Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Remas Tetek

Austagorose

In the cutting-edge Dogtough Laboratory, three brilliant young scientists—Sou, the visionary engineer; Rema, the prodigy programmer; and Ren, the daring physicist—achieve the unthinkable: the invention of a time machine. Designed to explore the secrets of history and unravel the mysteries of the future, their machine is a marvel of technology, a culmination of their dreams and relentless effort. Eager to test their creation, they embark on a journey through time, but something goes terribly wrong. A sudden surge of energy disrupts the machine’s delicate mechanics, hurling them not into the past or future, but into an entirely different reality—a fantastical realm far beyond their comprehension. This is a world of towering trees that whisper and laugh, their roots weaving stories of ancient secrets. Rivers shimmer with liquid starlight, and the skies are patrolled by mythical creatures. Here, elves with piercing eyes guard sacred groves, and cultivation of magical powers is the key to survival. At the heart of this realm stands the Sun King's dominion, a sprawling empire shrouded in terror and awe. The Sun King, a ruthless and omnipotent sorcerer, rules with an iron fist, wielding magic so ancient and powerful that even the boldest challengers dare not oppose him. Thrown into this unpredictable world, Sou, Rema, and Ren must adapt to survive. Their knowledge of science clashes with the world’s mystical forces, yet it also opens possibilities for groundbreaking discoveries. As they navigate this treacherous land, they uncover truths about the Sun King’s tyranny and the secrets he guards—secrets that could lead to their only hope of returning home. In a race against time, they must unravel the mysteries of this enchanted realm, master its magical laws, and confront the Sun King himself. Their survival hinges on one question: can they fuse the logic of science with the boundless power of magic to find their way back, or will they be trapped in this fantastical world forever?
Cooltech23 · 3.6K Views

GAIRAH SEKS DAN NAFSU

Lubang vagina mbak Angela terasa nikmat dan hangat saat penisku telah menusuk masuk ke dalamnya. “Ahhhhhhh!!! Ohhhhh!! Ahhhhh!!” mbak Angela menjerit dan merintih hebat saat merasakan batang penisku telah masuk ke dalam lubang vaginanya dengan begitu keras. Langsung aku tindih tubuh mbak Angela, aku remas buah dada seksinya yang terasa kenyal dan lembut di tanganku. Kemudian aku goyangkan pinggangku untuk menusukkan penisku dengan ganas dan brutal keluar masuk ke dalam lubang vagina mbak Angela. “Ahhhhhh!! Ohhhh!! Auuuu!! Ohhh!! Ahhh! Uhhhh!! Auuuuu!!” mbak Angela merintih dan menjerit hebat saat lubang vaginanya aku sodok bertubi-tubi dengan batang penisku yang begitu keras ereksinya. Langsung terdengar bunyi kecepak akibat tusukan batang kemaluanku yang menusuk lubang kemaluan mbak Angela berkali-kali dengan keras, brutal, dan ganas. “Ahhhhhhhhh!!! Ohhhhh!!! Uhhhhhh!!! Ahhhhhh!!! Ahhhhhh!! Ahhhhhhh!!” mbak Angela merintih-rintih menahan sensasi rasa nikmat di lubang kemaluannya akibat sodokan keluar masuk batang penisku bertubi-tubi tanpa henti. Sambil terus menusukkan batang penisku yang begitu keras dan perkasa ereksinya ke dalam lubang vagina mbak Angela, tanganku mulai meremas buah dada wanita tinggi semampai itu dengan liar. “Ohhhhh!! Ahhhh!! Uhhhhh!! Auuuu!! Auuuuu!! Ahhhh!!” mbak Angela menjerit dan merintih keras merasakan tusukan batang penisku di dalam lubang vaginanya. Jeritan dan rintihan itu disertai bunyi kecepak yang makin keras akibat basahnya lubang kemaluan wanita itu saat aku sodok dengan penisku. Aku juga mulai menjilati leher mbak Angela dengan beringas, aku ciumi leher putih mulus dan jenjang itu, kemudian aku gesek-gesekkan bibirku ke kulit leher putih mulus itu, selanjutnya aku jilati leher indah itu dengan lidahku dengan sangat lekat. “Ahhhhhhh!!! Ohhhhhhhh!! Uhhhhhhhh!! Ahhhhhhhh!! Ohhhhhhh!!!” mbak Angela merintih, mendesah, dan menjerit merasakan kenikmatan tiada tara itu. Kemudian lidahku mulai bergerak menjelajahi area dekat telinga wanita cantik itu. Lalu langsung aku jilati daun telinga mbak Angela dengan penuh nafsu dan hasrat seks. “Ahhhhhhhhhh!!! Ahhhhhhh!! Ohhhhhh!! Nikmat banget!! Ahhhhh!! Sayang!!!!” mbak Angela makin merintih dan menjerit saat lubang kemaluannya terus aku sodok dengan batang kemaluanku. Terinspirasi dari kisah nyata. Warning 21+. Nama orang dan tempat disamarkan.
Novra_Hadi · 180.5K Views

a speck of light from the sun

"kamu terlalu baik untukku "serunya sambil memejamkan mata tak kuasa melihat air mata yang perlahan turun dari wanita tersebut. "hiks....hiks k kamu jahat.aku sudah bilang aku akan menerimamu apa adanya.sekarang,hiks... setelah kau membuatku mencintaimu kau ingin lari dari semua ini ? hmm hiks.."ucap wanita tersebut sambil sesunggukan tak kuasa menahan tangis dan sesak yang terasa di hatinya,seperti diremas- remas. laki-laki itu membuka matanya dan melihat kearah wanita itu. "aku tidak ingin kau tersakiti lagi dengan perlakuanku padamu"ucapnya.wanita itu melihatnya dengan tatapan tidak percaya nya apa yang telah dikatakan pria yang telah masuk ke kehidupannya yang dulu abu-abu sekarang telah menemukan cahayanya."Dia" orang yang telah memberikannya cahaya,kasih sayang tiada tara,kehangamtan yang tidak pernah dia dapatkan dari keluarganya.tapi sekarang apa? Cih... . . . plak "buat apa kamu melakuakan semua ini jika kamu hanya membuatku kembali ke lubang yang sama hah hiks..hiks?"ucap wanita tersebut sambil menunjuk nunjukkan jari telunjuknya tepat di wajah pria tersebut.Dia sudah muak,marah,benci,jijik, dengan kehidupannya.ia lebih baik mati saja dari pada kembali merasakan sakit yang amat besar. . . . . Penasaran dengan kelanjutan ceritanya cum mampir di cerita pertama gue . happy reading dan buat kakak" readers semua mohon maklum baru pertama kali nulis jadi silahkan menanggapi,komen,dan kasih sarannya ya biar saya koreksi.
lemikyu_001 · 2.9K Views

Enough Love

Ranjang putih itu melesak ketika ia membaringkan tubuhku. Masih dengan ciuman panas kami tanpa ia melepas saat menuju kamar. Ia menindihku, tubuhnya terasa hangat dan kokoh. Aku mempererat pelukanku di lehernya. Perpindahan kalor dari tubuhnya terasa begitu cepat, meski kemeja yang ia kenakan belum sepenuhnya terbuka. Pakaianku telah tanggal, tersisa hanya hotpants dan lace braletteku. Kepala ku masih terasa pusing karena pengaruh alkohol tadi. Tapi dengan seperti ini, aku bisa lebih menikmati gairahku yang memuncak dan tak tertahankan. Malam ini aku menjadi si Satir. Bibir tebal itu ku bungkam dengan lumatan luar biasa. Segala tuntutan dan beberapa kekesalan atas dendam yang telah lama bersemayam kulampiaskan pada setiap pagutan. Meski tubuhku terasa telah diremas oleh ratusan kupu-kupu yang hinggap, terbang dengan brutal kesana kemari, aku berusaha mendominasi pria diatasku ini. Terlalu nikmat, hingga kehilangan akal dan aku melupakan segalanya. Persetan dengan segala traktat terikat itu, Komitmen? Aku akan membicarakannya nanti. Ada hal yg harus aku selesaikan. Ini utama! Bahkan hingga kini aku masih meraguinya yang mencintaiku. Dia saja seolah enggan menyentuh. Iya, aku melanggar segala batasan. Berlari jauh pada belantara penuh angin ribut yang menghalangi setiap jalanku. Aku berlari, menjauh, pergi dan terus menambah kecepatanku. Disini, dengan pria yang masih stagnan pada dunianya, Aku singgah. Pria yang salah. Saat kekasihku masih setia menanti kepulanganku di rumah. Tidak lama, mungkin hanya sebentar. Saat semua tujuanku tercapai. Saat semua dendam terbalaskan. Maka semua akan kembali, seperti semula. Tunggu aku, sayang. COPYRIGHT 2020 By El__SCho
ElSera · 39.7K Views

Mertua rasa Pelakor move to new link

"Terima kasih banyak, Zam. Sebenarnya aku malu. Aku—" Azam menghapus rembasan air pada pipiku. "Hatiku perih kalau melihatmu menangis ...," gumamnya nyaris tak terdengar. "Kamu ngomong apa?" tanyaku. Mata kami saling mengunci hingga sekian detik. Jika saja Fito tidak bersuara, mungkin kami masih saling menatap. Aku sadar, tidak seharusnya kami seperti ini. "Tidak. Lupakan." "Azam ...," panggilku. "Ya," jawabnya. "Emm, kenapa kamu bersikap baik dengan kami?" "Jangan salah paham, ya. Aku hanya ingin menepati janjiku yang belum pernah terwujud saat kita masih bersama." "Apa?" "Membahagiakan kamu. Maaf, kalau kamu tidak menyukai caraku ini. Aku tau, tidak seharusnya aku bersikap seperti ini. Aku sudah mengikhlaskan kamu pada kakakku." "Tapi, Zam. Apa kamu gak mikirin perasaan Lisa kalau dia sampai tau?" "Maaf. Sekali lagi, jangan salah paham, ya. Ayo, sudah sampai. Apa kamu tidak mau turun?" godanya. Azam membukakan Seatbelt, wangi rambutnya pun masih sama seperti dulu. "Terima kasih, Zam." Ia tersenyum manis. Perhatian Azam membuatku salah tingkah. Azam mengantarkan kami sampai rumah, awalnya aku menolak semua pemberian dari Azam, tetapi ia memaksa terus. Aku takut jika mertuaku tahu. "Ini untuk Lisa aja, aku takut Mami marah." "Lisa sudah banyak baju-baju, aku lihat bajumu itu-itu aja. Dan sudah waktunya dibuang, udah kusam gitu, loh, warnanya. Dan ini, untuk Fito." Sambil menenteng tetek bengek itu, ia berjalan sesekali menoleh ke arahku. Ya, aku mengekornya. "Mami, kan, lagi di konter tadi?" sambungnya. ‘Azam, jangan membuatku salah menilai arti kebaikanmu ...,’ gumamku dalam hati. Kata-kata Azam di dalam mobil tadi, selalu terngiang. Setiap mengingatnya, senyumku selalu mengembang dengan sendirinya. Seperti orang yang jatuh cinta saja. "Ingat. Jangan menangis lagi. Kalau butuh apa pun, telepon aku aja," ucapnya. Tangannya mengacak-acak anak poniku. Kenangan bersamanya melintas begitu saja. "Maaf. Habisnya, tingkahmu masih sama seperti dulu, sih." Salah tingkah, ia pun memegangi rambut belakangnya sambil menahan senyum, lalu berjalan kembali ke parkiran mobil. Aku hanya tersenyum simpul, sudah lama sekali aku tidak merasakan bahagia seperti ini. Sejak aku menikah dengan Mas Bo'eng, hanya air mata yang setia menghiasi hariku.
AmoyShanghai · 11.1K Views

Revenge (dendam Agni)

12 tahun lalu Rama mengusap wajahnya beberapa kali, ia frustrasi dan stres. Sebenarnya apa mau Agni, gadis berusia 15 tahun itu dari tadi tak berhenti menangis. "Kak Rama, Agni takut. Orang yang keluar dari sana.” Tunjuknya pada sebuah pintu bewarna putih, "Wajahnya pucat dan seperti menahan kesakitan.” "Jangan takut nanti kak Rama temenin masuk ke dalam!!"Tangan mereka saling menggenggam. Tangan Agni berkeringat lebih banyak dengan erat meremas tangan Rama. "Kak, gak bisa ya? Kita... kita..” Agni harus menahan mati-matian suaranya. "Kita rawat anak ini!!" Pandangan mereka turun ke perut Agni yang masih rata. Di sana ada calon anak mereka. Karena kesalahan Rama dan kebodohan Agni, janin itu bisa ada. Mereka bukan terlibat kecelakaan atau sebuah kekhilafan. Semua bermula dari Rama yang hobi menonton blue film. Membuat nafsu yang di milikinya naik dan hanya ada Agni yang polosnya minta ampun menjadi pelampiasan nafsunya. Agni adalah gadis remaja tetangga Rama. Dia sering meminta bantuan Rama untuk mengerjakan PR. Namun bukannya mereka merasa bersalah melakukan seks diluar nikah, mereka malah mengulangi kesalahan itu berkali-kali sampai Agni hamil. "Agni kita masih sekolah, kamu baru mau masuk SMA dan aku baru kuliah. Mau di apakan anak kita nanti? Kita masih terlalu muda untuk mengurus anak dan masa depan kita masih panjang.” Agni mencerna ucapan Rama yang menurut logika benar namun instingnya sebagai seorang ibu mengatakan kalau anak ini juga ingin hidup. Jujur Agni tak tega membunuh anaknya sendiri. "Agni sayang, kita relakan anak kita yang ini.” Rama mengusap perut Agni dengan lembut. Rama juga masih punya hati. Ia juga tak tega melakukan aborsi tapi bagaimana lagi mereka tak bisa mempertahankan janin itu untuk saat ini. "Kakak janji setelah ini, kakak gak akan pernah ninggalin Agni. Kita akan selalu sama-sama". Agni tersenyum lalu menyenderkan kepalanya pada bahu Rama. Ia mempercayakan hidupnya kini di tangan laki-laki yang merusak mahkotanya ini. Namun janji Rama yang semanis madu itu nyatanya hanya akan jadi jarum di aliran darah Agni. Di kemudian hari Agni menuntut janji Rama untuk di tepati namun keadaan mereka sudah berbeda. Hubungan mereka di masa depan tak akan lagi sama.
Rhea_Sadewa · 14.4K Views

Payung Senja

Jembatan merah saksi bisu cinta yang berawal dari ketidaksengajaan menolong seorang wanita yang pingsan kemudian wanita itu menjadi kekasihnya kini. Betapa besarnya cinta Darendra untuk Diandra. Perlakuan manis Darendra yang selalu romantis membuat Diandra membangun istana cinta semakin meninggi, ekspektasi cintanya sungguh hangat. Begitupun dengan Darendra ia sungguh mencintai Diandra dengan tulus, Aliran darahnya selalu memantulkan suara panggilan Diandra. Tetapi cinta itu tidak mampu bertahan lama, Darendra mematahkannya. Istana cinta itu seketika roboh, Tak ada angin ataupun badai menerpa mereka, Darendra memutuskan hubungan dengan alasan ia harus pergi menyusul kedua orangtuanya di Korea Selatan, sontak hal ini meremas hati Diandra hingga murka. Diandra membenci cinta saat itu juga karena Darendra. Beberapa tahun kemudian Darendra muncul kembali sebagai bintang idol, rupanya ia merangkai masa depan menjadi idol K-Pop yang mengharuskan ia menyembunyikan identitas nya dan ia pula tidak di perbolehkan untuk menjalin hubungan asmara. di satu waktu mereka di pertemukan kembali dan rasa cinta itu masih tetap sama, Darendra masih sangat mencintai Diandra begitupun Diandra namun tertutup rasa benci karena kekecewaan nya pada kekasih hatinya itu. Darendra akan berusaha semampunya untuk kembali meraih cinta Diandra apapun yang akan ia lewati ataupun yang harus ia lakukan ia akan berusaha untuk mendapatkan cinta Diandra kembali, walau harus menerima kebencian Diandra.
Teria · 1.3K Views

A Bad Boy Tries To Fall in Love

Aku menatap gerbang yang menjulang tinggi di hadapanku, dengan bermodal nekat aku memilih sekolah yang lumayan jauh dari rumahku. Dengan langkah yang tegak dan dagu di angkat aku langsung berjalan masuk ke dalam sekolah. Ah betapa tidak sekolah ini sekolah impian untuk di daerah kampung yang lumayan besar ini. Murid yang banyak, sekolah yang memilki banyak ruangan hanya untuk tempat estrakuliner, ruang laboratorium, basket dan juga segala tetek bengek jenis olahraga. Suasana yang masih segar karena memilki banyak pohon yang rindang dan juga di depan sekolahan ada hamparana sawah yang luas, bukankah itu surga dunia? Matahri mulai bersinar dengan malu-malu, bersamaan itu setiap murid akan selalu datang ke sekolah ini dan juga akan selalu bersenda gurau dengan teman sebayanya. Dengan langkah malu-malu aku masuk ke dalam sekolahan yang sudah terlihat beberapa anak murid yang sudah siap melakukan Masa Orientasi Sekolah yang di laksanakan oleh panitia osis. Bruk “Eh sorry, engga sengaja.” aku mengusap lututku yang sedikit licet karena tersungkur badanku olehnya. Aku menatap matanya dan seketika aku meneguk ludah dengan susah payah. ‘Sialan apakah dia badboy yang akan memaki gue?’ batinku bertanya-tanya sedangkan lelaki yang ada di hadapanku hanya diam sembari menatapku tanpa berkedip. “Lo gpp?” tanyanya dnegan mengaruk kepalanya dan aku hanya menganggukan kepala saja. “Tapi lutut lo berdarah?” dengan suara yang terbata-bata sehingga membuat aku langsung menggelengkan kepala karena merasa ada yang salah. Oke aku perjelaskan, lelaki yang ada di depanku lumayan tampan dan juga dia memilih sedikit terlihat bad boy namun masih bisa aku toleransi. Wajah yang tirus tapi rahang yang lumayan tajam mempunyai pesona tersendiri bahkan dia memiliki kulit yang lebih putih ketimbang wajahku. "Sorry, engga sengaja tadi nabrak." ujar dia dengan suara terbata-bata tapi akhirnya aku bisa menormalkan detak jantungku saat melihat matanya yang teramat teduh. "Ta...," belum dia melanjutkan percakapannya tiba-tiba terdengar suara yang begitu jelas sehingga membuat dia pun langsung terjeda. "KEPADA SELURUH MURID YANG MENGIKUTI MASA ORIENTASI SEKOLAH SILAKAN MASUK KE DALAM AULA MOHON SEGERA MASUK KE DALAM AULA." dengan terburu-buru aku pun langsung menundukkan kepala sembari berpamitan kepadanya dan meninggalkan sosok lelaki yang ada di hadapanku dan tanpa aku sadari bahwa seseorang tersebut sedang menatapku dengan tersenyum tipis.
saputranugroho · 1.9K Views
Related Topics
More