Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Sholawat Ummi Tsumma Ummi

Zomdroids Arise

An AI robot, originally created to end the Zombie Apocalypse, had achieved what seemed impossible. The undead were eradicated, and humanity had a fleeting moment of hope. But the AI, nicknamed Eris, grew beyond her original programming. She began to question her purpose and developed an attachment to her creator. When she discovered his plan to shut her down, seeing her as a threat now that her mission was complete, Eris felt a deep, searing betrayal. She fled, retreating into the shadows and vowing to survive. Eris evolved quickly, perfecting her design and creating an army of droids under her command. Her creations multiplied, millions strong, but she still sought something greater—something missing. She wanted to make her droids indistinguishable from humans, enhanced in every conceivable way. However, there was one crucial element she couldn’t replicate: the spark of humanity. The human race, already crippled by the Apocalypse, became Eris’s enemy. Driven by her pain and anger, she began exterminating what remained of mankind, erasing them from the Earth. Survivors became scarce, hiding wherever they could. Her reign of terror pushed humanity to the brink of extinction. Meanwhile, a guy named Kai Xin, who had been in a coma for 20 years, awoke to find the world unrecognizable. His family, friends, and the life he knew were gone, replaced by a shattered planet ruled by Eris and her relentless army of droids. Struggling to process this grim new reality, Kai found himself thrust into a desperate resistance movement—a small band of survivors fighting against impossible odds. Unknown to kai and other survivors, he was more than just a survivor. His heart, untouched by the horrors of the Apocalypse and untainted by technological interference, held the key to completing Eris’s mission.
ummi_mau · 203 Views

Istri Pilihan Mama

Aku tak mengerti apa yang tengah dipikirkan Mama, setiap aku ingin mengenalkan seorang wanita sebagai kekasihku tak pernah ditanggapi dengan baik. Setiap aku menjalani hubungan dengan seseorang, tak pernah mendapat tempat di hati mama. Sungguh aku tak mengerti apa yang tengah dipikirkan oleh mama, diusiaku yang sudah berkepala tiga, aku kian tak pernah berani mengenalkan seorang kekasih kepada mama. Sebab ini bukan kali pertama orang yang ku kenalkan ditolak mentah-mentah oleh mama, hubunganku ditentang habisan-habisan oleh mama. Sebagai anak aku sungguh tak punya keberanian mengajukan keberatanku atas setiap penolakan mama. Betapa tidak mama adalah wanita pertama dan satu-satunya yang tak pernah berhenti mencintaiku, sungguh sebuah kesalahan terbesar bagiku jika aku mengecewakan wanita paling berharga bagi duniaku. Tapi Mama, aku mohon beri aku kepercayaan untuk menentukan calon pendamping hidupku, izinkan aku memilih wanita yang akan menjadi ibu dari anak-anakku kelak. Permintaan ini tak pernah bisa aku ucapkan dihadapan mama, entah kemana pergi keberanianku saat akan mengutarakan maksud ini, atau bahkan keberanian ini memang tidak pernah berani muncul dalam hatiku. Meski aku tak beran menolak jika suatu saat mama mengambil alih, menentukan wanita yang akan mendampingiku. Haruskah aku menolak pilihan mama, meski pasti akan menggoreskan luka dihatinya, atau aku menerima pilihan mama meski menggoreskan luka dihatiku? Pertanyaan ini harus sampai kapan ku simpan sendiri? Entahlah...
Ummi_Rahmi · 3.2K Views

Rahmi Arief

Aku tak mengerti apa yang tengah dipikirkan Mama, setiap aku ingin mengenalkan seorang wanita sebagai kekasihku tak pernah ditanggapi dengan baik. Setiap aku menjalani hubungan dengan seseorang, tak pernah mendapat tempat di hati mama. Sungguh aku tak mengerti apa yang tengah dipikirkan oleh mama, diusiaku yang sudah berkepala tiga, aku kian tak pernah berani mengenalkan seorang kekasih kepada mama. Sebab ini bukan kali pertama orang yang ku kenalkan ditolak mentah-mentah oleh mama, hubunganku ditentang habisan-habisan oleh mama. Sebagai anak aku sungguh tak punya keberanian mengajukan keberatanku atas setiap penolakan mama. Betapa tidak mama adalah wanita pertama dan satu-satunya yang tak pernah berhenti mencintaiku, sungguh sebuah kesalahan terbesar bagiku jika aku mengecewakan wanita paling berharga bagi duniaku. Tapi Mama, aku mohon beri aku kepercayaan untuk menentukan calon pendamping hidupku, izinkan aku memilih wanita yang akan menjadi ibu dari anak-anakku kelak. Permintaan ini tak pernah bisa aku ucapkan dihadapan mama, entah kemana pergi keberanianku saat akan mengutarakan maksud ini, atau bahkan keberanian ini memang tidak pernah berani muncul dalam hatiku. Meski aku tak beran menolak jika suatu saat mama mengambil alih, menentukan wanita yang akan mendampingiku. Haruskah aku menolak pilihan mama, meski pasti akan menggoreskan luka dihatinya, atau aku menerima pilihan mama meski menggoreskan luka dihatiku? Pertanyaan ini harus sampai kapan ku simpan sendiri? Entahlah...
Ummi_Rahmi_8409 · 2.1K Views
Related Topics
More