Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

I Want To See This World

madamjustice
--
chs / week
--
NOT RATINGS
1.6k
Views
Synopsis
Para makhluk fana memuja seseorang seseorang dengan kekuatan misterius yang di sebut kultivator. Orang yang bisa berkultivasi akan di sebut sebagai Immortal. Ini karena mereka berumur panjang sampai ratusan tahun, dan memiliki kekuatan misterius untuk terbang di udara, membelah gunung, menebas langit, membelah lautan. Kali ini, ini adalah kisah seorang pria yang terlahir buta, tak punya bakat untuk berkultivasi, namun dia ingin melihat seperti apa dunianya.
VIEW MORE

Chapter 1 - Anak yang terlahir buta

Di sebuah desa kecil, desa ini hanya memiliki 100 penduduk, tak lebih, desa ini dinamakan desa bambu. Karena bambu yang menutupi seluruh desa, jadi desa itu di sebut desa bambu.

Saat ini seseorang wanita hamil tengah melahirkan!

Saat kelahiran anak ini tiba tiba guntur menggelegar secara ganas, padahal tadinya cuaca sangat tenang tanpa ada tanda tanda hujan akan turun.

Suara tangisan terdengar, bayi itu lahir namun nenek yang sebagai tabib ini harus mengatakan bahwa anak ini terlahir dengan kondisi buta.

Sang wanita tua itu menaruh bayi yang tengah menangis itu di dekat ibunya, dia membaringkannya tepat di samping ibunya yang kelelahan.

Walaupun perkataan sang tabib membuat kedua orang tua anak itu sedih namun itu tak akan memadamkan semangat mereka untuk membesarkan anak buta ini, mereka akan menyayanginya selamanya, karena mau bagaimanapun ini adalah darah daging mereka, mereka harus menerima takdir.

Wanita yang melahirkan tersebut bernama Li Shui. Dia terlihat masih terbilang muda di umurnya yang 29 tahun sudah menikah, punya paras cantik, rambut hitam bersih, namun sekarang acak acakan karena dia baru saja melahirkan putranya, dia juga punya kulit putih bersih.

Lalu seorang pria paruh baya dengan umur 37 tahun, kulit putih kasar dengan tubuh yang bagus, dia sering berolahraga karena pekerjaannya yang sering memotong bambu dan kayu, dia punya rambut hitam panjang terikat.

Pria ini bernama Tian Zhong.

"Silahkan, berikan putra kalian sebuah nama."

Ucap wanita tua itu kepada dua pasangan suami istri yang sedang di landa kesedihan. Seketika Li Shui berbicara, walaupun dia sedih, kasih sayangnya tak akan pernah pudar pada anaknya.

"Aku akan menamakannya Huang Tian."

"Nama yang begitu agung, bukankah ini berlebihan?"

Li Shui menggelengkan kepalanya dengan kondisi lemah mendengar suaminya berkata begitu.

"Dia akan menjadi anak yang kuat, kuat untuk menahan kejamnya dunia."

Tian Zhong hanya bisa mengangguk mendengar pernyataan istrinya.

...

17 tahun kemudian, anak buta itu tumbuh menjadi pria yang tampan, rambut hitamnya terurai halus dan indah. Walaupun pakaiannya tak mewah, ketampanannya itu nyata!

Tingginya 190cm, ini dari genetik ayahnya, walaupun ketampanan dan penampilan halus ini berasal dari ibunya, tapi itu tetap tak masuk akal.

Kulit putih halus sedikit pucat, dis memakai penutup mata kain putih pemberian ibunya. Lalu memegang tongkat bambu untuk membantunya menentukan jalan, atau bisa di sebut tongkat untuk orang yang menyandang disabilitas.

Saat ini dia duduk di kursi goyang yang ayahnya buatkan, di bawah pohon rindang yang indah, deru angin menyapu wajah tampannya hingga rambutnya.

Cuaca sangat cerah dan bagus, sangat indah jika kamu harus menghabiskan waktu di halaman rumah tersebut.

...

'Sudah 17 tahun aku hidup sebagai orang yang buta, mempelajari segalanya tentang pengetahuan umum. Mempelajari pelajaran umum, benar benar membosankan, aku ingin melihat dunia ini.'

Saat dia sedang melamun di kursi goyang di bawah pohon rindang.

Saat itu ibu dan ayahnya melihat anaknya, mereka mengira Huang Tian tertidur, jujur sulit bagi mereka untuk menentukan apakah putra mereka tertidur atau tidak, karena penutup mata itu.

"Nak?"

"Mm?"

Balasan anaknya membuat Li Shui menghela nafas, terlihat di perut Li Shui yang sudah besar, sepertinya dia sedang hamil tua, dan segera akan melahirkan dalam kurun waktu beberapa hari.

"Masuklah, mari kita makan."

Setelah mendengar ucapan ayahnya Huang Tian menggelengkan kepalanya, dia sangat menghormati kedua orang tuanya, walaupun dia buta namun orang tuanya membesarkannya sepenuh hati. Huang Tian punya keraguan di hatinya, apakah jika adiknya lahir dan tidak buta maka kasih sayang kedua orang tuanya akan beralih kepada adiknya?

Dia hanya orang yang buta, sulit untuk bekerja. Inilah pikirnya 4 bulan sebelumnya, lalu memutuskan untuk agak menjaga jarak dengan orang tuanya, dia sadar bahwa dia hanya akan menjadi beban bagi mereka, setidaknya inilah yang dia pikirkan.

"Ibu dan ayah duluan saja, aku akan menyusul. Angin begitu sejuk sekarang."

Li Shui tak kuasa menahan diri lagi, dia tau bahwa anaknya bertingkah aneh seolah menjaga jarak, lagi pula dia adalah ibunya, orang yang membesarkannya, insting seorang ibu juga sangat mengerikan.

Li Shui berjalan ke arah Huang Tian lalu menarik telinganya.

"Aduh! tangan ini, ibu?"

Sebagai ganti kebutaannya dia di berkahi dengan indra dan kecerdasan yang luar biasa, bahkan adaptasi yang luar biasa, penciuman , bahkan pendengaran. ini membuatnya bersikap seperti orang yang tak sesuai dengan usianya karena dia punya aura wibawa misterius, tak seperti ayahnya yang riang, adapun ibunya, walaupun ibunya seorang yang lembut tapi dia bukanlah orang yang bisa mengeluarkan aura seperti itu.

"Kamu sudah membuat kedua orang tuamu khawatir! Kamu pikir ibu tidak tau kamu menjaga jarak dari kami beberapa bulan ini!?"

"Masuk dan ayo makan!"

Tian Zhong yang melihat istrinya marah langsung berkeringat dingin tak berani mengucapkan sepatah apapun kecuali senyum yang membeku dengan keringat dingin yang sangat deras.

"Tunggu ibu, jangan tarik kencang kencang, setidaknya biarkan aku mengambil tongkatku!"

"Nanti akan ibu ambilkan, sekarang masuk!"

Huang Tian kacau kali ini, kemarahan seorang ibu pada putranya adalah kasih sayang.

Dia akhirnya di seret masuk dengan telinga yang masih di tarik sampai ke meja makan.

Setelah di meja makan, Huang Tian mencium aroma aroma makanan yang di sediakan, dia tahu apa yang di sajikan ibunya.

"Daging ikan, sambal daging sapi kualitas tinggi, sayur tumis."

"Ibu, bukankah daging sekarang sangat mahal?"

Tian Zhong menjawab dengan penuh percaya diri kali ini, dia bahkan menepuk dadanya dengan tinjunya.

"Heh, nak ayahmu ini mendapatkan kenaikan gaji dari tuan Ma."

Li Shui tersenyum hangat.

"Makanlah, jangan menyia-nyiakan makanan. Apalagi kebersamaan bersama keluarga, kamu tidak akan tau kapan kamu akan merindukannya lagi ketika kami sudah tiada."

Ucapan ibunya membuat Huang Tian sedikit merinding, dia menjadi merasa bersalah karena menjaga jarak pada keluarganya, dia tau bahwa keluarganya sangat mencintainya.

'Tapi apakah ketika adikku lahir dengan keadaan sempurna, perhatian seperti ini akan terus berlanjut?'

Huang Tian memakan daging ikan dan sayur saja, melihat tingkah putra mereka, diam diam Li Shui tersenyum dan memberikan sambal daging sapi kualitas tinggi pada mangkuk Huang Tian secara diam diam.

Saat Huang Tian kembali makan dan mengambil makanan di mangkuknya, dia secara tidak sadar memakan daging sapi kualitas tinggi itu. Dia sadar ketika daging itu di kunyah dan menelannya.

"Ayah, ibu, ini.."

"Makanlah, jangan banyak tanya. Kamu tidak perlu perhitungan untuk itu, ini untuk kita semua, kita keluarga."

Perkataan ayahnya membuat Huang Tian tersentuh.

Dia mulai tersenyum, senyuman tulus yang manis, senyuman indah ini mengingatkan Tian Zhong kepada senyuman istri di sampingnya.

Saat makan siang selesai, Huang Tian di ajak duduk di bawah pohon rindang oleh ayahnya, jadi di samping kursi goyang itu ada 4 buah kursi terbuat dari beton kokoh dan meja melingkar dari beton semuanya berwarna putih abu.

"Nak apa kamu menikmati dunia ini?"

Huang Tian menggelengkan kepalanya dengan raut wajah yang sedikit suram, angin sekali lagi berhembus membuat dedaunan pohon bambu dan pohon rindang jatuh ke halaman.

"Mengapa?"

Huang Tian kali ini tersenyum dengan ekspresi wajah yang tenang dan hangat.

"Karena aku tak bisa melihat seperti apa dunia ini."