Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Samson Kenangan Terindah Lirik

Scent Of The Fated Luna

Kael, furious and feeling betrayed by Lysander's claim, orders his Betas (including the conflicted Ryker) to seize Elara and Silas and subdue Lysander. A violent confrontation erupts within the fragile refuge. Isolde arrives (possibly tipped off or following Kael), not to help Kael, but to seize the opportunity to eliminate Elara and Silas permanently in the chaos, securing her position. The rogue allies Kael hired, seeing the instability and the valuable targets (Harmony Omega, unique child), turn on everyone, aiming to capture Elara and Silas for their own gain. Elara's Power: Amidst the fighting and seeing Silas in danger, Elara's Harmony power surges uncontrollably. It doesn't attack, but stills the chaos – calming rage, easing pain, forcing a temporary, awed pause on the battlefield as her true nature is revealed to all. Silas's Role: Silas, scared but instinctively protective of his mother and drawn to Lysander, unleashes a burst of pure, combined Alpha-Omega energy, repelling the rogue leader threatening Elara. This display of power stuns Kael and confirms Lysander's words about the soul bond's potential manifesting in the child. The Choice Point: In the stunned silence after the energy surge, all eyes turn to Elara. Kael, seeing her power and his son's strength, pleads with raw, desperate need. Lysander stands protectively near her, his silver eyes holding the promise of the bond and the refuge's safety. Isolde seethes, waiting for a chance. Elara holds Silas close. Who does she choose? Her child's safety hangs in the balance.
Samson_Igbeta · 3.9K Views

The Guardian of Dark Night

Duan Holster 24 tahun berambut hitam dan mata hitam seorang mahasiswa tingkat akhir yang tinggal bersama neneknya. Duan bekerja sebagai penjaga toko, setelah mengakhiri kelas, setiap siang hari hingga malam, Duan bekerja selama 10 jam. Pada suatu hari Sebuah serangan terjadi dalam serangan pada toko tempatnya bekerja, tiga perampok datang ke tokonya, satu dari jauh menodong pistol, dua orang mencoba mendekat dengan salah satunya membawa pisau. "Beri semuanya atau mati" Rampok meminta. "Tolong tenang, ambil saja ini semua". Sepertinya pekerjaan ku berakhir disini pikir Duan. Pria terakhir mencoba mengambil uang dalam penyimpanan. "Minggir jangan melakukan apapun" Pach!!, sebuah pukulan mendarat di pipi Duan dan Dia terlempar membenturkan kepala belakang mengenai meja kasir di belakangnya. 'Sial ambil saja tidak usah memukul' pikir Duan dalam benaknya. Duan berdiri dengan sedikit linglung, pria yang membawa pisau mencoba menusuknya, Duan menghindarinya ke kanan menyerempet lengan kirin, Duan memposisikan kaki kanannya ingin maju ke depan tapi merasakan bahaya, Dia melompat mundur dan dan suara bang bang kaca disamping Duan sebelum pecah. Duan dengan reflek langsung menunduk 'Sial kenapa bergerak sih' mereka waspada terhadap perlawanan Duan. Duan memberi sarat dengan mengangkat dua tangan keatas mencoba berdiri untuk menyerah tapi di abaikan oleh pria membawa pisau. Wuss wuss wuus, tiga tusukan yang cepat dilakukan ke arah dada nya. 'uhh!!!' tusuk terakhir mengenai ulu hati dan suara pistol meletus 'bang! bang!' peluru mengenai kepalanya dan Duan terjatuh terkapar dengan wajar menghadap lantai, darah mulai membanjiri area tersebut. Delapan detik sebelum kematian kenangan terlintas dalam pikirannya 'aku tidak memiliki banyak kenangan indah untuk dibawa mati' Dia yang di besarkan oleh neneknya saja yang tidak memiliki teman seorang pun karena terlalu lusuh. Setelah kegelapan pun datang di pikirannya dan Duan mati, setelah beberapa waktu berlalu, Dalam kegelapan Duan Merasakan hangat. Matanya terbuka!!!
Nugo8588 · 1.9K Views
Related Topics
More