Chapter 1 – Hari ke-Minus 7: Sinyal dari Kematian
Tokyo, Jepang – 7 Mei 2035
Pukul 23:17
Langit malam tampak biasa. Lampu kota masih menyala terang. Mobil lalu-lalang, suara tawa anak muda dari kafe terdekat terdengar sampai balkon.
Tapi Arata Kurosawa tahu—ketenangan ini hanya kedok tipis.
Dan waktu Jepang yang normal ini… tinggal hitungan hari.
Di dalam apartemennya yang kecil dan rapi, Arata duduk di depan tiga layar monitor menyala. Kode-kode sistem berwarna hijau berlarian di layar tengah. Layar kiri menampilkan jaringan satelit terbatas militer. Layar kanan… adalah kamera pengintai ilegal yang tersambung ke sebuah laboratorium rahasia di bawah kota Hida.
Suara pengumuman otomatis terdengar dari headset:
> "Akses jaringan Zeta-09 terhubung. Visual eksperimen aktif. Pengawasan protokol: dikompromikan."
Arata bersandar, menyesap kopi hitam yang sudah dingin. Matanya tak berkedip. Ia menyaksikan—makhluk besar dengan tubuh otot membengkak berada di balik dinding kaca pengaman. Di tengah dadanya menyala sesuatu… seperti kristal. Berdenyut perlahan.
Ia mengklik data yang terkunci.
Subjek Uji: Mutant Type Alpha – Sumber Energi Organik. Status: Tidak Stabil.
Catatan: Kristal inti memiliki potensi mengubah struktur genetik manusia.
"Sudah sejauh ini, dan dunia di atas masih hidup seperti tak terjadi apa-apa…" gumamnya.
Ia menggerakkan kursornya ke jendela baru—sebuah proyek miliknya: Mobile Fortress Vehicle – Prototipe 'Argus'. Sebuah RV lapis baja dengan sistem modular upgrade dan AI tempur. Proyek itu ditolak militer karena "tidak efisien".
Dia tidak peduli. Ia tahu dunia akan berubah.
> "Akan terjadi kebocoran," pikirnya.
"Entah disengaja atau tidak. Tapi saat itu tiba, aku akan siap."
---
8 Mei 2035 – Pukul 02:38 Pagi
Lokasi: Hanggar Tua – Prefektur Saitama
Dalam gelap dan dingin, Arata mengangkat terpal besar, memperlihatkan RV hitam setinggi kepala orang dewasa. Masih kasar, belum sempurna. Tapi mesinnya bisa nyala. Panel kontrolnya sudah aktif. Dan satu chip AI eksperimental telah tersambung ke sistem—AI bernama EDEN.
> "Sistem dalam status tidur. Menunggu aktivasi utama."
"Belum saatnya, Eden. Kita tunggu sampai pintu neraka terbuka."
Di samping RV, ia menumpuk bahan: solar cadangan, air minum, kotak makanan darurat, perlengkapan medis, generator portabel, dan senjata hasil rakitan pribadi.
---
10 Mei 2035 – Malam Hari
Di layar berita, wajah-wajah politisi bicara dengan senyum palsu. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan." Tapi Arata tahu lebih baik.
Ia menutup berita, membuka radar pribadinya.
Titik-titik merah muncul—lokasi infeksi di Tokyo mulai menyebar keluar.
> "Terlalu cepat…"
Arata berdiri, mengambil satu koper logam dari bawah lantai apartemennya. Isinya: pistol Glock, pisau lipat militer, dan kristal kecil berwarna biru pucat—hasil curian dari lab tiga bulan lalu.
Kristal itu masih berdenyut.
Hangat saat disentuh.
Hidup.
---
13 Mei 2035 – 1 Hari Sebelum Kiamat
Seluruh Jepang diam.
Internet tersendat. Pemerintah mulai mengunci informasi. Beberapa wilayah tiba-tiba ditutup tanpa penjelasan. Tidak ada yang mengerti, tapi semua mulai ketakutan.
Arata mengunci pintu apartemennya. Ia memanggil satu taksi malam, menuju hanggar tua.
> "Selamat tinggal dunia lama," bisiknya.
"Besok, semuanya berubah."