Sepuluh anggota OPI berdiri di hadapan bangunan usang yang sunyi, hanya ditemani cahaya samar bulan yang terlindung di sebalik awan tebal. Laporan terbaru menyatakan ada sesuatu bersembunyi di dalamnya. Sesuatu yang bukan manusia.
Tap tap tap!
Mereka bergerak pantas, but-but berat menghentak lantai kayu yang hampir reput.
GRUMMM!!
Dentuman guruh bergetar di langit. Kilat menyambar, memancarkan bayang-bayang menari di dinding yang berlumut.
KTINGG!
Bunyi logam jatuh memecahkan kesunyian. Semua mata tertumpu ke arah sebuah ruangan besar di hujung koridor.
Kapten 1: "Suhairi, Kamil, Rudi, Samad. Kalian masuk ke dalam dan periksa. Saya dan lima yang lain akan meneroka ruangan lain."
Suhairi, Kamil, Rudi, dan Samad: "Baik, tuan!"
TAP TAP TAP!
Langkah mereka bergema dalam kegelapan. Udara terasa semakin menyesakkan.
KCEH KCEH KCEH...
Bunyi halus berlari di atas siling. Jantung mereka berdegup kencang.
Rudi, yang berada di belakang, menelan liur. Tangannya bergetar. Diam-diam, dia mula melangkah perlahan ke arah pintu keluar.
Namun saat dia hampir melepasi ambang pintu—
ZAP!
Dunia di sekelilingnya berubah dalam sekelip mata. Dia kini berdiri di satu ruangan lain. Gelap. Sunyi. Bersendirian.
Kemudian, satu suara bergema...
"Rudi..."
Rudi terkedu. Itu suara... ayahnya?
Rudi: "Ayah?"
"Rudi... mari ke sini, nak... Ayah sakit..."
Suara itu datang dari sudut yang gelap. Samar-samar, dia nampak bayang seseorang. Perlahan-lahan, Rudi melangkah.
Dan saat dia hampir menghampiri—
ROOAWWRRRR!!
Keluar dari kegelapan, sesosok makhluk mengerikan melompat menerkamnya. Mata satu bersinar merah, tanduk tajam menjulang di dahi, rambut panjang berkibar liar.
Ia membuka rahang besar—
Dan dalam sekelip mata...
Rudi lenyap dalam satu lahapan.