Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Leanna Book 2

Gadis Kelam 2

Ringkasan Novel Gadis Kelam 2 Setelah kejadian mengerikan yang menimpa Natalia di Gadis Kelam, kisah ini berlanjut dengan Lina sebagai tokoh utama. Lina, adik Natalia, adalah satu-satunya anggota keluarga yang tersisa, selain ibunya. Namun, setelah sekian lama berusaha melupakan kejadian kelam di rumah mereka, terror Natalia justru kembali menghantui. Bab 1 - 5 Lina, bersama teman-temannya—Rara, Nana, Sela, Juna, dan Dimas—kembali ke rumah Natalia. Meski baru dua minggu ditinggalkan, rumah itu masih dipenuhi dengan sisa-sisa tragedi, termasuk bercak darah di kamar Dimas. Saat menjelajahi rumah, Lina menemukan cincin yang dulu melekat di jarinya kini tergeletak di meja, padahal ia tidak pernah melepasnya. Kertas bertuliskan “Kau ingin melepas cincinnya? Lakukanlah” muncul tiba-tiba. Sejak saat itu, keadaan berubah menjadi horor. Satu per satu, teman-temannya mulai mati dengan cara mengenaskan, dibunuh oleh arwah Natalia yang penuh kebencian. Mereka terjebak di rumah tersebut, dengan hanya satu pilihan: turun dan bertemu dengan Natalia, atau nekat melompat dari lantai dua. Mereka akhirnya melompat, berlari ke motor, dan melarikan diri ke Bandung, tempat ibu Lina tinggal. Bab 6 - 10 Setelah kembali ke Bandung, Lina dan Natan (pacarnya) mencoba menjalani kehidupan normal. Namun, kasus pembunuhan di rumah Natalia kembali menjadi berita utama. Polisi menemukan mayat teman-temannya, tetapi yang aneh adalah Natalia tidak membawa jasad mereka, berbeda dengan Dimas yang jasadnya lenyap. Sebulan berlalu, Lina dan Natan semakin dekat, menikmati hidup tanpa gangguan. Namun, tiba-tiba Natalia muncul kembali, dalam keadaan normal. Ia mengaku telah diculik, mencoba meyakinkan ibu mereka bahwa ia masih hidup. Ibu yang masih menyimpan harapan segera mempercayainya, tapi Lina curiga. Saat ibu hendak memeluk Natalia, wujudnya berubah menjadi sosok mengerikan dan ia langsung membunuh ibu di tempat, sebelum menghilang lagi. Kini, Lina benar-benar sendirian. Bab 11 - 15 Tanpa pilihan lain, Lina memutuskan tinggal bersama Natan. Namun, arwah Natalia terus menghantuinya. Suatu malam, Lina terbangun dan melihat Natalia di sampingnya, hanya untuk menyadari itu adalah Natan. Pagi harinya, mereka menyadari bahwa tidak hanya Natalia yang menghantui mereka—Rahmat, ayah Natalia dan Lina, juga kembali. Rahmat memiliki dendam kepada Natalia karena tidak menolongnya saat masih hidup. Namun, berbeda dengan Natalia yang membenci Lina, Rahmat justru membela Lina. Ia menganggap adiknya tidak bersalah karena masih kecil dan tidak bisa berbuat apa-apa. Ini menyebabkan konflik besar—Natalia ingin membunuh Lina, sementara Rahmat ingin menyiksa Natalia karena menyeretnya ke dunia arwah. Adu kekuatan antar arwah pun terjadi. Rahmat menertawakan Natalia, mengungkapkan bahwa ialah yang telah menyeret Natalia ke alam lain. Natalia membela diri, menyalahkan ayahnya karena menuntut balas dendam yang tidak adil. Namun, Rahmat tak peduli. Ia ingin lebih dari sekadar menghantui—ia ingin Natalia menderita lebih dalam. Bab 16 - 19 Lina dan Natan akhirnya melarikan diri dari apartemen, meninggalkan dua arwah itu bertarung sendiri. Sementara itu, Natalia kalah. Tubuh spiritualnya hancur dan Rahmat menyeretnya ke dalam kegelapan. Jejak seretan tubuh Natalia menjadi bukti bahwa ia tidak bisa melarikan diri. Ia akan terus disiksa oleh ayahnya di dunia lain, selamanya. Bab 20 (Akhir) Dua tahun berlalu. Lina dan Natan kini telah menikah dan memiliki seorang anak. Mereka hidup tenang tanpa gangguan mistis. Tidak ada lagi Natalia, tidak ada lagi Rahmat. Semua yang berhubungan dengan masa lalu mereka telah berakhir. Mereka akhirnya bisa menjalani kehidupan normal, tanpa ketakutan. Tamat.
Mrz_Sel · 558 Views

The Male Lead is Obsessed with Me (Book 2)

WARNING: Mature Content. Winner of WPC #197 (Silver) The handmaiden's hurried footsteps can be heard in the hallway, followed by a loud slamming of the door. When we were finally left alone, Rin's calm voice can be heard, "I don't like that maid of yours, I will have to get you a new one within the week." I nodded, by this time I am used to having my handmaidens changed. He took the comb and started combing my hair, his dark eyes looking straight into my eyes, the sheer perfection of his face in contrast to my ever-plain-looking face. I looked away, I can't bear looking at it, it reminds me of the book that I'm in and how this is not a fairytale. He held me by the shoulders and asked in a cold voice, "Why do you look away? Is the idea of us still so intolerable for you?" I don't know how to answer him so I just nodded and bit my lower lip. He carried me to bed as he kissed my hair. Then, he laid me on the bed, his eyes boring through mine. "I hate that you are afraid of me, and that the idea of us is unacceptable to you. But right now, the only thing making you stay with me is fear of what I'd do if I lose you, I have no choice but to hold onto it. Forgive me Maru, I have no choice but to cherish the fear I have inflicted on you." He disrobed me, his calloused hands rough against my skin, feeling, touching, and leaving warmth where it landed. I winced every time his fingers land on a bruise, or on some of the fresh marks he placed there last night. "Do you want this?" he asked me as his fingers curled against my breasts, pinching one taut nipple after the other. I nodded, unable to deny under his skeptical gaze, I moaned in pleasure when his lips replaced his touch. His tongue licked on a pinkish bud and then sucked so very gently. "Tell me, any time you want me to stop, Maru. One word, that is all I need," he whispered and I blushed as I was reminded that I never stopped his assaults. I was powerless against my own needs, in the modern human world, it seems I am a submissive. And right here taking me in for another torturous night, is my dominant. I am married to Rin Saito, the most powerful monarch this world has ever seen, and I... I think I may have found my master in him. "Raise your hands for me, raise them above your head, and clasp them together," he whispered, his mouth barely an inch from my ear. I obliged, my body trembling from desire and fear combined, anticipating his next orders and feeling my body give in to his control. He took a silky rope he has been keeping on the drawers of the bedside table, and smiling, bounded up my wrists. "Tighter?" his sadistic smile made him a bit more benevolent in my eyes. I trembled from excitement as I nodded my head. He tightened my bind and leveled his head with mine, then he dipped his head, claiming my lips as I squirm helplessly against him. He opened my lips and slid his tongue inside my throat, my own saliva dripping down my neck. "Beautiful, my beautiful Maru," I heard him whisper as his hands continued to travel down, stroking and sliding gently down my skin until it reached my undergarments. "You shouldn't even bother with this, you know of my appetite. I told you not to wear them at night, my love, do you really want to be punished that badly?" I moaned, his lips curving in a proud smile. "I like it when you lose yourself in shameless pleasure. I like it when I can sully the princess and turn her into my queen," he claimed my lips more possessively.
Mary_Algen_Guiang1 · 322.6K Views
Related Topics
More