Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Laut Bercerita

ARUNIKA: Kanvas di Balik Samudra

Di atas kanvas langit yang tak pernah sepenuhnya biru, terbentang kisah seorang taruna—Noaniel Aquino Navis Naviarta—yang melangkah dalam diam, menyimpan badai di dada dan samudra di tatapannya. Ia bukan pahlawan yang menghunus pedang di tengah sorak, melainkan penjaga sunyi yang menundukkan waktu dengan keteguhan langkah dan kesetiaan tanpa suara. “ARUNIKA: Kanvas di Balik Samudra” adalah elegi tentang perjalanan batin seorang pelaut muda yang meniti lorong-lorong kedisiplinan dan kehormatan, sembari memikul beban masa lalu yang tak pernah ia biarkan karam. Ketika satu undangan reuni melayang masuk—dengan nama lama yang terukir lembut: Aneira Aluna Primadisa Vireska—Noaniel dihadapkan pada dermaga kenangan, tempat di mana luka pernah singgah, dan rindu menggantung tanpa alamat. Dengan latar dunia keras taruna, tawa getir di barak, dan malam-malam yang dihiasi doa sunyi, kisah ini mengalun bagaikan simfoni laut: tenang di permukaan, namun dalamnya menenggelamkan. Ia bukan sekadar cerita tentang cinta yang tertunda, melainkan tentang keberanian menyentuh kembali warna pertama yang pernah dilukiskan di kanvas hati—warna yang tidak pernah pudar meski badai kehidupan datang bergulung-gulung. Dalam arus waktu yang tak pernah menunggu, Noaniel menuliskan kisahnya bukan dengan tinta, melainkan dengan langkah. Bukan dengan kata, melainkan dengan keberanian menoleh ke belakang—untuk memahami bahwa kadang, yang kita cari di cakrawala jauh… justru telah lama berdiam di dalam dada.
navierta · 773 Views

Aku Tau Rasa Laut

Di kedalaman laut biru nan luas: “...Putri duyung kecil mencium kening sang pangeran... Buih-buih putih menari di atas ombak di sisi kapal...” Uwaaa... Sekelompok putri duyung dengan ekor beraneka warna duduk mengelilingi karang dan menangis sedih, meneteskan air mata karena kisah cinta tragis antara leluhur duyung dan sang pangeran manusia. Namun, sang pangeran duyung saat ini, yang membawa trisula baja, mencibir: “Manusia adalah makhluk munafik dan licik! Mereka menangkap para duyung dan memaksa kami menangis hanya demi mendapatkan mutiara! Tujuan kita adalah bintang dan lautan luas!” Hingga suatu hari, seorang manusia tampan jatuh ke laut karena kecelakaan. Sang pangeran duyung menyelamatkannya dan mengumumkan kepada seluruh rakyatnya: “Oh, matanya lebih berkilau daripada permata paling indah di dunia! Aku jatuh cinta pada pandangan pertama! Kita benar-benar jodoh surga, cinta yang mengguncang dunia!” Semua duyung: “...” Namun saat sang pangeran dengan bahagia menjalani hidup bersama manusia itu, suatu hari setelah kembali dari membersihkan sampah laut, ia menemukan kekasih manusianya... menghilang! Dan yang lebih parah — sepertinya dia... hamil anak dari manusia itu!? Ini adalah kisah sang pangeran duyung yang 'ditinggalkan' (dengan banyak tanda tanya) yang membawa bayi duyung yang ia rawat sendiri, menempuh ribuan mil untuk mencari suaminya. Catatan dari Yuzu: Pangeran duyung yang polos, manis, super percaya diri, dan romantis (seme/攻) × CEO dingin, pedas, tapi sebenarnya lembut hati (uke/受). Keduanya saling mencintai dan saling memanjakan! Catatan penting: Bayi lahir dari kekuatan spiritual pangeran yang terkumpul menjadi telur duyung. Jadi lahir dari telur, bukan kehamilan manusia biasa.
cikiipanser2005 · 464 Views
Related Topics
More