Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Suara awan: Perjalanan Dephilia

🇮🇩Rhienne
--
chs / week
--
NOT RATINGS
1.1k
Views
Synopsis
Dephilia seorang perempuan berdarah campuran antara ras manusia dan elf. Memulai kehidupan sehari-hari nya sebagai pelajar sekolah sihir di kota bernama Schonir. Entah apa yang akan di hadapinya di masa yang akan datang dia selalu berpikir positif tentang hidupnya dan bersifat baik kepada orang sekitar
VIEW MORE

Chapter 1 - Vol 1. Chapter 1. Prolog : Suara lembut bagaikan angin di pagi hari

Kabut pagi menyelimuti jalanan menuju pusat kota. Aku perlahan membuka kedua mataku menghadap langit-langit atap rumah.

"Ughh..... "

Aku duduk lalu menepuk pundak sebelah kananku, entah apa saja yang aku lakukan kemarin, aku merasa lelah di sekujur tubuhku.

Aku merangkak ke sebelah kanan kasur, menjangkau ke arah jendela.

Cahaya dari luar mulai menerangi seluruh ruanganku. Aku merasa kedinginan, melihat dari luar jendela kabut masih meliputi jalan di luar sana.

Ku berjalan menuju lemari, berganti ke pakaian seragam akademi, keluar dari kamarku melihat sekeliling, hanya terdapat roti tergeletak di atas meja.

"Sepertinya ibu sedang tidak di rumah lagi hari ini.."

"Bukankah ini roti tadi malam ya?.. "

Ku ambil roti itu dan mulai memakannya, selama rasanya masih enak kupikir itu bukan masalah.

Mengambil peralatanku bersiap menuju akademi, aku berjalan ke arah kota sambil membaca buku sihir, berusaha memahami teori dasar penguatan elemen.

Melewati gerbang mengamati sekeliling bagaimana para penduduk mulai beraktivitas.

"--aku dengar-----kamu-------*suara laki-laki

"-... Itu kare------------*suara perempuan

Entah apa yang mereka tengkarkan, (apa memang serumit itu ya ketika beranjak dewasa?).

Seorang gadis datang mendekati ku.

"Heii!... Dephilia, sedang memikirkan apa?"

"Whoaa...!?!"

Namanya Shilla, dia salah satu temanku aku tidak punya banyak teman sebenarnya. Tapi aku selalu berusaha menanggapi dengan baik siapapun itu yang ingin berteman denganku.

".. Eh... Aku cuma penasaran apa yang mereka tengkarkan..."

Shila menoleh ke arah orang yang ku maksud.

"Hm...?"

"Sudahlah jangan dipikir... "

"Oh.. Kau benar... "

"Aku ikut jalan bersama mu ya?.. "

"Hmm... Em.. " Mengangguk

Aku berjalan bersamanya menyebrangi jembatan, lalu Shilia mengambil botol dari dalam tasnya.

"Nih. Aku kembalikan.."

"Hmm...? Gak perlu di kembalikan... "

Shilia memberikanku botol itu dengan paksa.

"..eh.... Baiklah.... "

Aku memasukkan botol itu ke dalam tasku. Mungkin aku akan membuat ramuan itu lagi untuknya.

"Terimakasih ya~ "

"Karena ramuanmu itu, mana ku jadi kembali pulih"

Shilia memang anak yang berbakat dalam menciptakan sihir elemen dengan kuat, tapi dia tidak memiliki kapasitas mana yang besar.

Tidak sepertinya, dengan kapasitas manaku yang jauh lebih besar darinya.

aku pun tetap belum bisa menghasilkan serangan sihir dengat cepat, bahkan dibawah rata-rata dari anak seumuranku.

Apa mungkin itu efek dari darah campuran ku.

Bersamanya masuk melewati gerbang akademi, menuju lorong yang di sampingnya terdapat taman dimana para pelajar sedang duduk asik mengobrol dan berlatih di taman.

"Ngomong-ngomong bagaimana kamu bisa membuat itu?. "

Shilia melihat ke arah ku dengan muka yang serius.

".. Aku... Membuatnya dari bunga di sekeliling rumah ku.. "

".. Lalu menghaluskannya..."

"... Dan mencampurnya dengan air yang sudah aku beri mana.. "

Aku memang seringkali berkeliling di sekitaran rumah untuk memetik berbagai tanaman untuk di jual.

"Wah.. Kamu memang pintar dalam hal itu ya.. "

".. Eh... Tidak juga"

".. Aku hanya mengikuti petunjuk... "

".. Dari buku yang ku beli di hari lalu... "

Shilia menggenggam tanganku lalu menarikku lebih dekat ke arah nya. Tangannya terasa hangat namun keras.

".. Kamu bisa menjual ramuan itu loh~"

Genggamannya kuat sekali, aku berusaha lepas darinya tapi tidak memberikan hasil apapun.

"Aku tahu suatu tempat~"

"Mungkin kamu bisa coba jual di sana"

Mungkin itu bukanlah ide yang buruk, bisa saja aku menjualnya dengan harga yang lebih mahal, daripada menjual tanaman tanaman itu.

".. Boleh kasih tahu tempatnya?... "

"Nanti, Sepulang sekolah.. "

"....Aku tunggu di depan gerbang ya~"

Shilla melepaskan genggamannya, berlari menuju kelas.Melambaikan tangannya ke arah ku dengan senyum cerahnya.

Aku melambaikan tangan sebagai balasan, kenapa tidak ya kan?.

Kelas Shilla berada di lantai satu, tepatnya di ujung sebelah kiri lorong ini.

Aku jalan menaiki tangga menuju kelas, duduk di samping jendela memandang suasana di luarsana.

bagaimana cahaya matahari mulai terasa hangat.