sekolah menengah pertama ternyata tak semenyenangkan yang kukira, kataku karena anak anak yang tak mau bermain dan menjauhi ku, aku duduk di kelas sendirian
Melihat anak anak lain bermain dengan teman teman lainnya dan tongkrongan nya, anak dengan rambut merah itu sambil menatap sinis padaku
"Lihatlah lala bukankah dia terlalu suram dan selalu sendirian seperti itu!? Pantas saja anak anak menjauhinya".
Aku yang kesal dengan tatapannya pun tak sengaja ku bergumam
"Sialan kenapa kamu melihat ku seperti itu gumamku".
Dia mulai mendekatiku,apakah dia sepertinya mendengar ucapanku? Apa yang harus kulakukan?!
Badanku sedikit gemetar melihatnya semakin dekat, namun sebelum dia sampai rara mengajaknya bicara dan mengalihkan perhatian
Huh!? Apakah dia tadi berusaha membelaku kataku dalam hati,aku tahu dia adalah tetanggaku akan tetapi kami hampir tak pernah berkomunikasi sama sekali antara satu sama lain
Dia adalah murid favorit para guru, aku agak kesal dengannya yang terlihat penting seperti itu, andai saja aku dapat mendapatkan sisi buruknya dan mempermalukannya sekali saja.
Esoknya saat aku berangkat sekolah aku melihat rara berangkat bersama seorang anak laki laki berandalan sebelah yang lebih tua darinya, mereka pergi dengan bergandengan tangan layaknya pacaran, ditengah jalan mereka berpisah.
"Tak kusangka anak sepertinya bermain dengan laki laki bajingan juga ya, haha"
kukira dari sana aku sudah mendapatkan sisi buruknya, namun itu belum puas, aku masih ingin mendapatkan lebih lagi