Seperti biasa, Ayunda pasti akan bermalas-malasan dikamar nya sambil menonton drakor kesayangan nya. Ayunda adalah gadis berusia 20 tahun, dia adalah seorang mahasiswi yang hobi nya menonton drakor, Ayunda tidak lagi mempunyai orang tua, ia sekang tinggal bersama Abang dan Istri Abang nya saja.
"Oke, pokonya gue harus nonton ini drakor sampai ending." Ucap Ayunda, lalu mengambil beberapa cemilan dari dalam kulkas mereka.
Saat akan melanjutkan menonton drakor nya tiba-tiba saja suara handphone nya berdering.
Dring dring dring
"Ck, siapa sih pagi-pagi gini nelpon." Decak Ayunda kesal, lalu ia melihat nama panggilan tersebut dan buru-buru mengankat telpon nya.
Yang menenlpon nya ialah Siska, teman dekat Ayunda, jika Siska menelpon pasti ada gosip hangat yang akan diceritakan, makanya karna penasaran Ayunda buru-buru mengangkat telpon nya.
"Ada gosip ape nih?" Tanya Ayunda penasaran.
"Gbl, gbl, gawat banget loh, ini adalah gosip yang gak bisa gue ceritain lewat telpon, gue sekarang lagi di kafe CC, lo buruan dateng deh biar lihat langsung semuanya, tapi awas jangan shok." Ucap Siska lalu langsung mematikan panggilan nya.
Ayunda yang terlanjur penasaran langsung buru-buru bersiap dan akan pergi menuju kafe CC.
"Kak, kalau Abang nyariin bilang aja yah lagi main sama Siska." Ucap Ayunda kepada Fika, kakak iparnya.
"Iya nanti kakak bilangin, tapi awas aja kalau kamu malah ketemuan sama cowok kamu itu, kakak bakalan langsung laporin sama abang kamu, kamu tau kan kalau Abang kamu benci banget sama cowok mu itu." Ucap Fika memperingati Adik iparnya.
Mendengar itu Ayunda langsung menganguk, "Tenang aja kak, aku betulan main sama Siska kok." Tambah Ayunda menyakin kan kakak ipar nya.
○●○
Di perjalanan Ayunda tidak henti-henti nya penasaran, "Duh, jadi pengen cepat sampe deh, penasaran banget gue, kalau gue mati kek nya gue bakalan jadi arwah penasaran deh karna emang gue sepenasaran itu sekaranggg." Guman Ayunda didalam hatinya sambil mencoba fokus kejalanan, karna takut nanti tiba-tiba motornya terpeleset.
Setelah lima belas menit menempuh perjalanan kini Ayunda telah sampai Ke Kafe CC, dan sekarang Dia bergegas kemeja yang ditempati Siska.
"Heh, Sis, repot banget sih loh, kenapa coba gue harus kesini segala biar lo mau ngasih tau gue." Ayunda berucap dengan nada agak kesal.
Siska menarik nafas nya membuang nya sebelum membalas ucapan Ayundan, "Gini loh Yun, bukan karna gue gak mau ngasih tau lo lewat telpon, tapi gue mau lo lihat kebenarannya langsung." Ucap Siska.
"Dih, sok serius banget sih lo, emang apa yang mau lo tunjukin ke gue?" Tanya Ayunda penasaran.
Mendengar itu Siska langsung membuang nafas kasar lalu menunjuk meja yang agak jauh dari mereka dengan perasaan campur aduk.
Ayunda langsung mengikuti arah tunjuk Siska, sampai dimana jari siska berhenti dimeja yang berisi dua sejoli yang sedang bermesraan. Melihatnya Ayunda langsung shok berat dan merasa tidak percaya.
Karna yang ia lihat sekarang adalah Fino sedang menyuapi gadis disamping nya, dan gadis itu adalah Arumi, sahabat dekat Ayunda juga, Ayunda, Siska dan, Arumi adalah sahabat dekat, kemana-mana mereka pasti selalu bareng dan sekarang dengan tidak menyangka nya Ayunda bahwa sahabat nya lah yang merusak hubungan nya.
Dan Ayunda sangat-sangat kecewa kepada Fino karna selama ini ia sangat menyayangi Fino dengan perasaan yang tulus dan selalu membanggakan cowo itu kemana-mana.
Sekarang Ayunda baru tau kenapa Abang nya kelihatan benci sekali kepada Fino, beberapa bulan yang lalu Abang Ayunda sudah menyuruh Ayunda untuk putus dengan Fino, dengan alasan bahwa abang nya pernah melihat Fino berselingkuh, tapi dengan keras kepalanya Ayunda malah membantah itu, dan tetap kekeh mempertahankan hubungan nya bersama Fino, dan kini ia sungguh menyesal, Saat pulang nanti ia pasti akan malu melihat abang nya.
Siska yang menyadari Bahwa Ayunda diam mencoba mengelus-elus pungung Ayunda lalu ia berkata "Lo gak mau labrak mereka apa?" Tanya Siska.
Tanpa menjawab Ayunda langsung bergegas berjalan kemeja Fino dan Arumi, sesampai nya Ayunda kemeja mereka, mereka hanya terkejut sedikit setelah itu baru tertawa pelan.
"Udah, gue tau kok lo kesini mau minta penjelasan, dan sekarang gue bakal jelasin kenapa gue selingkuh dari loh, alas pertama karna body lo itu datar kayak triplek, dan yang kedua lo itu gak secantik dan seanggun Arumi, asal lo tau gue itu sukanya sama cewe yang anggun bukan cewe bar-bar kayak lo, dan alasan yang ketiga karna gue emang bosan sama lo." Ucap Fino dengan nada angkuh dan sinis, sedangkan Arumi selaku selingkuhan hanya duduk anggun dan tertawa kecil, dia keliahatan tidak merasa bersalah sedikit pun karna telah merebut pacar dari sabahatnya sendiri.
Ayunda yang melihat dan mendengarkan itu langsung shok dan tiba-tiba tersedak ludah nya sendiri, setelah itu dia tidak tau apalagi yang terjadi setelah itu.
○●○
Ditempat lain sepasang suami istri kini sedang berdoa untuk keselamatan putri mereka, Putri mereka, Maurela adalah korban bullying dan sekarang masuk rumah sakit karna didorong salah satu siswa SMA nya dari tangga.
Papa Maurela, Mario, sunggu sangat murka, tapi sayangnya ia tidak bisa membawa kasus ini kejalur hukum, karna pasti saat sadar nanti maurela pasti akan membantah tindakan Papa nya dan berkata agar Papa nya memaaf kan orang yang sudah membully nya itu, sungguh baik sekali hatinya bukan sudah disakiti tapi dengan mudahnya ia memaaf kan nya.
Mario sedang menggenggam tangan Renata, ibu nya Maurela, karna sedari tadi Istrinya tidak berhenti mengangis.
Tiba-tiba saja suster banyak berkeluar dan bermasukan kedalam ruangan Maurela dirawat, membuat hati Papa dan Mama, Maurela serasa dag dig dug ser.
Dan sekarang tiba saatnya dimana, Dokter yang menangani Maurela itu keluar dari rungan rawat Maurela dengan wajah lelah dan putus asa.
"Dok, bagaimana keadaan putri saya." Mario bertanya dengan raut wajah berharap.
"Maaf, karna Maurela jatuh terlalu keras membuat kami kesusahan menolong nya, dan sekali lagi maaf Pak, Buk, Maurela tidak bisa kami selamatkan." Ucap sang Dokter dengan perasaan tidak tega dan pilu.
Mendengar perkataan Dokter tersebut Renata langsung Histeris karna putri semata wanyang nya kini sudah tidak ada, "Dokter pasti bohong kan?" Tanya Renata dengan raut wajah berharap.
Pertahanan Mario sedari tadi seketika runtuh, rasanya dunia nya hancur, tapi ia harus kuat untuk Istrinya dan berharap bahwa putri nya masih ada.
Dan sepertinya ada keajaiban tiba-tiba saja suster keluar ruangan dan mendekati mereka "Alhamdulillah Dok, Pak dan Ibu, sekarang pasien sudah sadarkan diri." Ucap sang suster dengan tersenyum ramah.
Sekarang dunia serasa berpihak kepada mereka membuat Mama dan Papa Maurela seketika tersenyum haru.
Kini mereka semua masuk kedalam ruang inap Maurela dan Dokter memerikasa keadaan Maurela.
"Pasien sudah agak baikan tapi, dia sepertinya sedikit agak lupa ingatan." Kata sang Dokter "Bapak dan Ibu bisa membantu Maurela untuk mengingat kembali, tapi jangan terlalu dipaksa." Tamabah sang Dokter, dan dibalas anggukan oleh Mama dan Papa Maurela.
Sedangkan Ayunda yang kini berada didalam tubuh Maurela itu hanya terkejut "Kenapa dah ni dokter bilang gue amnesia, padahal kan gue masih ingat semuanya, terutama penghianatan Fino dan Arumi itu, trus juga ini dua orang tau siapa dah, dari tadi natap gue dengan pandangan haru mulu, dan juga dari tadi mereka selalu bilang gue itu Maurela, padahal kan nama gue Ayunda" Ayunda berbicara didalam hatinya, sambil menatap aneh semua.
"Sanyang ini Mama dan Papa, kamu pasti lupa yah?, gapapa gak usah dipaksa ingatan nya, nanti kita kontrol dan lama kelamaan kamu bakal ingat semua." Tutur Renata tersenyum manis dan mengusap lembut rambut Ayunda.
"Waw, apa ini, kok perasaan gue gak enak yah, jangan bilang transmigrasi kayak di novel itu membuat ada, kalau beneran iyaa, WHAT gue harus apa?, oke tenang, sekarang gue butuh cermin untuk membuktikan nya." Ucap Ayunda didalam hatinya, dengan kalimat panjang lebar.
"Kamu kenapa sayang, kok bengongn?" Tanya Renata dan diangguk oleh Mario karna sedari tadi Maurela menatap lurus denagn pandangan kosong.
"A-aku gak apa-apa kok, M-mah." Ayunda berusaha mengelak "Kayak nya aku mau ke kamar mandi dulu deh." Tambah Ayunda.
Renata tersenyum "Mau Mama antarkan?" Tawar Renata dan dibalas gelengan oleh Ayunda.
Sesampainya dikamar mandi Ayunda langsung melihat kaca yang tertempel dinding kamar mandi, Ayunda sekarang sungguh shok melihat wajah yang begitu imut, putih, mulus dan cantik di cermin.
"Ini serusan gue?, what?, seseorang tolong gue, tolong bilang kalau ini mimpi, tapi kayak nya ini beneran deh, tapi kan gue gak nyangka, yaampun, gue harus gimana sekarang?" tanya Ayunda kepada dirinya dengan berbisik pelan.
30 menit setelah kejadian tersebut Mama dan Papa Maurela pamit ingin pulang untuk membawa baju tambahan Maurela dan Mamanya yang pasti akan menjaga ia saat diruamah sakit.
Dan sekarang Ayunds hanya sendirian didalam kamarnya "Oke, mau gak mau sekarang gue harus mau dipanggil Maurela, dan sekarang gue harus ngelupain semua kejadian yang lalu dan menjadi diri gue yang baru."
"Tapi gue penasaran deh sama karakter nih manusia yang tubuhnya gue tempatin, tapi diliat-liat dari muka nya kek nya dia orang nya lemah lembut deh." Ucap nya sendiri.
Dan sekarang Ayunda sudah memutuskan dan menerima bahwa sekarang ia adalah Maurela.
Bersambung.
Hai guys, kenalin nama aku Nana🍒
Gimana nih sama ceritanya?, bagus gak?
Maaf yah kalau ceritanya agak lain
Soalnya aku baru pertama kali nulis novel kayak ini dan juga kan aku masih bocill
Jadi harap maklum kan yah guys
Dan aku harap kalian suka sama cerita aku ini san juga jangan lupa dukung aku yah
Salam kenal yah semuaa
Dan jangan lupa panggil aku Nana si buah 🍒, makasih, luv♡ buat kalian.