Chereads / Crimson Phantom: Revolusi Tanpa Jejak / Chapter 10 - bab 10: Malam di Mana Dunia Berubah

Chapter 10 - bab 10: Malam di Mana Dunia Berubah

Ariana von Eisenwald: Kebenaran yang Terungkap

Udara malam di Akademi Lux Aurea terasa lebih dingin dari biasanya.

Di dalam hutan kecil yang mengelilingi akademi, Ariana von Eisenwald berdiri tegak, matanya tajam mengamati sosok yang baru saja keluar dari ruang bawah tanah terlarang.

Riven Aldevar.

Ariana menghela napas pelan, mencoba menenangkan jantungnya yang berdegup kencang.

Ini dia.

Orang yang selama ini ia curigai. Orang yang selalu muncul di tempat yang salah pada waktu yang tepat. Orang yang memiliki gerakan terlalu cepat untuk ukuran manusia biasa.

Dan kini, ia baru saja keluar dari tempat yang bahkan para bangsawan pun tidak berani menyentuhnya.

"Aldevar."

Riven menghentikan langkahnya.

Ia tidak menoleh, tapi Ariana tahu bahwa ia sudah menyadari kehadirannya.

"Kau akhirnya menunjukkan dirimu," lanjut Ariana, tangan kanannya perlahan bergerak ke gagang pedang di pinggangnya.

Hening.

Angin malam berhembus, membawa aroma tanah basah dan dedaunan.

Lalu, perlahan… Riven berbalik.

Tatapan matanya tetap santai, seperti biasa, tetapi Ariana tahu lebih baik. Di balik ketenangan itu, ada sesuatu yang berbahaya.

"Aku tidak menyangka kau akan terus mengikutiku sejauh ini, Eisenwald," ujar Riven dengan nada ringan, seolah ini bukan masalah besar.

Ariana tidak membiarkan nada santainya membodohinya.

"Kau dari ruang bawah tanah itu. Jelaskan."

Riven mengangkat bahunya.

"Apa yang harus dijelaskan? Aku hanya penasaran dengan tempat itu."

"Jangan bercanda. Kau keluar dari tempat yang seharusnya tidak ada seorang pun yang bisa masuk. Kau tahu sesuatu, Aldevar. Dan aku tidak akan membiarkanmu pergi sampai kau memberitahuku."

Sekali lagi, hening.

Mata mereka bertemu, masing-masing menunggu langkah berikutnya.

Lalu…

SWOOSH!

Dalam satu gerakan cepat, Ariana bergerak.

Tangannya menarik pedangnya dan mengayunkannya ke arah Riven.

Namun, dia menghilang.

"Apa—?!"

Ariana melompat ke belakang, matanya menajam, mencari di mana Riven berada.

Kemudian…

"Di sini."

Suara itu muncul dari belakangnya.

Ariana berbalik secepat kilat, tetapi sebelum ia bisa bereaksi—

CETAK!

Sebuah tangan mencengkeram pergelangan tangannya, menghentikan gerakannya sepenuhnya.

Ariana terkesiap.

"Mustahil…"

Riven tidak hanya menghindari serangannya.

Dia berpindah tempat dalam sekejap dan menghentikan serangannya tanpa usaha.

"Kau… bukan manusia biasa."

Tatapan Ariana berubah. Kini, dia tidak hanya curiga. Dia tahu.

Riven menatapnya sebentar, lalu perlahan melepaskan cengkeramannya.

"Aku tidak ingin bertarung denganmu, Eisenwald. Tapi kalau kau terus memaksaku… aku tidak akan punya pilihan lain."

Ariana menggigit bibirnya.

Apa yang baru saja ia alami bukan sesuatu yang normal.

Riven Aldevar memiliki sesuatu yang berbeda.

Dan itu berarti…

Ia adalah bagian dari misteri yang selama ini ia cari.

Ariana menarik napas dalam, menenangkan dirinya.

"Baik. Aku tidak akan bertarung denganmu malam ini."

Riven mengangkat alis, sedikit terkejut.

"Oh? Kenapa tiba-tiba jadi masuk akal?"

Ariana menyimpan pedangnya kembali ke sarungnya.

"Karena aku tahu ini bukan waktunya. Aku tidak akan menang melawanmu sekarang. Tapi jangan salah paham, Aldevar."

"Aku tidak akan berhenti sampai aku menemukan kebenaran tentangmu."

Riven menatapnya sejenak, lalu tersenyum kecil.

"Kalau begitu, aku akan menunggu."

Dan tanpa kata lagi, Ariana pergi.

Namun, meskipun ia mundur malam ini…

Ia akan kembali.

---

Darius: Sahabat yang Mulai Mengetahui Kebenaran

Di tempat lain, Darius Valtzheim duduk di meja belajarnya, tangannya menggenggam selembar kertas.

Di atas kertas itu, ada laporan investigasi tentang Vincent Louvret—dan sebuah fakta yang baru ia temukan.

"Vincent… sebelum koma, ia terakhir terlihat berbicara dengan…"

Darius menggigit bibirnya.

Nama itu membuat hatinya terasa berat.

"Riven Aldevar."

Tangan Darius mengepal.

"Apa yang sebenarnya terjadi, Riven?"

Apa yang kau sembunyikan dariku?

Dan pertanyaan itu…

Mungkin akan menjadi awal dari retaknya persahabatan mereka.

---

Riven: Langkah Berikutnya

Setelah pertemuannya dengan Ariana, Riven berjalan kembali ke asramanya dengan pikiran yang lebih berat dari sebelumnya.

Magnus Valtherion telah menunjukkan kepadanya kebenaran tentang bangsawan.

Ariana von Eisenwald telah melihat sekilas kekuatannya.

Darius mulai mencari jawaban sendiri.

"Keadaan semakin rumit…"

Namun, di balik semua itu, satu hal tetap tidak berubah:

Ia akan melanjutkan revolusinya.

Ia akan menghapus sistem bangsawan dari dunia ini.

Dan jika ada yang menghalanginya—

Mereka akan menghadapi kegelapan.

Riven tersenyum kecil saat ia melihat langit malam yang gelap.

"Bangsawan… bersiaplah. Ini baru permulaan."

Malam ini, dunia mulai berubah.

Dan era baru akan segera dimulai.

---

Volume 1: Selesai.