melangkah lebih dekat hingga dia memalingkan wajah darinya dan kata-katanya bergetar di kulit lehernya, "Apakah kamu pergi menemuinya, gadis manisku?"

Sebagai vokalis utama dan visual dari grup idol paling bersinar di Korea, SOLARIS, Kim Minkyu hidup di bawah cahaya paling terang. Ia dipuja jutaan penggemar, terpampang di billboard seluruh kota Seoul, dan setiap lagunya merajai tangga lagu. Namun tak ada yang tahu bahwa cahaya itu pelan-pelan membakar sisi dalam dirinya. Tekanan untuk sempurna, jadwal tak manusiawi, dan hidup yang diatur sampai ke cara tertawa—membuat Minkyu merasa hampa. Dan pada suatu sore yang nyaris meremukkan segalanya, ia berlari keluar dari ruang latihan... Menuju gang kecil yang tak tercatat di peta, dan masuk ke sebuah yayasan sunyi bernama Haru Sarang. Di tempat itulah, ia bertemu Seo Yeri. Seorang terapis sensorik muda yang tak bisa melihat dunia, namun mampu mendengar kegelisahan dalam suara, dan memahami luka tanpa harus melihatnya. Yeri tak tahu siapa Minkyu. Ia tak bisa melihat wajah tampannya, tak kenal nama SOLARIS, dan tak peduli pada dunia penuh kamera. Tapi di tengah aroma lilin dan tawa anak-anak difabel, ia menawarkan satu hal yang Minkyu tak pernah temukan di dunia gemerlapnya: ketulusan yang tak memerlukan nama panggung. Cinta mereka tumbuh diam-diam—dalam senyap yang hanya dimengerti oleh dua jiwa yang sama-sama lelah. Namun saat dunia mulai mencium aroma rahasia itu, dan saat seseorang dari dunia sunyi Yeri mulai mencintainya juga… pertanyaan itu pun datang: Berapa banyak yang harus dikorbankan demi cinta yang tak bisa dilihat… tapi paling dalam dirasakan?

Dari abu zaman yang terhapus waktu, seorang pemuda tanpa nama membangkitkan napas naga— bukan untuk menaklukkan, tetapi untuk bertahan dalam sunyi yang tak pernah disuarakan. Ini bukan kisah kepahlawanan. Ini kebangkitan sesuatu yang purba dalam setiap jiwa yang dilupakan. Biarkan angin berbisik. Biarkan Qi bangkit.

Di dunia tanpa wajah, Rayhan berjalan sendiri mengingat suara, melupakan rupa. Celine hadir seperti cahaya yang tak bisa ia lihat, tapi bisa ia rasakan. Lalu masa lalu datang membawa nama: Gwen, luka, dan cinta yang belum selesai. Ini bukan tentang siapa yang paling indah, tapi siapa yang paling tinggal... meski tak pernah dikenali.

Semenjak pulang dari bermain, aku heran, mengapa terdapat mobil bersuara keras dan mengeluarkan laser merah dan biru di depan rumahku? Mengapa ibu kini selalu menangis saat tengah malam di kamarku? Apakah gara-gara Ayah? Apakah Ayah datang lagi? Kalau gitu, sebagai seorang anak yang baik, aku akan menghilangkan hal-hal yang membuatnya sedih, lalu menjadikannya Ibu paling bahagia!

Di dunia tiga dimensi—Langit, Manusia, dan Bayangan—ramalan kuno kembali bangkit: "Ketika bayangan kehilangan nama, dunia akan kehilangan cahaya." Wu Zuan Jin terbangun di gunung beku tanpa ingatan. Hanya pedang patah dan suara misterius yang membisikkan takdirnya. Dia terus mencari ingatan tentang dirinya sendiri dan mereka yang menganggap Wu zuan jin sebagai kutukan bagi tiga dunia ingin menyingkirkannya.

Kisah klasik harum-manis, pahit-asam. Bahagia tak selalu soal harta, begitupun kecewa yang tak melulu soal cinta. Sebuah Fiksimini, Dialog hari-hari, Cocokologi ilmiah, Sampai suara hati setengah mati. 50-200+ (per episode)

Di lembah kecil yang tersembunyi antara tiga gunung berkabut, terdapat sebuah desa bernama Wenshui — desa yang tidak memiliki gerbang, tidak memiliki penjaga, namun memiliki perpustakaan batu tua yang dibangun dari huruf-huruf yang terlupakan. Di sanalah, seorang bayi lahir. Tidak ada fenomena langit, hanya suara hujan gerimis dan bau tinta dari celah lantai kayu. Bayi itu bernama Ji Taixuan, dan saat ia menangis untuk pertama kalinya, semua kitab di perpustakaan terbuka sendiri, seolah menyambut pembaca baru. Ia dibesarkan oleh seorang pria tua buta bernama Lao Zhe, yang berbicara pelan tapi penuh makna. Di desa itu, kata-kata lebih berharga dari pedang. Ia tinggal di sebuah rumah berdinding kertas sutra dan beratap bambu tua, tepat di samping perpustakaan.

Gedung sekolah yang sepi mulai menjadi ramai saat terdengar suara bell yang menjadi pertanda bahwa saat istirahat telah dimulai. Murid-murid mulai keluar satu-persatu dari kelas, kantin sekolah mulai berisikan anak-anak yang dorong-mendorong untuk merebut makanan. Noah Von Brucker, murid kelas 2 keluar dari kelasnya untuk pergi kekantin sekolah. Suasana sekolah yang ramai membuat para murid dan guru tidak menyadari satu hal. Hal yang sangat penting bahkan yang dapat mengancam nyawa seluruh dunia, yaitu kemunculan makhluk uji coba yang terlepas dari laboratorium Swiss, FCG-001.

Empat orang. Tiga penglihatan. Dua dunia. Satu simbol yang menghubungkan segalanya. Reksa bukan sekadar paranormal biasa. Bersama Bayu (sang dokumentator skeptis), Ayla (ahli budaya dan sejarah), dan Nadine (anak indigo yang menyimpan masa lalu kelam), mereka keliling Indonesia untuk memecahkan kasus supranatural paling aneh—yang tak pernah terselesaikan oleh siapa pun. Setiap tempat menyimpan legenda lokal. Setiap kasus menyisakan korban. Tapi yang mengerikan adalah… semua kejadian itu ternyata terhubung oleh satu simbol kuno yang sama, muncul dari Aceh hingga Papua, dan memancarkan arah yang tak pernah ada di peta dunia. Dari bunga Bungong Jeumpa yang mekar dengan darah, Begu Ganjang yang menggantung nyawa di udara, hingga Palasik yang berburu bayi di jam 03:33 pagi… Satu demi satu roh lokal mulai bangkit kembali. Dan satu entitas global sedang mengumpulkan jejak mereka. Mereka bukan sekadar menyelidiki horor. Mereka sedang membuka pintu menuju akhir dunia—dimulai dari desa kecil di Indonesia.

Setiap malam jam 11:11, Lira menerima pesan suara dari seseorang yang mengaku sebagai dirinya… dari masa depan. Awalnya dia mengira itu cuma prank iseng. Tapi saat satu demi satu peringatan dalam pesan itu jadi kenyataan, teman dekat kecelakaan, rahasia ibunya terbongkar, dan seseorang mulai mengikutinya, Lira sadar ini bukan kebetulan. Hingga malam itu, pesannya berubah: “Jangan percaya siapa pun. Termasuk aku.” Di saat dunia mulai runtuh dan kepercayaan goyah, Lira justru harus bekerjasama dengan Aksel, sosok misterius yang selama ini selalu membuatnya curiga. Aksel dingin, tertutup, dan jelas menyembunyikan sesuatu. Tapi hanya dia satu-satunya yang percaya kalau pesan itu nyata… karena dia juga menerimanya. Semakin jauh mereka menyelidiki, semakin kacau masa kini. Masa depan berubah. Dan waktu tak lagi bisa dipercaya. Siapa pengirim pesan itu sebenarnya? Apa yang terjadi di masa depan yang membuat Lira harus memperingatkan dirinya sendiri? Dan ketika hati mulai ikut terlibat, apakah Lira bisa membedakan antara cinta… dan jebakan waktu? Saat jam menunjukkan 11:11, bukan harapan yang datang, tapi bahaya.

berpergian ke dunia sihir, sai mendapati dirinya menjadi anak kecil bernama rahul.di dunia ini kehormatan di dapatkan dari kekuatan.sai yang mendapatkan dirinya menempati tubuh sampah tanpa bakat segara merasa putus asa sesaat kemudian terdengar suara sistem 'Ding tubuh inang terikat harap konfirmasi'.sai yang mendengar suara di kepalanya merasa terkejut,tanpa berpikir segara menekan tombol konfirmasi seketika tubuhnya bersinar terang.

Seorang gadis berlari kearah hutan dengan sekuat tenaga, dia berusaha menjauh dari tempat yang membuat dirinya tersiksa selama 4 hari. Beberapa kali kaki dan tangannya terkena ranting dan kayu membuat luka goresan di tubuhnya, apalagi kepala yang sedari tadi pusing itu tidak membuat niatnya kabur dari sana hilang. Dia sudah bertekad bahwa lebih baik tersesat dihutan dan mati didalam sana dibanding harus mati di tangan pria bajingan itu. Tapi apakah larinya belum cukup jauh? Kenapa dia masi bisa mendengar suara mobil orang itu datang, Sialan sekarang orang itu mengetahui dia kabur! "Kau ingin mati! Diam saja kau disana!" Sial! Padahal dia sudah berlari cukup jauh. *Splaash*

Sinopsis: Sebuah hutan tua di ujung desa dikenal dengan sebutan Hutan Larangan. Tidak ada yang berani masuk ke dalamnya, apalagi setelah matahari terbenam. Namun, sejak beberapa malam terakhir, warga mendengar suara adzan bergema dari dalam hutan—nyaring, indah… tapi terdengar aneh, terlalu panjang, dan tak pernah tepat waktu. Seorang pemuda yang penasaran memutuskan menyelidikinya—dan tidak semua orang yang masuk ke hutan itu bisa pulang.

Sinopsis: Sekolah dasar tua di pinggir kota itu sudah ditutup sejak 15 tahun lalu karena kebakaran misterius yang menewaskan seorang guru. Namun, warga sekitar masih sering mendengar suara lonceng berbunyi tepat pukul 12 malam—padahal tidak ada listrik, dan gedung itu telah lama kosong. Ketika sekelompok remaja mencoba mencari tahu kebenarannya, mereka justru membuka kembali luka masa lalu yang seharusnya terkubur selamanya.

Pada tahun 1965–1966, Indonesia dilanda peristiwa kelam yang tak akan pernah terlupakan: pembantaian massal terhadap mereka yang dianggap musuh negara. Di balik setiap darah yang tumpah dan setiap jiwa yang hancur, ada cerita tentang ketakutan, kebencian, dan pengkhianatan. Di tengah desa yang dulu damai, sebuah perpecahan yang brutal menanti mereka yang tidak bisa melarikan diri dari tuduhan yang tak berdasar. Aku menuturkan kisah ini dengan suara yang penuh keheningan dan ketegangan, menggambarkan bagaimana hidup yang sebelumnya biasa bisa terhenti dalam sekejap karena label yang menempel pada tubuh seseorang: komunis. Dalam dunia yang dihancurkan oleh kebencian, mereka yang tidak bersalah pun harus menanggung beban yang bukan milik mereka. Pembantaian tak hanya mengorbankan tubuh, tetapi juga rasa kemanusiaan yang terkoyak.

{V} Aku membawa sebuah buket mawar besar merah darah kesukaan nya. Menyusuri jalan ku keluar istana.. Menuju aula yang dibangun Khusus untuk nya... Aku membuka pintu aula itu dan langsung saja masuk namun dengan membelakangi ruangan. Aku menarik nafas dalam, "Sayang~ Aku kembali." aku berbalik badan dan menghadap tempat tidur Kesayangan ku. "Apa kau-..." Aku terkejut Cinta ku tidak ada ditempat tidur nya... Begitu juga semua senjata dan helaian bunga yang selalu ku taburkan diatas tubuh indah nya.. Aku berjalan mendekati tempat tidur emas nya lalu menyentuh bantal yang tadinya ia gunakan untuk kepala cantik nya. ..dingin.... Sepertinya ia sudah tidak ada sejak lama.. Otak ku tidak bisa berpikir lurus. Kemana dia?? "Kau mencari Ravi mu Vergil?" suara yang sedikit berat terdengar dari belakang ku. Aku BENCI sekali suara itu. Karena kesal dan suara itu langsung menyulut amarah ku yang paling panas, aku berbalik badan.... _ Ini adalah cerita Re-Make dari cerita di Wattpad yang berjudul, "As Your World That Im Holding On Tight To" !! Autor nya sama !!

Terkubur di bawah rumah sewa tua yang berdebu, sebuah buku berbisik pada Elric-dengan suara-suara yang bukan milik dunia ini. Halaman-halamannya menuliskan sendiri kebenaran yang tak pernah dimaksudkan untuk dibaca, mengantar Elric ke dalam bayang-bayang sihir kuno, makhluk yang telah dilupakan sejarah, dan dosa yang tak bisa ditebus. Di tengah mimpi yang hidup dan kenyataan yang retak, Elric mencari jawaban-namun setiap langkah hanya membawa satu pilihan: kewarasan... atau kekuatan yang perlahan menggerogoti jiwanya. Bisikan itu memanggil. Dan Elric telah menjawab.

Sinopsis Cerita Pendek: Pengabdi Setan — “Panggilan dari Bawah Tanah” Setelah kematian ibunya yang lumpuh dan misterius, Rini dan keluarganya mulai mengalami kejadian-kejadian aneh di rumah tua mereka yang terisolasi. Suara lonceng kecil di malam hari, pintu yang terbuka sendiri, dan sosok wanita berjubah putih yang mengintai dari kegelapan menjadi teror harian. Rini menemukan fakta mengerikan: sang ibu dulunya adalah bagian dari sekte pemuja setan yang menjanjikan kehidupan setelah mati. Tapi perjanjian itu harus ditebus. Sekarang, roh sang ibu kembali, bukan untuk menyayangi... tapi menjemput. Satu per satu, anggota keluarga mulai mengalami kerasukan dan menghilang. Rini harus memilih — menyelamatkan keluarganya, atau ikut dalam ritual pemanggilan yang belum selesai. Dalam kegelapan malam, hanya satu suara yang terdengar jelas: "Ibu sudah pulang."

Jangan Ketuk Setelah Tengah Malam** Di sebuah rumah tua yang terletak di pinggiran kota, terdapat sebuah aturan yang tidak boleh dilanggar: “Jangan ketuk setelah tengah malam.” Pemilik rumah yang misterius sering memperingatkan para penghuni untuk tidak membuka pintu pada malam hari. Namun, seorang penghuni baru yang penasaran dengan cerita aneh tentang aturan itu, akhirnya melanggar larangan tersebut. Apa yang terjadi setelahnya, akan mengubah hidupnya selamanya.

MALAM SATU SURO Di malam Satu Suro, ketika tirai dunia nyata dan gaib diyakini menipis, Desa Karangjati kembali dihantui teror lama yang pernah memakan korban jiwa. Konon, ada sosok wanita misterius berpakaian putih yang selalu muncul di pemakaman tua desa—bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk mencari “pengganti”. Rina, seorang mahasiswi antropologi, datang ke desa itu untuk meneliti tradisi malam Satu Suro. Ia menolak percaya pada mitos dan bertekad membuktikan semuanya hanya warisan budaya yang disalahartikan. Namun saat malam tiba, ritual sunyi berubah menjadi mencekam. Suara gamelan terdengar dari hutan, meski tak ada yang memainkannya. Rina tersesat, dan di tengah kabut malam, ia melihat arwah wanita itu—berdiri membisu di atas pusara berdarah dengan mata menyala merah. Dari sanalah ia menyadari bahwa sebagian cerita rakyat… bukanlah dongeng. "Malam ini bukan untuk manusia," bisik suara dari balik kegelapan.

Sinopsis: Desa Wanu tidak pernah tercantum di peta mana pun. Konon, desa itu hanya muncul bagi mereka yang “dipanggil.” Rian, seorang mahasiswa antropologi, tertarik menyelidiki mitos tersebut. Ia menemukan jalan tersembunyi di balik ilalang tinggi dan memasuki desa yang tampak membeku dalam waktu—hening, tanpa jejak kehidupan modern. Namun saat malam tiba, suara gamelan terdengar dari hutan. Sosok-sosok tak berkepala muncul menari dalam kabut. Rumah-rumah ternyata berpenghuni… tapi bukan manusia. Setiap malam, Rian dihantui oleh mimpi yang terlalu nyata—hingga ia menemukan fotonya dipaku ke pohon besar dengan tulisan “Pengganti Telah Tiba.” Kini, Desa Wanu tidak lagi kosong. Dan seorang pendatang baru baru saja disambut... dengan senyum yang bukan milik manusia.

Pintu Kelima Belas** Di sebuah rumah kos tua di sudut kota, terdapat lorong panjang dengan empat belas pintu di sepanjang sisinya. Namun penghuni lama tahu… ada satu pintu lagi — tersembunyi, tak bernomor, dan tak boleh dibuka. Konon, siapa pun yang membuka Pintu Kelima Belas takkan pernah keluar sebagai manusia yang sama — atau tak pernah keluar sama sekali.