Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Kyai

SELAKSA CINTA UNTUK BIDADARI

Ini karya romance religi perdanaku, ya?sebenarnya sudah lama aku tulis. Tapi, hanya kuterbitkan secara online di beberapa episode saja. Di novel ini, aku menulis kisah seorang gadis shalihah bernama Arsyla yang hidup dalam kalangan keluarga religius. Seperti halnya gadis normal lainnya, Arsyla juga merasakan yang namanya cinta pada lawan jenisn. Tapi, dia memilih tetap diam dan memendam perasaannya pada pria tersebut, dan dengan rela melepaskannya demi rasa cintanya pada robb serta agamanya. Karena, pria itu beragama kristen. Arsyla tak peduli, meskipun Jordan sudah berkali-kali mengatakan padanya mau memeluk islam dan menjadi mualaf selama Arsyla mau menikah dengannya. Tapi, Arsyla tetap bersikeras mengatakan tidak. Gadis itu tak rela agamanya dibuat mainan. Dipeluk hanya demi mendapatkannya. Kelak, jika rasa cintanya sudah memudar, kemungkinan besar Jordan akan kembali pada agamanya yang dulu. Hingga akhirnya, Arsyla dojodohkan dengan seorsng TNI pilihan kyai pengasuh ponpes tempat dia menimba san mendalami ilmu agama. Mereka pun menikah dan memiliki anak. Di sisi lain, Jordan telah memutuskan memeluk islam bukan karena cinta pertamanya. Tapi, dari islam ia merasa hatinya tenang dan hidupnya damai. Maka, ia memutuskan mencari seorang kyai yang bisa mengislamkan dirinya dan memberi arahan serta bimbingan bagaimana agar bisa menjadi seorang muslim yang baik. Hingga suatu hati, tanpa sengaja Asyla kembali dipertemukan dengan Jordan di sebuah tempat yang sangat tak terduga. Saat itu Arsyla mengantarkan putra dari pernikahannya bersama Fikri sang TNI ke madrasah. Ia melihat sosok yang tak asing di matanya. Tapi, pakaiannya terlihat beda. Arsyla terkejut ketika putranya mengatakan kalau dia adalah ustadz nya, yang tak lain, dulu dia teman sejak SMA nya, Jordan. Bagaimana bisa? Sementara status Asyla sendiri kini adalah seorang janda. Karena, Fikri sang suamai telah gugur di medan prang.
All1110 · 57.4K Views

Perjalanan Rindu

Setelah Husna pulas, keharuan Faris menyebabkan ia tidak dapat berkata-kata. Mata pemuda itu pun berkaca kaca. Ia menyadari dirinya sedang ada di dalam kereta, duduk di samping putri bungsu Kyainya. Ia baru saja meninggalkan pesantren. Ia dalam perjalanan pulang. Inilah hidup, tidak ada yang tetap selamanya. Ia tidak mungkin terus tinggal dipesantren jadi santri sepanjang hayatnya. Matahari terus berputar pada garis edarnya. Bumi berputar pada porosnya. Siang dan malam datang dan pergi secara bergantian. Ia teringat nasihat Kyai Shaliah dalam salah satu pengajiannya. “Anak-anak muridku, dalam perjalanan mengarungi kehidupan dunia ini jadilah kalian orang-orang yang penuh rindu. Orang-orang yang rindu pulang. Jadilah seperti seorang Musafir yang sangat rindu untuk segera bertemu keluarganya. Orang yang didera rindu untuk segera pulang, itu berbeda dengan orang yang tidak merasa rindu. Orang yang didera rasa rindu, tidak akan membuang waktunya dijalan, ia ingin cepat-cepat sampai untuk bertemu keluarganya. Bertemu dengan orang yang dicintainya. Sebaliknya, orang yang tidak merasa rindu, mungkin dia mampir di satu tempat dan berlama-lama di situ, sehingga banyak waktu yang terbuang sia-sia. Di dunia ini kita seperti Musaffir. Dunia ini bukan tujuan kita. Tujuan kita adalah Allah. Kita harus memiliki rasa rindu yang mendalam kepada Allah. Dan Allah akan membalas kerinduan itu dengan kehangatan kasih dan ridha-Nya yang tiada bandingannya.”
Yogi_Fernando_0309 · 22.4K Views

Istri yang Tak Dirindukan

Anan merantau ke Jakarta untuk memperbaiki kehidupan ekonomi keluarganya. Selama di perantauan dia mengirim kabar hanya melalui ponsel. Anan juga mengirim uang nafkah kepada istrinya dengan dititipkan tetangga. Lima tahun merantau di Jakarta tak pernah pulang. Namun, setelah dia kembali hanya memberi hadiah talak kepada Ayi Fradilla. Wanita yang sudah memberinya dua orang anak anak. Anan pulang bersama dengan istri barunya. Seorang wanita muda dan kaya menggunakan mobil mewah. Hati Ayi hancur saat mengetahui suami telah menikah dengan perempuan lain. Kemudian hidup Ayi dan kedua anaknya berubah setelah Ustaz Rahman membawa kabar bahagia dengan mengikuti lomba MTQ, yang diadakan oleh seluruh provinsi. Habib mengikuti lomba dan memenangkan juara satu dengan hadiah 100 juta. Namun, di tengah kemenangan Habib, Ayi dan Ustaz Rahman difitnah dengan tuduhan berzina. Ustaz Rahman dan Ayi harus menikah siri karena fitnah. Kemudian Ustaz Rahman membawa Ayi dan kedua anaknya pulang ke rumah, tetapi ditolak ibunya. Umi Fatimah menolak Ayi menjadi menantunya karena statusnya yang janda miskin beranak dua. Dengan tegas sang ibunda meminta untuk menceraikan Ayi Fradilla. Ustaz Rahman menolak menjatuhkan talak kepada Ayi, akan tetapi ibunya murka dan menolak dengan tegas. Lantas Umi Fatimah menjodohkan Ustaz Rahman dengan gadis pilihannya. Ustaz Rahman terpaksa menceraikan Ayi Fradilla yang baru resmi dinikahi beberapa hari. Lantas Ayi diusir dari rumah besar itu. Hingga akhirnya keputusan untuk hijrah pun dia pastikan untuk kembali ke Jakarta mengadu nasib. Di sanalah kehidupan sukses berawal. Sampai pada akhirnya datang kembali Ustaz Rahman dan ibunya ke Jakarta untuk mencarinya. Umi Fatimah menyesal sudah mengusir Ayi beserta anak-anaknya. Ternyata menantu pilihannya divonis mandul. Kisah percintaan Ustaz Rahman dan Ayi kembali terulang saat bertemu di Jakarta. Umi Fatimah memohon maaf atas semua perbuatannya dan meminta Ayi untuk kembali menikah dengan anaknya demi mendapatkan keturunan. Seorang ahli waris dari keluarga Kyai Rasyid. Kedatangan Umi Fatimah dan mantan suaminya ditolak oleh Ayi. Lantas Nur Azizah melamar Ayi kembali untuk suaminya menjadi adik madunya. Ayi menolak permintaan itu. Sampai pada akhirnya Umi Fatimah menyerah karena harus bertarung dengan penyakitnya hingga menghembuskan napas terakhir. Sebelum Umi Fatimah wafat, dia telah berpesan agar Ustaz Rahman kembali menikahi Ayi untuk mendapatkan keturunan. Pada akhirnya Ayi menyerah dan menikah kembali dengan Ustaz Rahman.
Kariani_Sukadi · 13.9K Views
Related Topics
More