Bayangan Hydra
Kota Asteria, jantung dunia fantasi, berdenyut dengan kehidupan yang semarak. Aroma roti panggang kayu manis yang baru keluar dari oven bercampur dengan desingan pedang yang diasah, dan bunyi sepatu bot yang beradu di jalanan batu. Di sudut yang ramai di Guild Petualang, di bawah cahaya lampu minyak yang berkelap-kelip, empat sosok duduk mengelilingi meja kayu tua yang penuh dengan hidangan lezat. Mereka adalah tim petualang peringkat A, terkenal dengan keberanian dan keahlian mereka, namun masih jauh dari puncak.
Leon, pemimpin tim, seorang pemuda berambut pirang keemasan dengan mata biru tajam seperti es, adalah ahli sihir kombinasi dengan kekuatan setara Rank S. Ia memiliki kebiasaan menggigit kuku saat tegang, sebuah kebiasaan buruk yang ia coba hilangkan. Namun, ambisi Leon tak terbendung; ia haus akan kekuatan dan pengalaman, mengejar impian untuk menjadi yang terkuat di dunia, meski ia menyimpan ketakutan terdalam akan kegagalan. Di sisinya, Elara, elf anggun dengan busur yew yang terukir rumit, dan anak panah yang selalu siap sedia, memancarkan aura tenang yang menenangkan, namun ia menyimpan ketakutan akan kehilangan orang-orang yang dicintainya. Kecantikan dan keahliannya dengan busur sama mematikannya seperti senyumnya yang menawan. Mia, manusia setengah kucing imut dengan ekor dan telinga kucing coklat susu yang menggemaskan, mengunyah daging panggang kambing dengan riang, sesekali menggerak-gerakkan ekornya yang panjang dan lembut, selalu siap melompat dan berlari. Kecepatan dan kelincahannya dalam pertempuran tak tertandingi. Ia menyimpan ketakutan akan kesendirian yang mendalam. Seraphina, teman masa kecil Leon, seorang wanita bangsawan yang cerdas dan tangguh dengan rambut hitam panjang yang diikat rapi, mengamati mereka dengan senyum tipis, namun matanya tajam dan penuh perhitungan. Ia selalu membawa buku catatan kecil untuk mencatat setiap detail penting, sebuah kebiasaan yang membuatnya tampak misterius. Dan terakhir, Ignis, perempuan setengah naga cantik dengan sisik merah menyala yang berkilauan di bawah cahaya lampu, ekor panjang yang kuat, dan tanduk yang melengkung elegan, memancarkan aura kuat dan misterius. Kekuatan sihir dan fisiknya yang luar biasa membuat lawan gemetar ketakutan. Ia menyimpan rahasia masa lalunya yang kelam.
Hari itu, mereka mengambil quest sederhana: membasmi dua puluh serigala bertaring runcing di Hutan Terlarang. Quest yang tergolong mudah bagi tim mereka yang berpengalaman. Namun, takdir memiliki rencana lain.
Leon, dengan sikap percaya dirinya, menyendok sup jamur yang harum. "Quest membasmi serigala di Hutan Terlarang. Mudah," katanya, suaranya tenang namun penuh keyakinan. Ia mengusap giginya dengan ujung lidah, sebuah kebiasaan isyarat konfiden.
Mia, yang mulutnya penuh dengan daging panggang, mengangguk setuju, "Mudah? Mudah bagimu, mungkin. Tapi Hutan Terlarang itu tempat yang menyeramkan! Banyak monster aneh berkeliaran di sana, dan aku pernah mendengar cerita tentang... hal-hal yang lebih menakutkan daripada serigala!" Ekornya bergoyang-goyang dengan semangat, namun sedikit ketakutan terlihat di matanya.
Seraphina, dengan nada tenang, menambahkan, "Memang. Dan bayarannya terlalu sedikit untuk resiko yang harus kita ambil. Aku berharap ada sesuatu yang lebih berharga di sana. Mungkin harta karun yang tersembunyi?" Ia melirik peta quest, matanya mengamati detail-detail kecil, jari-jarinya terampil menelusuri lipatan peta usang itu.
Ignis, dengan suara berat dan rendahnya, memecah kesunyian, "Ada sesuatu yang terasa… salah. Aura sihir yang kuat terdeteksi di sekitar lokasi. Tidak seperti aura serigala biasa. Rasanya… kuno dan jahat." Matanya yang tajam menatap Leon, seakan menyampaikan sesuatu yang lebih dari sekadar kata-kata. Seutas rambut merah menyala jatuh di wajahnya, yang langsung disibaknya dengan gerakan anggun.
Leon, yang selalu haus akan tantangan, tersenyum licik. "Oh? Jadi, bukan sekadar serigala biasa? Semakin menarik." Ia mengusap giginya lagi, sebuah kebiasaan yang menunjukkan antusiasmenya.
Perjalanan menuju Hutan Terlarang berlangsung tanpa hambatan. Namun, sesampainya di sana, pemandangan mengerikan menyambut mereka. Bukan dua puluh, tetapi puluhan bangkai serigala berserakan, terbantai dengan kejam. Tanah di sekitarnya terbakar dengan api hijau zamrud yang menyala dengan aura sihir kuat, bercampur aroma belerang dan logam kuno yang menusuk hidung. Suara angin berbisik di antara pepohonan, membawa aroma kematian yang menusuk. Elara, dengan naluri elfnya yang tajam, berbisik, "Ini bukan pekerjaan serigala biasa. Ada sihir yang kuat di sini. Dan sihir yang jahat. Sangat jahat."
Di tengah keheningan mencekam, mereka menemukannya: Hydra raksasa dengan dua belas kepala, masing-masing memancarkan aura sihir yang berbeda-beda. Api hijau zamrud yang membakar, petir ungu yang menyambar-nyambar, aliran air es yang membekukan, dan semburan racun hitam pekat. Ukurannya jauh lebih besar dari yang pernah tercatat dalam sejarah; sisiknya yang besar dan kasar seperti batu vulkanik, matanya menyala dengan cahaya jahat yang tak terkatakan. Dari mulutnya yang besar dan mengerikan, terdengar suara geraman rendah yang mengguncang tanah. Mia, yang biasanya ceria, menjerit pelan, "Itu... itu Hydra! Yang katanya sudah punah!"
Seraphina, dengan wajah serius, mengamati monster mengerikan itu. "Ini jauh lebih besar dan lebih kuat dari yang pernah tercatat. Ada sesuatu yang tidak beres. Ini bukan Hydra biasa. Lihatlah matanya... ada sesuatu yang kuno dan jahat di sana." Ia mengeluarkan gulungan perkamen kuno, membandingkan deskripsi Hydra di dalamnya dengan monster yang ada di hadapan mereka. "Hydra ini... berbeda. Lebih besar, lebih mengerikan…" Ia menelan ludah.
Ignis, dengan tatapan tajamnya, menambahkan, "Ini bukan sekadar Hydra. Ini… anomali. Ada kekuatan yang jauh lebih besar di balik kemunculannya; kekuatan yang terasa... tidak wajar." Ia merasakan aura kekuatan kuno yang tidak dikenalnya, sesuatu yang jauh lebih tua dan lebih berbahaya daripada Hydra biasa. Kekuatan yang mengancam keseimbangan dunia.
Leon, yang selalu haus akan pertarungan yang menantang, tersenyum lebar, sebuah senyum yang penuh dengan campuran ketakutan dan kegembiraan. "Sempurna! Ini jauh lebih menarik daripada membasmi serigala biasa. Ayo kita selesaikan ini!" Ia sudah siap untuk menghadapi tantangan yang lebih besar dari yang pernah ia bayangkan. Petualangan sesungguhnya baru saja dimulai. Pertempuran melawan Hydra, monster yang dikabarkan telah punah hanyalah awal dari serangkaian misteri dan tantangan yang akan menguji kekuatan dan ikatan persahabatan mereka. Apakah mereka mampu mengungkap rahasia di balik kemunculan Hydra dan ancaman yang lebih besar yang mengintai di baliknya? Dan, akankah ambisi Leon untuk menjadi yang terkuat mengantarnya pada penemuan yang lebih besar daripada yang pernah ia bayangkan? Pertarungan akan segera dimulai. Aroma pertempuran yang menegangkan memenuhi udara, bercampur dengan aroma kematian dan sihir kuno.