Keheningan yang Mencekam
Luna tidak berani bergerak. Tangannya mencengkeram erat ponsel yang kini hanya menampilkan layar gelap.
Bayangan itu masih ada di belakangnya.
Ia ingin menoleh, ingin memastikan apa yang sebenarnya berdiri di sana.
Namun, nalurinya berteriak untuk tidak melakukannya.
Karena jika ia menoleh… bagaimana jika yang ia lihat bukan dirinya sendiri?
"Luna..."
Suara itu terdengar begitu dekat. Seakan berbisik tepat di telinganya.
Dengan sisa keberanian yang ia miliki, Luna menutup matanya rapat-rapat dan meraih benda terdekat—sebuah lampu meja.
Tanpa berpikir panjang, ia berbalik dan mengayunkannya dengan sekuat tenaga.
BRAK!
Namun, tidak ada siapa pun di sana.
Hanya udara kosong.
Tapi… cermin di kamarnya kini sepenuhnya retak.
Dan di antara pecahan kaca yang berjatuhan… ia melihat sesuatu yang membuat tubuhnya membeku.
Cermin yang Kosong
Luna menatap refleksi di pecahan kaca yang berserakan di lantai.
Ada sesuatu yang aneh.
Ketika ia melihat pantulan dirinya di setiap pecahan kaca… semuanya tampak normal.
Kecuali satu.
Di salah satu pecahan yang lebih besar… pantulannya masih berdiri di depan cermin, tersenyum.
Padahal Luna sudah berbalik.
Bayangan dalam cermin tidak ikut berbalik.
Ia masih di sana.
Tersenyum.
Dan kemudian, pantulan itu mengangkat tangannya dan melambai.
Seolah mengucapkan selamat tinggal.
"Terima kasih sudah membebaskanku..."
Sebuah suara berbisik di telinganya sebelum semuanya menjadi hitam.
Dunia yang Tertukar
Luna terbangun dengan napas memburu.
Apartemennya tampak normal. Tidak ada pecahan kaca, tidak ada bayangan misterius.
Seakan… semua yang terjadi hanyalah mimpi.
Namun, ketika ia berjalan ke depan cermin kamar mandi… ia menyadari sesuatu yang mengerikan.
Cermin itu tidak lagi memantulkan dirinya.
Tidak ada pantulan sama sekali.
Ia tidak ada di sana.
Saat itulah, ia menyadari kebenaran yang lebih mengerikan.
Yang berada di luar bukan lagi dirinya.Dan ia yang asli… sekarang terperangkap di dalam cermin.
Epilog & Pengantar untuk Seri 2
Luna kini berada di dunia yang bukan miliknya. Dunia cermin.
Ia berusaha berteriak, memukul-mukul permukaan kaca… namun tidak ada yang bisa mendengar.
Di luar sana, sesuatu yang menyerupai dirinya sedang menjalani hidupnya.
Tapi apakah itu benar-benar dirinya?
Atau makhluk itu memiliki rencana lain?
Di dunia cermin ini, Luna mulai melihat sosok-sosok lain… orang-orang yang sudah terjebak lebih dulu.
Mereka berbisik, memperingatkannya.
"Tidak ada jalan keluar dari sini… kecuali seseorang menggantikanmu."
Dan di sisi lain cermin, pantulannya yang sekarang bukan dirinya menatapnya… tersenyum licik.
"Selamat datang di tempat barumu, Luna."