Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Macdonald Gargan

Chasing the light in the darkness

Lin Kecong is a quiet and depressed person. Since the age of 5, his father, Lin Daqiang have lost his business and become a gambler and a drunkard. He become violence and start beating up Kecong. On Kecong 6 years old birthday, Kecong and his mum Li Xuefen was celebrating his birthday. At 10pm, a drunk Daqiang pulled Kecong out of his room and locked him inside the dark store room of their farm. Xuefen kept knocking on the door to ask him to stop beating their son. But Daqiang tied up Kecong and kept using his belt to whip him hardly. After whipping he spray water on him and leave him inside the darkroom with all the rats and cockroaches. The next morning, his mother quickly sent him to the nearest hospital. Xuefen worried of his health, she bring Kecong and leave the farm and leave her hubby. Xuefen went to Shanghai city to work as a bar hostess to bring up Kecong. Kecong did not know what she work as. 13 years old, Kecong successfully got into Shanghai High school. Everyone in the school despair him as his school uniform is also dirty and torn. 13 years old Kecong have been working in MacDonalds after school hours to help his mother to pay the house rental. 14 years old that year, Daqiang found him and beat him up badly. The next day he fainted in the art classroom due to fever cos of his leg and back injuries. His teacher, Chen Ming and his senior, Wang Jia Hao sent him to the hospital. His mother known of his injuries and found out that the injuries were caused by Daqiang, she took a knife and look for him. Kecong rushed over to look for his mother but instead he saw his mother got killed by his father. Daqiang got caught and went into prison for 10 years. Due to the incident, Kecong went into depression and start talking to himself. In the school he cried everyday. Jia Hao and Chen Ming kept looking after him. A month later after hearing his father went to jail, he took a knife in the arts classroom and cut his wrist. Out of sympathy, Jia Hao started looking after him and even brought him to his condominium to stay with him. After six months being together, the both of them fell in love with each other. Jia Hao applied for Shanghai university but his parents insisted that he go to Harvard University to study medicine. Later his mother felt strange and followed him back to the condominium and saw the both of them kissing in the room without clothes on. Out of anger, she informed his father. His father asked his men to abduct Kecong to his warehouse. They tied him and kept beating him. Jia Hao mother, Wang pei pei slapped him and said him disgusting. Kecong did not dare to answer a word. Chen Ming informed Jia Hao that Kecong was abducted by his parents. He went up to his father’s office and begged him to release Kecong. Pei pei said as long as he willing to go to Harvard they will take as this matter never happened before. Left with no choice, he accepted their request and asked them to give Kecong some money to see doctor and give him a place to stay. They agreed and release him. Without leaving a word to Kecong, Jia Hao left Shanghai to Harvard university to study. Kecong nearly lost his right leg and he went into depression again. He accepted Jia hao’s parents money as a loan and rejected their condo to stay. In the hospital he committed suicide twice. After recovery, Chen Ming took him in to stay in his house but he rejected. After finishing his secondary school, Kecong started to work. He work few jobs a day; a courier in the day, by night he went to a gay pub to work as a waiter. He rent a small old attic room to stay. He eat a box of rice or noodles for a week and biscuits for a week. 3 years later, while sending courier service to an advertising company, the manager spot his looks and offered him to act in an advertisement. The advertisement made him famous overnight. By 22, he managed to return back the money to pei pei and pay off his dad loans.
Michelle_Chan0220 · 22.4K Views

Dialah Yang Terkuat

Pada suatu hari di sebuah kerajaan utra. "RAJA! Bahaya di depan ada monster besarnya 18 meter, ia sedang menyerang tembok luar kita. (kota silent) Bagaimana caranya untuk melawan monster tersebut, Raja!" Seruan jurnalis tersebut. "APA!! Baiklah jika begitu, saya akan memanggil para pahlawan untuk melawan monster itu!!" Seruan sang Raja. "Baik RAJA!" Kata jurnalis tersebut. Lalu sang Raja langsung mempersiapkan untuk memberitahu para Pasukan elite untuk melawan monster tersebut. Bukan hanya Pasukan elite akan tetapi Raja membuat memberitahu tentang apa yang terjadi kepada Pasukan Gargan 10 dan Gargan 11 agar warga dapat di evakuasi. "SEMUANYA! Dengar kita sedang dalam masalah! Tembok luar kita sedang diserang oleh monster level 18!!" Seruan dari para pemimpin guild "Hah! Apa? Jika begitu.... Kita harus mempersiapkan suplai makanan kita!" Seruan para anggota Guild Keributan dimana mana, kehancuran dimana mana, suara pemberitahuan dimana mana. Bahkan tembok kota silent hancur. Pasukan gargan 7 dikeluarkan dari kota Marry untuk menuju ke kota silent. Di tengah jalan para pasukan gargan 7 sudah merasa ketakutan dengan monster yang katanya tingginya sekitar 18 meter. "Hei. TENANG!! Kita kan dibantu oleh pasukan gargan satu dan gargan tiga untuk menyerang monster yang berada di luar tembok! Jadi kita akan mengurus bagian dalam tembok saja. APAKAH KALIAN MENGERTI!" Seruan dari sang Kapten. Pasukan gargan tujuh akhirnya berada di kota silent. Sesuai yang di harapkan para monster, kini para monster telah menghancurkan kota silent serta telah menepati kota silent seperti rumah nya sendiri. "MAJU Semua! buat formula cepat!" (Jawab kapten gargan tujuh) "Siap!" (Seruan para prajurit) Beberapa saat telah berlalu, kini sudah sore dan para prajurit banyak yang meninggal. Semua prajurit berkerja sama untuk mengalahkan monster itu dan mereka berhasil, akan tetapi...... "Aaah apa!! Kapten bagaimana kita bisa menang?" "Apakah kita harus mundur!?" (Tanya prajurit gargan 7) Kapten gargan 7 menolaknya dan seketika tembok Milik hancur. Tembok Milik atau lebih dikenal dengan kota Milik, sekarang tembok itu sudah bolong dan hancur karena pasukan gargan 3 sudah mati semua. Pasukan gargan 3 adalah pasukan yang khusus untuk menjaga tembok milik sedangkan gargan 1 dan 2 adalah pasukan yang dikerahkan untuk melawan monster monster yang berada di dalam tembok silent. Pasukan gargan 1 dan 2 dikenal dengan pasukan yang sangat elite, bayangkan saja 1 prajurit dapat mengalahkan sekitar 10 monster yang memiliki level 3 hingga level 7. Semua prajurit sudah kuwalahan dan Pahlawan akhirnya datang akan tetapi seketika........... (BOOM!) "APA ITU? tanya orang yang berada di kota iland" ""Sial aku dimana? Kenapa tubuh ku di penuhi dengan luka?" (Tanya orang itu yang tidak dikenal) Ia bangkit dari tidur nya dan melihat sekitarannya yang kini sudah hancur lembur. "Apa? Kenapa? Kenapa!!kenapa? Kanepa? Kanapaaaaaa!!!" Orang itu heran saat melihat sekitarnya yang sudah hancur dan kota kota serta tembok yang sudah hancur, bahkan Kota tersebut sudah tidak ada makhluk hidup selain monster. Sebuah kota silent,milik, dan iland yang di lindungi sebuah kerajaan yang bernama utra hancur, bahkan yang tersisa di kerajaan utra hanya lah sebuah reruntuhan dan monster level 50 yang sedang memakan manusia yang sudah mati Sekedar Informasi. Kerajaan utra memiliki tiga kota dan tiga tembok yang tingginya sekitar 35 meter dan tebalnya sekitar 7 meter. Dan memiliki prajurit sekitar 300.000 pasukan. Dari sekian prajurit hanya hidup 1000 hingga 500 prajurit yang tersebar di luar tembok kerajaan utra. Dari sekian prajurit, masyarakat yang berada di kerajaan utra memilik 30 juta jiwa, dari sekian banyaknya masyarakat yang hidup di kerajaan utra kini hanya sekitar 100 ribu jiwa. Karena adanya makhluk hidup yang sangat kuat dari monster yang lain, kini kerajaan utra sudah bukan kerajaan lagi karena ledakan makhluk hidup yang turun dari planet lain. Efeknya banyaknya
Fikri_ · 332 Views
Related Topics
More