Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Dongeng Anak

Pecahan Jiwa Sang Raja

"Setiap jiwa membawa cahaya. Tapi bagaimana jika cahayamu berdenyut dalam bayangan?" Di sebuah dunia yang terbentuk dari resonansi jiwa, semua orang dilahirkan dengan lentera jiwa,cahaya batin yang menjadi sumber kekuatan, identitas, dan takdir mereka. Namun Kael, seorang pemuda dari desa sunyi di tepian hutan terlarang, tidak pernah benar-benar menyatu dengan dunia itu. Lentera jiwanya… berbeda. Ia tidak hanya bercahaya, tetapi berdenyut dua kali, dengan warna yang tak pernah disebut dalam dongeng,emas dan ungu. Sebuah kombinasi yang tak dikenal… atau sengaja dilupakan. Saat langkah kakinya menembus batas hutan yang dibenci dan ditakuti, sebuah panggilan bangkit dari tanah, akar-akar lama bergerak, dan mimpi-mimpi yang bukan miliknya mulai membisikkan kebenaran. Kael bukan Chosen One. Ia adalah penyimpangan. Sama seperti satu sosok di masa lalu… yang gagal dan memecah dunia. Sama seperti seorang raja… yang mengurung jiwanya agar dunia tetap utuh. Ketika tanah mulai bereaksi, pohon-pohon membuka mata, dan bayangan dari dalam diri Kael menolak untuk diam, dunia harus memilih: menerima jiwa yang tumbuh dari luka lama… atau mengasingkannya kembali dalam kehancuran. Dan Kael harus bertanya pada dirinya sendiri. Apakah ia akan menjadi pecahan yang sama atau yang terakhir? –––––– Tags: soul cultivation, emotional protagonist, rare soul, awakening, mystery power, legacy weapons, anti-chosen one, tragic past, slow burn, magical realism, dream world, dual soul.
ThousandsSky · 1.4K Views

SUKMA BUMI : BUKU I - Dunia Yang Tak Pernah Kita Minta

Deskripsi Cerita: Sukma Bumi: Buku I – Dunia yang Tak Pernah Kita Minta Genre: Dark Fantasy, Drama Filosofis, Adventure, Mystery/Mythpunk, Political Allegory Tone: Gelap, puitis, dan eksistensial, kisah ini meresapi konflik ideologis dan emosional yang mendalam. Atmosfernya membangun dunia yang memudar antara kenyataan dan mitos, di mana tidak ada pahlawan sejati—hanya jiwa-jiwa yang terluka mencari makna dalam reruntuhan. Sinopsis Utama: Dalam dunia Ranadipa yang menolak takdir, dan bumi yang menyimpan luka purba, sekelompok jiwa terjebak di antara kehancuran dan kemungkinan. Ribuan tahun lalu, Sihir Leluhur yang menyinari Ranadipa menghilang, meninggalkan jejaknya hanya dalam naskah kuno dan dongeng terlupakan. Kini, Sukma Bumi—kesadaran purba dunia—mulai retak, dan pertarungan bukan lagi antara baik dan jahat, melainkan antara apa yang pantas dan apa yang pernah diyakini. Brama Aksatara, anak dari garis darah yang hilang, dibesarkan di Lembah Luput, sebuah desa terpencil yang tak dikenal kekuasaan. Ia tak tahu siapa dirinya—hanya bahwa dunia ini tak pernah terasa seperti rumah. Ketika keruntuhan mulai terasa—dari bangkitnya Ragaswana, sosok reinkarnasi pengkhianat purba, hingga invasi brutal Gurnaka dari Dinasti Raksa Gunung—Brama tak punya pilihan selain berjalan menuju pusat kehancuran: Altar Sukma Bumi, tempat roh dunia terikat. Bersama Anindya Kiranamaya, putri bangsawan dengan darah murni Adikara yang mampu membuka rahasia bumi; Sekarwangi, eks-bangsawan Adikara yang tenang namun penuh rahasia dan pelindung sejarah kelam; serta tokoh-tokoh lain yang tak pasti niatnya seperti si kembar Liyan dan Kalasuta dari suku Garbanan, Brama menapaki jalan panjang. Perjalanannya bukan tentang menyelamatkan dunia, melainkan menyelami apakah dunia ini layak diselamatkan. Namun, saat kekuatan gelap yang lebih tua dari legenda mulai bergerak—Bayangkalpa, entitas tanpa bentuk dari luar batas kesadaran—mereka semua harus menjawab satu pertanyaan mendasar: Jika dunia bisa dibangun ulang, atas dasar apa ia harus didirikan? Tema Besar: * Kebenaran Tidak Absolut, tapi Konsekuensial: Cerita ini menantang gagasan tentang kebenaran tunggal, menunjukkan bahwa setiap ideologi memiliki konsekuensi yang jauh melampaui niat awalnya. * Dunia Tidak Selalu Butuh Diselamatkan—Kadang Hanya Butuh Diubah: Pertanyaan sentral yang menggantung adalah apakah intervensi manusia, bahkan dengan niat baik, benar-benar bermanfaat bagi dunia yang memiliki kehendaknya sendiri. * Mitologi Sebagai Penjara atau Jendela: Legenda dan sejarah kuno bisa menjadi belenggu yang mengikat masa kini, atau kunci untuk memahami dan mungkin membentuk masa depan. * Setiap Ide Besar Mengorbankan Manusia Kecil: Cerita ini mengeksplorasi harga yang harus dibayar oleh individu, terutama yang lemah, demi visi besar atau ideologi para pemimpin. * Tidak Semua Kelahiran adalah Harapan—Kadang Ia adalah Kutukan yang Tertunda: Mempertanyakan gagasan tentang kelahiran dan penciptaan, menunjukkan bahwa awal yang baru bisa membawa beban atau kehancuran yang lebih besar.
D_SOE · 1.6K Views
Related Topics
More