Suwo Tian, seorang pria paruh baya yang menghabiskan sebagian besar hidupnya membaca novel, komik, dan buku fantasi, tak pernah menyangka bahwa suatu hari ia sendiri akan mengalami kisah seperti itu.
Hari itu, ia baru saja pulang kerja. Lelah dan ingin melepas penat, ia berniat membaca novel favoritnya, The Power of the Void. Namun, saat berjalan melintasi jalan raya, tiba-tiba cahaya menyilaukan menyelimuti tubuhnya. Dalam sekejap, dunia di sekitarnya menghilang.
Ketika ia membuka mata, pemandangan di depannya benar-benar asing. Tidak ada gedung pencakar langit, tidak ada suara kendaraan, dan tidak ada seorang pun di sekitarnya. Hanya langit biru membentang luas di atasnya dan hamparan hutan hijau sejauh mata memandang.
"Tunggu… Aku di mana?!"
Suwo Tian terkejut, namun keheranannya berubah menjadi kepanikan saat menyadari sesuatu yang lebih mengerikan—ia melayang di udara, jauh di atas hutan yang lebat. Angin menerpa wajahnya, dan gravitasi mulai menariknya ke bawah.
"INI TIDAK MASUK AKAL! AKU AKAN JATUH!!"
Panik, ia menggerakkan tubuhnya, namun sia-sia. Dalam sekejap, tubuhnya meluncur deras ke bawah.
"AAAHHH…!!!"
BRUKK!!
Suwo Tian menabrak ranting-ranting pohon sebelum akhirnya menghantam tanah dengan keras. Ia meringis kesakitan, tapi anehnya, tidak ada luka serius di tubuhnya.
"Aku… masih hidup?"
Perlahan ia bangkit dan memeriksa tubuhnya. Namun, ada yang berbeda. Tangannya lebih ramping, otot-ototnya terasa lebih kencang, dan saat ia melihat bayangannya di sungai terdekat, ia terbelalak.
Refleksi itu bukan pria paruh baya yang ia kenal, melainkan seorang pemuda berusia sekitar tujuh belas tahun dengan rambut hitam kecoklatan dan mata merah berkilauan.
"Apa-apaan ini…? Kenapa aku jadi muda kembali? Dan kenapa mataku berubah warna?"
Banyak pertanyaan berputar di kepalanya, namun satu hal yang pasti—ini bukan dunia yang ia kenal. Ia benar-benar telah terlempar ke dunia lain.
"Apakah aku… ter-isekai?!"
Matanya melebar, mulutnya terangkat dalam ekspresi tak percaya. Ini seperti sesuatu yang sering ia baca dalam novel dan komik.
"Tidak bisa dipercaya…" gumamnya sambil menatap langit dengan kebingungan.
Ia mulai berjalan menelusuri hutan yang tampaknya tak berujung. "Bukankah hutan ini terlalu luas?!"
Namun—
GROOOAAARRR!!!
Sebuah raungan menggema di seluruh hutan, membuat telinganya berdenging sejenak.
"Apa itu…? Tidak mungkin… Itu suara monster tingkat tinggi?!"
Suwo Tian merinding, matanya liar mencari sumber suara. Namun, dengan telinganya yang masih berdenging, ia tak bisa menentukan arah datangnya ancaman.
Perlahan, ia mundur, mencoba menjauh dari kemungkinan bahaya.
Kratak
Suara ranting patah terdengar di bawah kakinya.
Tanah mulai bergetar. Getaran kecil berubah menjadi guncangan yang semakin kuat. Sesuatu yang besar sedang mendekat.
Hatinya mencelos. Ia ingin menangis.
Dari kejauhan, sesosok makhluk hitam berlari mendekat dengan kecepatan mengerikan. Harimau raksasa sebesar rumah menerjang ke arahnya, matanya bersinar dengan keganasan yang tak tergambarkan.
"INI GILA…!!! HARIMAU APAAN ITU?! GEDE BANGET!!"
Tanpa pikir panjang, Suwo Tian berbalik dan berlari sekuat tenaga. Kakinya melangkah lebih cepat dari yang pernah ia bayangkan, memanfaatkan tubuh barunya yang lebih lincah.
"KYAH~! TOLONG AKU!!!"
Harimau raksasa itu terus mengejarnya, menghancurkan pepohonan yang menghalangi jalannya. Namun, tubuhnya yang besar membuatnya sedikit kesulitan bergerak di hutan yang rapat.
Suwo Tian bersembunyi di balik pohon besar, menahan napas, jantungnya berdegup kencang.
"Kenapa aku seperti ini…?! Bukankah seharusnya seorang transmigrator punya sistem atau cheat skill? Bukannya bertemu dewa dulu sebelum dilempar ke dunia lain?! Kenapa aku langsung jatuh dari langit?! Ini sial namanya…!"
Ia menggigit bibirnya, mencoba berpikir cepat. Satu kesalahan kecil bisa membuatnya menjadi santapan harimau raksasa itu.
Suwo Tian menahan napas, tubuhnya gemetar di balik batang pohon besar yang menjadi satu-satunya perlindungan dari monster buas itu. Keringat dingin mengalir di pelipisnya, sementara suara langkah berat sang harimau hitam menggema di sekelilingnya.
"Ini gila... Apa aku benar-benar akan mati di dunia lain hanya beberapa menit setelah tiba?!" pikirnya panik.
Suwo Tian menggigit bibirnya, berusaha meredam suara napasnya yang memburu. Perlahan, ia mengintip dari celah pohon, mencoba melihat posisi monster itu. Harimau hitam raksasa tersebut tampak mengendus-endus udara, mencari keberadaannya. Taringnya yang tajam berkilat di bawah cahaya matahari yang menyelinap di antara dedaunan.
"Aku harus lari...!" pikirnya. Namun, sebelum ia sempat bergerak—
GROAAARRR!!!
Harimau itu meraung keras, kemudian dengan kecepatan luar biasa, mencakar pohon tempat Suwo Tian bersembunyi. Kayu raksasa itu terbelah, serpihannya berhamburan ke segala arah. Tubuh Suwo Tian terdorong ke belakang akibat getaran hebat dari serangan itu.
"Sial! Aku benar-benar akan mati!"
Tanpa pikir panjang, Suwo Tian berbalik dan berlari sekuat tenaga. Nafasnya memburu, kakinya terus melangkah, melompati akar pohon yang mencuat dari tanah. Namun, suara langkah berat sang harimau terus membuntutinya, menggema dengan ancaman kematian yang nyata.
"Kenapa aku tidak mendapat sistem atau cheat seperti di novel-novel?! Ini tidak adil! Aku hanya orang biasa, mana mungkin bisa melawan monster seperti ini?!"
Tetapi dunia tidak memberinya waktu untuk mengeluh. Harimau hitam itu melompat dari belakang, cakarnya melesat ke arahnya. Dalam sepersekian detik, Suwo Tian melompat ke samping, menghindari cakar maut yang hampir merobek tubuhnya.
"Hah... hah... hah..." Napasnya tersengal. Ia tahu bahwa ia tidak akan bisa bertahan lama. Cepat atau lambat, kecepatan dan staminanya akan habis, dan monster itu akan mencabiknya tanpa ampun.
Namun, di tengah keputusasaannya, matanya menangkap sesuatu di kejauhan. Sebuah gua kecil tersembunyi di antara semak-semak lebat.
"Itu satu-satunya harapanku!" pikirnya.
Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, ia mengubah arah larinya menuju gua tersebut. Harimau hitam, yang melihat buruannya mencoba kabur, kembali mengeluarkan raungan keras sebelum melesat mengejar dengan kecepatan yang semakin gila.
Suwo Tian hampir sampai. Hanya beberapa langkah lagi. Namun—
SWOOSH!
Sebuah bayangan hitam tiba-tiba melintas di udara.
"APA—?!"
Dalam sekejap, sesuatu menerjang harimau hitam itu, membuatnya terguling ke tanah dengan keras. Debu berhamburan, pepohonan bergetar akibat benturan dahsyat tersebut.
Suwo Tian menghentikan langkahnya, matanya melebar. Sosok itu berdiri di depan harimau hitam yang kini terbaring dengan tubuh gemetar. Itu adalah seorang pria berjubah hitam, dengan rambut panjang berwarna perak yang berkilauan di bawah sinar matahari.
Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, pria itu mengangkat satu tangannya, dan dalam sekejap—
BOOM!
Sebuah tekanan luar biasa menghantam harimau hitam itu. Tanah di sekelilingnya retak, udara bergetar, dan dalam satu detik, monster buas itu hancur tanpa sisa. Tidak ada darah. Tidak ada jeritan terakhir. Hanya hilang, seolah tak pernah ada.
Suwo Tian terpaku. Kakinya melemas. Mulutnya terbuka, tapi tak ada kata yang keluar.
"Siapa... dia...?"