Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Gadis diujung koridor

celestineaurora
--
chs / week
--
NOT RATINGS
685
Views
VIEW MORE

Chapter 1 - Gadis diujung koridor

Pengenalan :

Di sebuah kota kecil yang dikelilingi pepohonan rindang dan langit senja yang selalu indah, terdapat sebuah sekolah bernama SMA Harum Sore. Sekolah ini bukanlah yang paling bergengsi, tetapi bagi para siswanya, tempat ini menyimpan banyak kenangan yang akan mereka bawa seumur hidup.

Di antara para siswa baru, ada seorang gadis bernama Sky. Tidak seperti kebanyakan remaja yang bersemangat dengan kehidupan barunya di SMA, Sky justru merasa asing. Ia bukan tipe yang mudah bergaul atau suka menjadi pusat perhatian. Dia lebih suka menyendiri, mengamati dunia dari kejauhan, dan menikmati ketenangan tanpa banyak interaksi sosial.

Sky terbiasa hidup dalam dunianya sendiri. Baginya, memiliki teman bukanlah sesuatu yang penting. Namun, di lubuk hatinya, ada perasaan sepi yang sulit ia ungkapkan. Setiap hari, ia melewati waktu tanpa banyak bicara, menjalani rutinitas yang sama, dan menutup diri dari orang-orang di sekitarnya. Baginya, sekolah hanyalah tempat belajar, bukan tempat mencari teman atau berbagi cerita.

FLASH BACK

Sky tidak selalu seperti ini. Dulu, saat masih di sekolah dasar, ia adalah gadis ceria yang senang bermain dan berbicara dengan teman-temannya. Ia suka bercerita, tertawa, dan merasa bebas untuk menjadi dirinya sendiri. Namun, semua itu berubah ketika ia memasuki masa SMP.

Di SMP, Sky mengalami masa-masa yang sulit. Ia menjadi korban perundungan oleh teman-temannya sendiri. Mereka mengejeknya karena berbagai hal—cara berbicaranya, caranya berpakaian, bahkan hal-hal kecil seperti ekspresi wajahnya. Awalnya, Sky mencoba mengabaikannya, berpikir bahwa mereka hanya bercanda. Namun, semakin lama, ejekan itu berubah menjadi sesuatu yang lebih menyakitkan. Mereka menjauhinya, membicarakannya di belakang, bahkan sesekali meninggalkannya sendirian saat sedang bekerja kelompok.

Sky tidak pernah mengerti mengapa mereka melakukan itu padanya. Apa salahnya? Apa yang membuatnya pantas diperlakukan seperti itu? Pertanyaan-pertanyaan itu terus menghantuinya, membuatnya mulai meragukan dirinya sendiri. Kepercayaan dirinya perlahan runtuh. Setiap hari, ia pergi ke sekolah dengan rasa cemas, takut akan apa yang akan terjadi selanjutnya. Hingga akhirnya, ia memilih untuk diam. Jika berbicara hanya membuatnya semakin disakiti, lebih baik tidak berbicara sama sekali.

Saat SMP berakhir, Sky berharap ia bisa meninggalkan masa lalu itu dan memulai hidup baru di SMA. Namun, luka yang tertinggal masih ada. Ia sudah terlalu terbiasa menyendiri, terlalu takut untuk mempercayai orang lain lagi. Oleh karena itu, saat memasuki SMA Harum Sore, ia tidak berusaha mencari teman. Ia lebih memilih duduk di sudut kelas, tidak ingin menarik perhatian siapa pun.

Namun, hidup selalu penuh kejutan. Tanpa ia sadari, perlahan-lahan dunianya mulai berubah. Seiring waktu, Sky akan bertemu dengan orang-orang yang mampu membuatnya keluar dari dunianya yang sepi. Orang-orang yang akan membantunya belajar tentang arti pertemanan, kebahagiaan, dan bagaimana menghadapi pertengkaran tanpa kehilangan satu sama lain.

Kisah ini adalah tentang perjalanan Sky menemukan tempatnya di dunia. Sebuah cerita tentang bagaimana seorang gadis pendiam yang terbiasa sendirian akhirnya menemukan makna sejati dari persahabatan dan cinta.

flash back finished

Suasana di SMA Harum Sore masih terasa asing bagi banyak siswa baru. Bangunan sekolah yang luas, suara riuh dari para murid, dan aroma buku baru di perpustakaan membuat semuanya terasa seperti awal yang baru. Namun, bagi Sky, awal yang baru bukanlah sesuatu yang dia nantikan dengan antusiasme.

Sky adalah gadis pendiam yang lebih suka menyendiri. Sudah beberapa bulan berlalu sejak dia masuk SMA, tapi dia masih belum terlalu akrab dengan siapa pun. Setiap jam istirahat, alih-alih makan di kantin atau bercengkerama dengan teman sekelas, dia lebih memilih duduk di ujung koridor lantai dua, tempat yang sepi dan jauh dari keramaian. Dari sana, dia bisa melihat halaman sekolah yang luas, mengamati matahari yang perlahan bergerak ke arah barat, seolah menunggu senja datang lebih cepat.

Hari-harinya selalu sama. Datang ke sekolah, duduk di kelas tanpa banyak bicara, lalu pergi ke tempat favoritnya di ujung koridor saat istirahat. Tak ada yang menyapanya, tak ada yang mencari keberadaannya. Rasanya seperti dirinya hanyalah bayangan yang tak terlihat oleh orang lain.

Sky tidak pernah benar-benar berusaha untuk berteman. Dia selalu merasa lebih nyaman dalam kesendiriannya, meskipun ada saat-saat di mana dia diam-diam berharap ada seseorang yang akan menghampirinya. Tapi, harapan itu selalu dia pendam dalam-dalam, takut kecewa jika ternyata tak ada seorang pun yang benar-benar peduli.

Sepulang sekolah, Sky lebih sering menghabiskan waktu di taman dekat rumahnya. Duduk di bangku kayu yang menghadap ke danau kecil, dia menikmati semilir angin sore sambil membaca buku atau sekadar menatap langit. Tempat itu menjadi pelariannya dari kesunyian di sekolah maupun di rumah. Beberapa kali dia melihat kelompok teman-teman sebaya bercanda atau berbagi cerita, dan meskipun dia tak ingin mengakui, ada perasaan iri yang menyelinap di hatinya. Namun, dia menepisnya, meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia baik-baik saja.

Di rumah, keadaannya pun tak jauh berbeda. Orang tuanya sibuk dengan pekerjaan masing-masing, dan Sky lebih sering berada di kamarnya, mengerjakan tugas atau mendengarkan musik. Ibunya sesekali bertanya tentang sekolah, tapi Sky hanya menjawab singkat sebelum kembali tenggelam dalam dunianya sendiri. Di meja belajarnya, terdapat foto lama saat dia masih kecil, tersenyum lebar bersama teman-teman semasa SD. Saat itu, dia tidak takut berbicara dengan orang lain. Namun, entah sejak kapan, dirinya mulai menarik diri dari dunia luar.

sky sekarang berada di kelas 11 masih sendirian, tak memiliki teman dan bahkan masih sering duduk di tempat favorite nya yaitu di ujung koridor, dia sangat senang sendirian dan tak di ganggu namun dia juga seperti merasa kekurangan, dan kebutuhn teman cerita.

Sore itu, seperti biasa, Sky duduk bersandar di dinding koridor sekolah. Angin sepoi-sepoi bertiup pelan, membuat ujung rambutnya sedikit berayun. Dia menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Terkadang dia bertanya-tanya, apakah SMA ini akan terus terasa sepi seperti ini?

sky membaca buku sambil menikmati angin sepoy - sepoy dan pemandangan yang cantik, sky terus menulis dan membaca di koridor sendirian walaupun kesepian dan sendiri tetapi itu membuat nya lebih tenang dari pada di bully dan tidak ada ke tenangan di sekolah, sky hanya menghela nafas nya.

Saat itulah, langkah kaki terdengar mendekat. Sky berpikir itu hanya siswa lain yang kebetulan lewat, tapi langkah itu berhenti tepat di dekatnya. Dia menoleh sedikit, melihat sepatu seseorang berdiri tak jauh darinya.

"Hei," suara itu terdengar ringan, namun cukup untuk mengejutkan Sky. Dia mendongak dan melihat seorang anak laki-laki dengan ekspresi ramah menatapnya. "Kamu selalu duduk di sini sendirian?"

Sky tidak tahu harus menjawab apa. Dia terbiasa dengan keheningan, dengan kesendiriannya, dan sekarang seseorang datang menembus tembok yang selama ini dia bangun.

Dia tidak tahu bahwa sebentar lagi, dunianya akan mulai Berubah.