Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

seventh perdition

DaoistBkU554
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
108
Views
VIEW MORE

Chapter 1 - pengiriman yang terkutuk

Latar Belakang Dunia – The Lost Era

Tahun 4589, dunia tidak lagi seperti yang pernah dikenal. Peradaban lama runtuh setelah apa yang disebut sebagai "Peristiwa Perdition", bencana global yang menghancurkan sebagian besar teknologi lama dan membentuk realitas baru.

Pada abad ke-41, umat manusia mencapai puncak kejayaan teknologi. Kota-kota terapung, perjalanan antarbintang, hingga penciptaan manusia buatan menjadi hal biasa. Namun, eksperimen dengan Void Core—sumber energi tak terbatas—mengakibatkan ketidakseimbangan dimensi dan kehancuran besar-besaran.

Saat peradaban lama hancur, hanya tujuh wilayah utama yang mampu bertahan. Mereka berkembang menjadi Tujuh Distrik, masing-masing merepresentasikan satu dosa besar dan memiliki kekuatan, aturan, serta ambisi mereka sendiri.

---

1. Distrik Avaritia

Dulunya, distrik ini adalah pusat finansial dunia. Namun, setelah kehancuran sistem pemerintahan global, para konglomerat dan mafia ekonomi mengambil alih kendali. Mereka menciptakan sebuah dunia di mana uang adalah segalanya—jika kau tidak memiliki cukup kekayaan, kau bahkan tidak diakui sebagai manusia.

Bangunan menjulang tinggi, berselimut lampu neon emas dan perak, tempat di mana triliunan unit mata uang berpindah tangan setiap detik. Hukum dan moralitas tidak lagi memiliki makna, karena semua bisa dibeli.

Di balik kemegahan ini, jutaan budak korporat bekerja tanpa henti, menciptakan barang dan teknologi yang hanya bisa dinikmati oleh segelintir elit.

---

2. Distrik Ira

Setelah dunia lama hancur, para militeris dan pejuang bertahan hidup membentuk distrik ini. Di sini, hanya yang kuat yang dihormati, dan yang lemah akan dihancurkan.

Kota-kota mereka lebih mirip benteng perang raksasa, penuh dengan pabrik senjata, gladiator, dan pasukan bayaran. Pemerintahan tidak ada, karena hanya para jenderal dan pemimpin perang yang terus menggantikan satu sama lain.

Arena pertempuran raksasa menjadi pusat kehidupan, di mana seseorang bisa naik dari bawah ke puncak hanya dengan bertarung dan menang.

---

3. Distrik Luxuria

Saat dunia lama runtuh, kaum elit hedonis tidak ingin kehilangan kemewahan mereka. Mereka membangun kota tanpa aturan, di mana segala keinginan bisa diwujudkan.

Manusia di sini tidak lagi terbatas pada tubuh asli mereka. Mereka memodifikasi diri mereka menjadi sesuatu yang lebih indah, lebih kuat, atau lebih menyenangkan. Tubuh hanyalah wadah yang bisa diganti sesuai keinginan.

Namun, di balik gemerlap hiburan dan teknologi realitas virtual ultra-realistis, banyak eksperimen genetika ilegal terjadi. Manusia buatan, robot penghibur, dan obat pengubah kesadaran hanyalah sebagian kecil dari yang ada di distrik ini.

---

4. Distrik Gula

Distrik ini dulunya merupakan pusat penelitian bioteknologi dan eksperimen genetika. Namun, saat Void Core mengalami kebocoran, seluruh area berubah menjadi labirin penuh mutan dan monster hasil percobaan.

Bangunan-bangunan telah runtuh, digantikan oleh hutan buatan yang dipenuhi makhluk hasil eksperimen. Mereka yang hidup di sini telah berevolusi menjadi sesuatu yang lebih dari manusia—atau kehilangan sepenuhnya sisi kemanusiaan mereka.

Kanibalisme bukan sekadar kebiasaan, tetapi kebutuhan, karena sumber daya telah habis, dan hanya yang mampu bertahan yang bisa terus hidup.

---

5. Distrik Invidia

Tidak seperti distrik lain yang bertahan dengan kekuatan atau kekayaan, Distrik Invidia bertahan melalui informasi.

Sejarah mencatat bahwa distrik ini adalah pusat data dunia lama, tempat di mana semua rahasia umat manusia disimpan. Setelah kehancuran dunia, The Watchers—kelompok rahasia yang menguasai informasi—mengambil alih distrik ini.

Tidak ada yang bisa dipercaya di sini. Identitas bisa berubah dalam sekejap, dan bahkan ingatan seseorang bisa dimanipulasi.

Sebuah perpustakaan raksasa berdiri di pusat distrik, berisi data dan rahasia dunia lama yang tidak boleh jatuh ke tangan yang salah.

Namun, di tengah paranoia yang terus meningkat, distrik ini tetap menjadi pusat pencarian informasi terbesar, di mana mereka yang mencari kebenaran atau rahasia dunia akan datang ke sini.

---

6. Distrik Acedia

Saat distrik lain saling berperang dan bertahan hidup, Distrik Acedia mengambil jalan yang berbeda.

Mereka membangun AI superkomputer yang mengendalikan segala aspek kehidupan, menciptakan dunia di mana manusia tidak perlu melakukan apa pun.

Di sini, orang-orang hidup di dalam dunia virtual lebih lama daripada di dunia nyata. Mesin telah menggantikan manusia dalam segala pekerjaan, membuat penduduknya hidup dalam kemewahan tanpa harus bergerak sedikit pun.

Namun, di balik kemewahan ini, banyak yang telah kehilangan semangat hidup mereka. Beberapa bahkan melupakan bahwa mereka pernah hidup di dunia nyata.

---

7. Distrik Superbia

Dunia lama berakhir karena Void Core, tetapi distrik ini justru menguasai dan mengendalikan kekuatannya.

Hanya mereka yang paling cerdas, paling kuat, dan paling sempurna yang diizinkan tinggal di sini. Manusia biasa dianggap rendah dan tidak layak hidup di distrik ini.

Penduduknya telah menggabungkan tubuh mereka dengan teknologi Void Core, menciptakan manusia yang lebih dekat dengan 'dewa' daripada manusia biasa.

Di dalam distrik ini, hanya mereka yang berhasil melewati seleksi brutal yang dapat bertahan hidup. Setiap individu memiliki kekuatan yang bisa menghancurkan kota dalam hitungan detik.

Mereka tidak ingin berbagi dunia ini dengan yang lain. Mereka percaya bahwa hanya mereka yang pantas menguasai segalanya.

---

8.Distrik Abandon

Di masa lalu, Distrik Abandon bukanlah wilayah yang mati dan terlupakan. Itu pernah menjadi pusat industri terbesar di dunia, tempat di mana teknologi dan kemajuan berkembang lebih cepat daripada distrik mana pun. Kota ini dibangun dengan megastruktur raksasa, pabrik-pabrik canggih, dan sistem transportasi yang menjangkau ke seluruh penjuru dunia.

Namun, kejayaan Distrik Abandon tidak bertahan lama. Keserakahan para pemimpin dan perusahaan besar menyebabkan eksploitasi sumber daya yang berlebihan. Tanah menjadi tandus, udara dipenuhi limbah beracun, dan air berubah menjadi cairan berbahaya yang tidak bisa dikonsumsi. Perlahan, penduduk mulai meninggalkan distrik ini, mencari kehidupan yang lebih baik di tempat lain.

Puncak kehancuran Distrik Abandon terjadi ketika sebuah kecelakaan besar mengguncang wilayah ini. Sebuah pusat penelitian energi eksperimental mengalami kegagalan sistem, menyebabkan ledakan masif yang melepaskan radiasi dalam jumlah besar. Tidak hanya merusak seluruh infrastruktur, ledakan itu juga menciptakan mutasi pada makhluk hidup di sekitarnya. Apa yang tersisa hanyalah reruntuhan dan bayangan dari kejayaannya yang dulu.

Pemerintah dunia menganggap distrik ini sebagai wilayah yang sudah tidak bisa diselamatkan. Alih-alih mencoba memulihkannya, mereka memilih untuk mengisolasi distrik ini dan menggunakannya sebagai tempat pembuangan limbah beracun serta eksperimen ilegal. Orang-orang yang dianggap tidak berguna, para kriminal, serta korban eksperimen dibuang ke sini tanpa harapan untuk kembali.

Seiring berjalannya waktu, distrik ini berubah menjadi tanah tanpa hukum. Bangunan-bangunan yang dulunya menjulang tinggi kini menjadi sarang bagi para penyintas. Teknologi yang tertinggal diubah menjadi senjata atau alat bertahan hidup. Beberapa kelompok bertahan dengan membentuk geng dan komunitas kecil, sementara yang lain memilih untuk hidup sendirian, mengandalkan insting bertahan hidup mereka.

Bagi dunia luar, Distrik Abandon hanyalah tempat yang sebaiknya dilupakan. Namun, bagi mereka yang hidup di dalamnya, ini adalah rumah—rumah yang penuh bahaya, penderitaan, dan rahasia yang tidak pernah terungkap.

---

Dunia yang Tidak Seimbang

Ketujuh distrik ini hidup dalam keseimbangan yang rapuh. Konspirasi, pengkhianatan, dan perang dingin terus terjadi di antara mereka.

Mereka semua menunggu momen yang tepat untuk menjatuhkan yang lain dan menguasai dunia sepenuhnya.

Namun, di tengah konflik ini, sesuatu yang lebih besar mulai bangkit—sebuah rahasia yang tersembunyi dalam sejarah dunia lama. Sesuatu yang bisa mengubah segalanya... atau menghancurkan dunia sepenuhnya.

----------------------

Pada 18, April, Tahun 4589, Laboratorium Utama Distrik Invidia.

Di tengah ruangan berteknologi tinggi, layar-layar hologram berkedip menampilkan data kompleks yang terus bergerak. Suara ketikan terdengar cepat, menciptakan irama monoton di ruangan steril berlapis kaca itu.

Seorang pria dengan jas laboratorium putih berdiri tegap di depan layar utama. Matanya yang tajam mengamati grafik radiasi yang melonjak naik turun dengan intensitas mengkhawatirkan. Pria itu—Crista Orca, salah satu ilmuwan paling berpengaruh di distrik—menghela napas berat.

Crista Orca: "Jadi... kalian berempat yang kupilih untuk misi ini."

Di depannya, empat orang berdiri dengan ekspresi berbeda.

Ramazaki berdiri dengan tangan disilangkan, matanya coklat gelap menatap bosan ke arah layar. Ia mengenakan jaket tempurnya yang sudah usang, tanda bahwa dia bukanlah bagian dari kaum elit. Alfert, yang berdiri di sampingnya, tampak lebih tertarik pada grafik yang muncul, sesekali menyesuaikan kacamata digitalnya.

Di sisi lain, Vio Vanesa berdiri dengan ekspresi serius, sementara Rocks Roger Bars tetap diam, tangan kekarnya terkepal ringan di samping tubuhnya.

Ramazaki: "Kau bilang ini cuma misi pengiriman. Kenapa harus kami?"

Crista menekan sesuatu di layar hologram, dan sebuah gambar muncul. Sebuah kotak hitam pekat dengan garis neon biru mengitari sisinya.

Crista Orca: "Kotak ini bukan sekadar barang biasa. Ini kontainer khusus untuk menahan peralatan bertenaga radiasi tingkat tinggi. Jika jatuh ke tangan yang salah..."

Alfert melangkah lebih dekat, meneliti desainnya.

Alfert: "Jika sistem penyegelnya terganggu, ini bisa menjadi bencana."

Crista menatapnya tajam.

Crista Orca: "Tepat. Aku tidak mau ada kesalahan sekecil apa pun."

Ramazaki melirik Alfert, lalu kembali menatap Crista.

Ramazaki: "Lalu, kenapa kita? Apa tidak ada tim lain yang lebih cocok untuk tugas ini?"

Crista menyilangkan tangan di depan dadanya.

Crista Orca: "Kau... Ramazaki. Anjing liar dari distrik kumuh. Kau sudah bertahan hidup bertahun-tahun dengan insting bertarungmu. Aku butuh seseorang yang bisa menghadapi ancaman di jalanan tanpa gentar."

Ramazaki mendecak, setengah tertawa.

Ramazaki: "Jadi, aku hanya alat bagi kalian?"

Crista tidak menanggapi. Ia lalu menatap Alfert.

Crista Orca: "Dan kau, Alfert. Satu-satunya ilmuwan di distrik ini yang cukup paham tentang teknologi radiasi tingkat tinggi. Ingatanmu mungkin belum pulih sepenuhnya, tapi aku tahu kau masih bisa mengendalikan ini."

Alfert terdiam sesaat. Ingatan yang hilang—kata-kata itu selalu menghantuinya.

Crista kemudian menoleh ke Vio dan Rocks.

Crista Orca: "Vio, kau akan memastikan mereka tidak keluar jalur."

Vio Vanesa: "Tentu saja."

Crista Orca: "Dan Rocks, aku butuh seseorang yang bisa memastikan mereka semua kembali dalam satu potong."

Rocks mengangguk pelan.

Crista tersenyum tipis.

Crista Orca: "Misi ini dimulai besok pagi. Bersiaplah."

---

Menuju Distrik Kumuh

Keesokan harinya, distrik kumuh.

Langit di atas distrik itu berwarna abu-abu pekat, kabut polusi menutupi sinar matahari. Gedung-gedung tua berdiri seperti tulang belulang raksasa, reruntuhannya berserakan di jalanan sempit.

Di tengah jalan yang retak, empat sosok berjalan dengan langkah hati-hati.

Ramazaki berada di depan, matanya tajam mengamati sekeliling. Di belakangnya, Alfert menggenggam alat pemindai radiasi, memastikan kotak tetap stabil.

Vio berjalan di samping Rocks, keduanya waspada terhadap pergerakan di bayangan gang-gang kumuh.

Alfert: "Radiasi stabil... Tidak ada kebocoran."

Ramazaki: "Bagus. Aku tidak ingin meleleh sebelum tugas ini selesai."

Rocks memindai area sekitar.

Rocks Roger Bars: "Tempat seperti ini... sering jadi sarang penyergapan."

Seolah menjawab ucapannya, suara langkah terdengar dari gang sempit.

Sekelompok pria muncul, bersenjata dan penuh keserakahan.

Pemimpin Penjahat: "Serahkan kotaknya."

Alfert menelan ludah.

Alfert: "Dengar, kalian tidak ingin berurusan dengan ini. Kotak ini—"

Penjahat: "Kami tidak peduli! Berikan sekarang!"

Ramazaki mendesah panjang.

Ramazaki: "Bodoh."

Tanpa ragu, dia membuka kotak dan mengeluarkan pisau radioaktif. Cahaya hijau menyala dari bilahnya, suhu di sekitar mereka meningkat.

Para penjahat mundur, ketakutan.

Ramazaki: "Kalian tahu ini, bukan?"

Pisau itu berputar di tangannya.

Ramazaki: "Satu goresan saja, dan tubuh kalian akan membusuk dalam hitungan menit."

Ketegangan memenuhi udara. Para penjahat saling pandang sebelum akhirnya memutuskan mundur.

Vio menyesuaikan kacamatanya.

Vio Vanesa: "Kau terlalu gegabah, Ramazaki."

Ramazaki mendengus, lalu memasukkan pisau itu kembali ke kotak.

Namun...

Dia salah menaruhnya.

Tiba-tiba, kotak mulai bergetar. Suhu meningkat drastis, alarm berbunyi.

Alfert: "Ramazaki! Kau salah menaruhnya!"

Sebelum ada yang bisa bereaksi—

Ledakan terjadi.

Cairan radioaktif meledak ke segala arah.

Alfert bergerak lebih cepat dari siapa pun.

Dia mendorong Ramazaki ke tanah dan memeluknya erat, tubuhnya menjadi tameng hidup.

Ramazaki: "Alfert!!"

Tubuh Alfert terkena dampak langsung—cairan radioaktif membakar kulitnya, melelehkan sebagian tubuhnya.

Namun, dia tetap tersenyum.

Alfert: "Aku... tidak apa-apa..."

Ramazaki menatapnya, air mata mulai menggenang.

Ramazaki: "Bodoh!! Kenapa kau melindungiku?!"

Tubuh Alfert bergetar, kekuatannya melemah.

Alfert: "Karena aku mencintaimu... idiot."

Dia jatuh, tubuhnya setengah hancur.

Vio dan Rocks segera menarik Ramazaki dan membawa Alfert ke kendaraan medis darurat.

Di kejauhan, sesosok pria bertubuh hitam dengan garis biru menyala mengamati dari atas gedung.

???: "Menarik..."

Di belakangnya, sesosok raksasa penuh daging menggeram marah.

Raksasa: "Ini mengacaukan rencana kita!"

Pria itu hanya tersenyum tipis.

???: "Tenang... ini baru permulaan."

---

To be continued...

Reviews