Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Sistem Penghakiman ilahi

Arekndeso
14
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 14 chs / week.
--
NOT RATINGS
174
Views
Synopsis
Sinopsis:Terbuang ke Kegelapan Hujan turun deras di atas tanah yang telah menjadi saksi kehancuran seorang pemuda. Tubuhnya tergeletak di lumpur, napasnya tersengal, dan darah mengalir dari luka yang menghiasi tubuhnya. Tatapan kosongnya menatap langit kelam, sementara suara langkah kaki yang menjauh menggema di antara reruntuhan. "Akhirnya kita terbebas dari sampah ini." Suara seorang pria terdengar samar di telinganya. Mereka pergi tanpa menoleh ke belakang, meninggalkan pemuda itu sendirian di tengah badai. Namanya Kael Veyron, mantan pewaris keluarga bangsawan di Kerajaan Vandrax. Namun, di dunia yang hanya menghormati kekuatan, Kael tidak lebih dari aib yang harus dibuang. Tidak ada berkah suci dari dewa, tidak ada sihir dalam darahnya, dan tubuhnya lebih lemah dibandingkan rakyat jelata. Keluarganya, yang dulunya menyayanginya, kini menganggapnya tidak layak mengotori nama mereka. Dibuang ke perbatasan yang dipenuhi monster, kematian seharusnya menjadi takdirnya. Namun, di ambang kehancuran, sesuatu terbangun di dalam dirinya. [Sistem Penghakiman Ilahi diaktifkan.] Suara tanpa emosi bergema di dalam pikirannya. Seketika, dunia di sekelilingnya berubah. Cahaya aneh menyelimuti tubuhnya, rasa sakit yang tak tertahankan menjalari sarafnya, dan sesuatu yang asing mengalir ke dalam dirinya. Ketika matanya kembali terbuka, mereka tidak lagi memancarkan kelemahan. Mereka dipenuhi oleh api balas dendam. ---
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1: Kematian yang Tak Pernah Datang

Dingin.

Itulah yang pertama kali Kael rasakan saat kesadarannya kembali. Hujan masih mengguyur tubuhnya, membasahi luka-lukanya yang mulai mengering. Namun, yang lebih aneh adalah sesuatu yang berdenyut di dalam dirinya—sebuah sensasi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

[Sistem Penghakiman Ilahi diaktifkan.]

Suara itu menggema di benaknya sekali lagi. Mata Kael membelalak.

Sistem?

Ia mencoba menggerakkan tangannya, dan saat itu juga, sebuah layar transparan muncul di hadapannya.

Nama: Kael Veyron

Ras: Manusia

Level: 1

Kekuatan: 2

Ketahanan: 3

Kelincahan: 4

Kecerdasan: 7

Mana: 0

Judgment Points: 0

Kael menatap layar itu dengan kebingungan. Ini… tidak masuk akal. Ia pernah mendengar cerita tentang para Pahlawan yang diberkahi oleh para dewa dengan sistem suci, tetapi ia hanyalah seorang buangan—seorang yang telah dinyatakan tidak berguna.

Jadi, kenapa sistem ini memilihnya?

Kael mengepalkan tangannya, mencoba memahami situasi ini. Namun, sebelum ia bisa berpikir lebih jauh, suara geraman rendah bergema di sekelilingnya.

Matanya menyapu area di sekitarnya. Dari balik pepohonan, sepasang mata merah menyala menatapnya dengan lapar.

Serigala Kegelapan Lv. 5

Jantung Kael berdegup kencang. Ini buruk. Bahkan prajurit terlatih pun akan kesulitan menghadapi Serigala Kegelapan sendirian, apalagi dia yang bahkan tidak bisa bertarung.

Monster itu merendahkan tubuhnya, bersiap menerkam.

Kael harus berpikir cepat.

Ia bisa berlari—tetapi ke mana? Dengan tubuhnya yang lemah, monster itu pasti akan mengejarnya dengan mudah.

Atau… ia bisa bertarung.

Kael menelan ludah. Itu mungkin terdengar seperti bunuh diri, tetapi ia tidak punya pilihan lain.

"Baiklah…" ia menghela napas panjang, mempersiapkan dirinya.

Saat monster itu melesat ke arahnya, ia bergerak.

Kael tidak punya senjata. Tangannya kosong, tubuhnya lemah, dan satu gigitan dari Serigala Kegelapan bisa merobek lehernya dalam sekejap. Namun, ia tidak bisa mati di sini. Ia sudah cukup lama dianggap sampah. Jika memang harus mati, maka setidaknya ia harus mati melawan.

Serigala itu menerkam, cakarnya melesat menuju lehernya. Kael berguling ke samping, menghindar dengan susah payah. Lumpur menempel di wajah dan pakaiannya, tetapi ia tidak peduli.

"Gerakanmu terlalu lambat," pikirnya, menyadari betapa besar perbedaan kekuatan antara dirinya dan monster ini.

Serigala itu tidak memberikan jeda. Ia berbalik, menggeram, lalu melompat lagi.

Kael tidak bisa terus menghindar selamanya. Ia harus mencari celah.

Lalu, sesuatu muncul di depan matanya.

[Misi Darurat: Bertahan dari Serigala Kegelapan]

Deskripsi: Lawan atau hindari serangan Serigala Kegelapan selama 3 menit.

Hadiah: 10 Judgment Points, Skill Random (Grade F-E)

Kegagalan: Kematian

Kael mengertakkan giginya. Tiga menit? Itu terasa seperti keabadian ketika kau harus menghadapi monster.

Serigala itu menyerang lagi. Kali ini, ia menundukkan tubuhnya lebih dalam, menggunakan cakarnya untuk mencakar dari bawah. Kael mencoba melompat ke belakang, tetapi kakinya terpeleset di lumpur.

Crasch!

Rasa sakit yang tajam menjalar dari bahunya. Cakar monster itu berhasil merobek kulitnya.

Darah segar mengalir.

Kael terhuyung, tetapi ia menggertakkan giginya. Jika ia jatuh sekarang, maka semuanya akan berakhir.

"Fokus, Kael. Kau harus bertahan."

Ia menarik napas dalam-dalam, menenangkan pikirannya. Jika ia bisa memperkirakan pola serangan monster ini, mungkin ia bisa menghindar dengan lebih baik.

Monster itu menggeram, lalu menyerang lagi. Kali ini, Kael memperhatikan gerakannya dengan lebih saksama.

Lompat ke kiri, cakar dari kanan. Lompat ke kanan, cakar dari kiri. Setelah itu, ia akan menerkam lurus.

Aku bisa membaca gerakannya!

Kael menghindar lebih cepat, meskipun tubuhnya masih lamban. Ia mengandalkan kelincahannya yang sedikit lebih tinggi daripada statistik lainnya.

Satu menit berlalu.

Lalu dua menit.

Darah terus mengalir dari lukanya, tetapi ia terus bertahan.

Tiga menit.

[Misi Selesai!]

+10 Judgment Points

Mendapatkan Skill: "Darah Pejuang" (Grade E)

Kael terengah-engah. Serigala itu masih menggeram di hadapannya, tetapi tubuhnya mulai terasa berbeda.

Sebuah jendela informasi baru muncul.

Skill: Darah Pejuang (Grade E)

Deskripsi: Saat dalam kondisi terluka dan mendekati kematian, ketahanan dan kekuatan meningkat 10%. Efek bertahan selama 5 menit setelah terluka.

Kael merasakan tubuhnya sedikit lebih kuat. Luka di bahunya masih terbuka, tetapi rasa sakitnya sedikit berkurang.

Monster itu menerkam lagi. Kali ini, Kael tidak hanya menghindar. Ia melompat ke samping, lalu meraih sebuah cabang pohon yang patah di tanah.

Senjata darurat.

Serigala itu berbalik, tetapi Kael sudah siap. Saat monster itu melompat, ia mengayunkan cabang itu dengan sekuat tenaga, membenturkannya ke kepala monster itu.

Crack!

Serigala itu menggeram, terdorong ke belakang.

Kael tidak membuang waktu. Ia mengayunkan cabang itu lagi, kali ini langsung ke matanya.

Monster itu menjerit kesakitan.

Dan Kael tahu, ini adalah kesempatan satu-satunya.

Ia menerjang ke depan, menghujamkan cabang itu ke tenggorokan monster itu dengan seluruh kekuatan yang ia miliki.

Darah panas menyembur ke wajahnya.

Serigala itu menggeliat sejenak, lalu terjatuh ke tanah.

Hening.

[Serigala Kegelapan Lv. 5 Dikalahkan!]

+20 Judgment Points

Level Naik!

Kael berdiri terengah-engah. Ia melihat tubuh monster itu yang kini tak bergerak, lalu menatap tangannya yang berlumuran darah.

Ia telah membunuh monster.

Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia bertahan bukan karena keberuntungan—tetapi karena dirinya sendiri.

Dan ia baru saja mengambil langkah pertama untuk bertahan hidup di dunia yang telah membuangnya.