Dingin. Gelap. Aku tidak bisa bernafas. Tubuhku tidak bisa bergerak. Rasanya seperti aku terbang, tapi kemana? Aku tidak ingat apapun. Apakah aku... Mati? Tapi kenapa? Ada yang sebenarnya terjadi..?
"Zorya?"
"Zorya..." "Zorya?
"Zorya!" "ZORYA!!"
Aku mendengar seseorang, memanggil nama Zorya. Siapa Zorya? Suara itu terus berdenging di kepalaku, terus, terus, dan aku merasakan sesuatu yang dingin tiba-tiba membasahiku.
"АННН—"
"Woahh-..."
Aku terbangun dengan nafas yang memburu, mataku membulat terkejut. Sialan, apakah seseorang baru saja menyiram air dengan sengaja ke arahku? Apakah itu hanya mimpi?
Aku mendongak, melihat seorang pria sedang menggunakan jubah nya, sedang duduk tak jauh dari perapian. Sepertinya dia juga kaget mendengar aku tiba-tiba berteriak.
"Uh... kau sudah bangun, kau baik-baik saja, Zorya?"
Aku terdiam mencoba untuk mencerna apa yang dia katakan. "Zorya...?"
Pria itu balik menatapku kebingungan, "Y-ya Zorya, itu namamu kan?"
"Oh..." Aku menundukkan kepalaku dan sebuah ingatan muncul di kepalaku. Benar, namaku Zorya. Sementara pria itu sepertinya sedang menatapku khawatir.
"Kau... Baik-baik saja? Kau tidak mengingat dirimu?"
"Tunggu-tunggu, aku ingat..." Aku bergumam dan mencoba memfokuskan pikiranku. Zorya, itu nama asliku? Perasaanku mengatakan iya, dan tiba-tiba aku teringat.
"Oh ya... Aku Zorya, Zorya Jaroslav... Benar?" Aku menatap pria itu untuk memastikan apa aku mengingat dengan benar.
Aku melihat pria itu perlahan tersenyum kecil dan mengangguk. "Ya. Itu namamu. Zorya… Jaroslav."
Aku menghela nafas lega, namun aku masih tidak bisa mengingat apapun selain itu. Apa yang sebelumnya terjadi? Melihatku yang tampak kebingungan pria itu membuka suaranya.
"Sudah saya duga, anda kehilangan seluruh ingatan Anda. Ini tidak bagus..."
Aku mengerutkan alisku, kehilangan ingatan?
Pria itu menghela nafas. "Ahh... Sebaiknya anda tidak usah memikirkan itu. Saya Vint. Dan... Anda adalah tuan saya sekarang.''
"Hah?" Aku menatap pria itu— Vint, dengan wajah kebingungan. "Apa maksudmu?"
"Ya. Saya akan mengawal anda mulai sekarang, menjauhkan anda dari segala bahaya, melindungi jiwa dan raga anda, seperti seekor anjing yang akan selalu setia pada tuannya" jelasnya tiba-tiba.
Aku menatapnya bingung dan sedikit mengerutkan alisku, "Hei, Jangan samakan dirimu dengan anjing..."
Setalah aku mengatakan itu, bisa aku lihat Vint tersenyum. Ia bangkit dari tempat dia duduk lalu berjalan ke arahku dan berlutut di hadapanku sambil mengambil dan meletakkan satu tanganku di dadanya.
"Anda begitu murah hati, Tuan Zorya... Izinkan saya berada di sisi anda selama yang anda inginkan. Izinkan saya melindungi jiwa dan raga anda. Saya, Vint, tidak akan membiarkan anda mati dengan mudah... Saya tidak akan membiarkan Anda mati di tangan yang salah"
Kalimat Vint membuat ku terdiam. Aku terkejut dan juga kebingungan, namun masih menjaga citra wajahku agar tidak terlalu menampakkannya. Aku menghela nafas setelah gagal untuk memahami apa yang dia katakan, "Vint, aku benar-benar tidak mengerti apa yang kau bicarakan... Kau dari tadi hanya bicara omong kosong"
Kepala Vint yang awalnya menunduk kini menatapku dengan senyuman dia yang begitu lembut. "Anda akan mengerti seiring berjalannya waktu. Kelak anda akan tau betapa berharganya anda, jiwa anda…"
"Jiwa? Sudahlah, berhenti. Itu sudah cukup. Ayo kita bangun dan tinggalkan tempat mengerikan ini." Ucapku sambil mencoba berdiri dan melihat sekeliling. Goa yang sangat luas dan gelap.
Vint mengeluarkan senyuman itu lagi dan ikut berdiri. "Understand, Master... Mari kita keluar dari goa gelap dan mengerikan ini. Izinkan saya memimpin jalan, jadi tolong jangan jauh-jauh dari saya."
"Hmm..."Aku hanya mengiyakan permintaan Vint dan mulai berjalan menyusuri goa yang sangat minim penerangan itu.
"Ngomong-ngomong, apa yang kau lakukan di goa ini, Vint? Apa yang terjadi sebelum aku bangun? Apa kau tau sesuatu... mungkin?" Jiwa penasaran ku bergejolak untuk mempertanyakan satu-persatu pertanyaan yang terpikir di otakku.
Vint diam sejenak lalu berkata, "apa yang saya lakukan disini...? Saya mencari anda. Lalu, ceritanya akan panjang jika saya jelaskan sekarang. Akan saya ceritakan pada anda lain kali, oke?"
"Huh..." Aku menatapnya agak kecewa. Hanya satu pertanyaan ku yang terjawab.
"Lalu... Apa-apaan baju ini? Ini terlihat... Kuno, sangat kuno, aku tidak ingat menggunakan baju ini. Kenapa aku memakainya?" Eluhku melihat pakaian era kerajaan yang tiba-tiba terpakai di tubuhku. Jujur pakaian seperti ini benar-benar merepotkan, ini tidak bisa membuatku berjalan dengan normal.
Melihat ku mengeluh kebingungan, Vint terkekeh dan menjawab. "Manusia memang makhluk yang rapuh dan pelupa, itu wajar saja... Memangnya ada apa dengan baju itu? Saya pikir itu cocok dengan Anda"
"Tapi ini bukan seleraku... kau ini bicara seolah kau bukan manusia saja, Vint." Ucapku sembari terus berjalan menyusuri sepanjang goa.
Kulihat Vint tersenyum dan sedikit menunduk hanya diam beberapa detik lalu menatapku kembali "Saya hanya pernah baca di suatu buku. Itu saja."
"Ahh... Ternyata kau seorang kutu buku ya... Sudah ku tebak."
"Benarkah? Saya tidak berpikir saya termasuk orang yang kutu buku, saya hanya membaca saat luang saja." Balas Vint sambil terkekeh. Terkadang aku bingung padanya, apa yang dia tertawakan padahal tidak ada yang lucu sama sekali?
Karena aku bingung harus menjawab apa lagi, aku hanya mengangguk. Otakku terus berpikir, apakah aku benar-benar ada di goa atau lorong panjang yang tidak ada habisnya?
Dan akhirnya setelah beberapa menit berjalan kami berhasil melangkah keluar dari goa. Di luar, langit malam bersinar begitu indah dan terang, kunang-kunang beterbangan di sekitar pohon kesana-kemari, bintang berkelap-kelip, dan suara burung hantu membuat suasana hutan di malam ini begitu damai. Aku bahkan bisa mendengar suara air mengalir samar-samar.
Aku menarik nafas dan membuangnya, menghirup udara segar setelah sekian lama dan bergumam, "indah..."
Vint tersenyum dan mengangguk setuju. "Anda benar. Saya suka keadaan hutan yang sunyi begini. Nahh sekarang, kemana kita harus pergi? Timur? Selatan? Barat? Atau Utara?"
"Hah?" Aku menatap Vint bingung, masalahnya aku sendiri sama sekali tidak tau tentang arah.
Aku diam meletakkan jariku di daguku berpikir, "tunggu, apa kau baru saja bertanya kepada seseorang yang baru saja kehilangan seluruh ingatannya? Kau disini lebih lama dariku, harusnya kau tau area sini lebih baik daripada aku kan?"
Vint menggaruk lehernya, membuat perasaan ku mulai tidak enak. Dia tidak mengatakan apapun. "Itu..."
Aku diam beberapa detik, "... Apa? Jangan bilang kita tersesat? Yang benar saja?"
"Oh tidak tidak, saya tidak mengatakan itu. Kalau begitu Kita akan berjalan ke arah barat, saya bisa mendengar air mengalir dari kejauhan. Ayo kita mulai berjalan"
Vint mulai berjalan lebih dalam ke hutan. Sementara aku yang tidak tau arah hanya mengangguk setuju.
Namun, sedari tadi aku merasa aneh... Sesuatu ada yang aneh disini, aku merasakannya. Aku merasakan sesuatu, sesuatu yang baru, yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Ini tidak seperti dunia yang biasa aku hidupi...