Malam itu, Bai Xue terdiam di kamarnya.
Cahaya lentera bergoyang lembut, menari di atas lantai kayu berukir naga hitam. Aroma dupa memenuhi udara, samar-samar bercampur dengan dinginnya angin malam. Bai Xue duduk di kursi kayu merah, mengenakan jubah sutra yang longgar. Tangannya yang pucat memainkan cangkir teh, tetapi pikirannya melayang jauh.
Di hadapannya, seorang pelayan perempuan berdiri dengan kepala tertunduk, menunggu perintah.
"Nona Bai, apa Anda gelisah?" tanya pelayan itu dengan hati-hati.
Bai Xue mengangkat kepalanya, menatap pelayan itu dengan mata hitam kelam yang tanpa emosi.
"Gelisah? Aku?" Bai Xue tersenyum tipis. "Tidak ada yang perlu aku takutkan."
Namun, hatinya tidak sepenuhnya tenang.
Xuanyuan Zhi sudah mati. Itu sudah pasti.
Darahnya mengering di tanah. Tubuhnya terkoyak oleh serangan yang dia sendiri tidak menduga.
Tapi Bai Xue tidak bodoh.
Sejarah dunia kultivasi telah mencatat terlalu banyak kisah tentang para kultivator kuat yang kembali dari kematian. Entah dengan reinkarnasi, teknik rahasia, atau bahkan melalui celah waktu yang tersembunyi di dunia ini.
Bai Xue tahu itu.
Dia bahkan tidak akan terkejut jika Xuanyuan tiba-tiba muncul kembali dengan mata penuh kebencian dan niat membalas dendam.
Namun, kali ini berbeda.
Bai Xue telah mempersiapkan segalanya.
Dia memiliki artefak kuno—Jade of Eternal Stillness. Artefak yang memutuskan siklus waktu bagi siapa pun yang mati.
Artefak ini bukan sekadar mencegah seseorang untuk hidup kembali.
Bahkan jika seseorang memiliki teknik reinkarnasi, kutukan abadi, atau tubuh keabadian, artefak ini akan mengunci mereka dalam kematian selamanya.
Xuanyuan Zhi tidak mungkin kembali.
Atau setidaknya, seharusnya tidak.
Tetapi Jika Dia Bangkit...?
Tangan Bai Xue menggenggam cangkir teh lebih erat.
Dia tidak ingin mengakuinya, tetapi ada kemungkinan yang mengusiknya.
Artefak kuno itu mematikan waktu bagi seseorang untuk kembali.
Tetapi jika Xuanyuan bukan kembali dari waktu, melainkan dari sesuatu yang lain...?
Jika yang bangkit bukan sekadar Xuanyuan Zhi yang dulu, tetapi sesuatu yang telah melampaui kehidupan dan kematian...?
Mungkinkah ada kekuatan lain di balik semua ini? Sesuatu yang bahkan lebih kuno dan lebih menakutkan daripada artefak yang dia miliki?
Bai Xue menutup matanya sejenak.
Mungkin ini hanya paranoia.
Tetapi entah mengapa, malam ini terasa terlalu sunyi.
Bai Xue meletakkan cangkirnya.
"Kirim mata-mata ke tempat tubuh Xuanyuan disimpan," perintahnya dingin. "Aku ingin tahu apakah semuanya masih dalam kendali."
Pelayan itu menunduk dalam.
"Baik, Nona Bai."
Saat pelayan itu pergi, Bai Xue menatap keluar jendela.
Angin malam bertiup pelan, membawa bisikan yang terdengar seperti suara seseorang.
"Bai Xue..."
Matanya menyipit.
Apakah itu hanya suara angin?
Atau...
Seseorang telah kembali?
Bai Xue tetap duduk di kamarnya, tetapi jari-jarinya sedikit gemetar. Suara itu… terlalu nyata.
Xuanyuan Zhi tidak mungkin kembali. Itu mustahil.
Namun, jika mayatnya bangkit, itu di luar kemampuannya.
Pintu kamar terbuka perlahan. Seorang pelayan kembali dengan wajah pucat, napasnya terengah.
"Nona Bai..." suaranya bergetar.
"Apa?" Bai Xue menatapnya dingin.
Pelayan itu berlutut di lantai, tubuhnya gemetar hebat.
"Ma—mayat itu... tidak ada di tempatnya..."
Bai Xue membeku.
"Apa katamu?"
Pelayan itu mengangkat kepalanya, air mata ketakutan menggenang di matanya.
"Aku melihatnya sendiri, Nona! Makam Xuanyuan telah hancur! Darah yang seharusnya mengering... masih segar seperti baru tumpah! Sesuatu telah terjadi padanya!"
Bai Xue berdiri dengan tenang, tetapi dadanya sesak.
Tidak. Itu tidak mungkin.
Artefaknya seharusnya memutuskan siklus kehidupan Xuanyuan. Tidak ada teknik reinkarnasi yang bisa menembus kekuatan itu.
Lalu, bagaimana bisa makamnya kosong?
Xuanyuan… benar-benar bangkit?
Bai Xue melangkah keluar dari kamarnya.
Langit malam masih sama. Bintang-bintang berkilau tenang. Namun, udara terasa lebih dingin dari biasanya.
Di halaman utama, para pengawal berjaga dengan ketat. Mereka tahu sesuatu sedang terjadi.
Bai Xue berjalan perlahan, pikirannya mencoba memahami situasi.
Tiba-tiba—
Api lentera di sepanjang jalan padam satu per satu.
Seketika, kegelapan menyelimuti kediaman Bai Xue.
Hening.
Dunia terasa membeku.
Kemudian, suara langkah terdengar.
Pelan. Berirama. Mendekat.
Bai Xue menghentikan langkahnya.
Sebuah suara menggema dari dalam bayangan.
"Bai Xue..."
Dingin. Parau. Sarat dengan kemarahan yang menembus tulang.
Seketika, seluruh tubuh Bai Xue menegang.
Dia mengenali suara itu.
Xuanyuan Zhi.
Mustahil.
Bai Xue menarik napas dalam-dalam. Tidak boleh panik. Dia harus memastikan apakah ini hanya ilusi atau... sesuatu yang jauh lebih buruk.
Dengan tenang, ia melangkah maju, mendekati sumber suara itu.
"Kau masih hidup?" Bai Xue bertanya, suaranya tenang tetapi penuh kewaspadaan.
Dari dalam bayangan, sesosok tubuh mulai terlihat.
Xuanyuan berdiri di sana.
Namun, dia tidak terlihat seperti manusia biasa lagi.
Matanya bersinar merah darah, pakaiannya compang-camping, dan luka-luka di tubuhnya tidak mengalirkan darah seperti manusia, melainkan energi gelap yang berdenyut seperti makhluk hidup.
Dia telah kembali.
Tetapi bukan sebagai Xuanyuan Zhi yang dulu.
Dia telah menjadi sesuatu yang lain.
"Kau membunuhku, Bai Xue..." katanya pelan, tetapi suaranya menggema seperti ribuan jiwa yang berteriak bersama.
Bai Xue tersenyum tipis. "Kau seharusnya tetap mati."
Xuanyuan hanya menatapnya.
Tatapan yang dulu penuh kelembutan, kini kosong dan dalam, seperti jurang tak berdasar.
"Kau pikir aku akan memaafkanmu?"
Angin malam berhembus kencang, membawa suara bisikan yang berputar di sekitar Bai Xue.
Namun, dia tetap berdiri tegak.
Xuanyuan Zhi telah kembali.
Tetapi apakah dia masih pria yang dulu?
Atau sesuatu yang lebih buruk?
Sesuatu yang bahkan Bai Xue tidak bisa kendalikan?