Saat Hati Tak Lagi Menunggu
*"Saat Hati Tak Lagi Menunggu"*
Adakalanya hati yang digantung bukan untuk dilupakan, tapi untuk disembuhkan.
Rara Azahra, gadis biasa dengan mimpi sederhana, terjebak dalam labirin perasaan yang tak pernah diberi kepastian. Hatinya tertambat pada Arel, lelaki yang hadir seperti hujan: datang tiba-tiba, memberi harapan, lalu pergi tanpa pamit. Di tengah harapan yang tak berbalas dan luka yang makin dalam, Rara berjuang memahami dirinya sendiri—antara menunggu yang tak pasti atau belajar melepaskan.
Namun hidup tak berhenti ketika cinta tak dibalas. Ketika luka telah terlalu dalam, hadir kembali sosok Aresta Dirgantara—teman baru yang tak mencoba mengisi kekosongan, tapi hadir untuk menemani. Perlahan, Rara mengenal bahwa cinta tak harus datang dengan janji, dan penyembuhan tak harus melalui pelarian.
Melalui perjalanan penuh pertanyaan, pertemanan yang rumit, keluarga yang tak selalu utuh, dan malam-malam sunyi yang ia lewati sendiri, Rara akhirnya menemukan satu hal penting: bahwa tidak semua kisah berakhir dengan cinta yang bersatu, tapi setiap kisah bisa berakhir dengan hati yang pulih.
Novel ini adalah kisah tentang jatuh, patah, bangkit, dan bertumbuh. Tentang seorang gadis yang pernah digantung harapannya, dan memilih untuk tidak lagi menunggu—melainkan melangkah.