Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Story of Summer (2008)

🇮🇩Gh_Za
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
28
Views

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - Perpustakaan?

Bel sekolah pun berdering, hampir seluruh siswa dari semua kelas berjalan mengerumuni lorong sekolah ini seperti sekawanan semut! Bahkan untuk sampai ke tangga saja susah! Walau kelasku berada paling dekat dari sana, tetap saja sulit dengan kerumunan semacam ini, kau mungkin bertanya, apa yang membuat koridor ini dikerumuni oleh siswa, apakah ada artis atau semacamnya? Tidak, ini semua disebabkan karena hari ini adalah hari terakhir sekolah sebelum menginjak libur musim panas.

Sebelum itu, perkenalkan, aku adalah seorang siswa pendiam biasa, aku tidak memiliki pencapaian apapun, dan aku juga tidak pintar di kelas, mungkin beberapa orang bilang kalau aku jenius, tetapi aku tidak menyetujui pernyataan itu, ah, namaku? Nathan, hanya itu yang perlu kau tahu.

"Woi! Ada Emmilia!" Ricuh suara anak laki-laki diluar kelas ku.

Ah, Emmilia, ya? Dia itu wanita dari kelas sebelah yang disebut-sebut Primadona sekolah kami, ya... Aku sih tidak tertarik dengan wanita seperti itu, katanya cewek itu memiliki pacar hingga puluhan diluar sekolah kami, satu hal yang aku tahu pasti sih... Aku tidak akan pernah mau dengan perempuan murahan seperti itu, malahan, mungkin aku tertarik dengan wanita pendiam dan pintar?

Aku duduk diam di kursi kayu kelas itu, tepat disamping meja ku adalah jendela, suasana keramaian ini membuat sekelilingku sangat panas, aku mulai mengipas-kipaskan tubuhku, ini tidak membantu sama sekali, akhirnya aku membuka jendela dan akhirnya angin pun mulai masuk kedalam kelas itu.

"Akhirnya... Huft, enaknya pulang kapan ya? Ramai banget sih diluar, paling nanti dimarahin guru semua." Monolog itu merupakan usaha ku untuk menghabiskan waktu.

Aku membuka ponsel ku, sial! Baterai ku tersisa 30%! Aku pun melihat kedalam tas ku, mencoba mencari sebuah Charger, dan... Tidak ada.

Aku pun berdiri dari posisi nyamanku, untung saja tempatku sangat strategis, ada kontak elektrik didekat itu, mungkin jika ada Charger yang sedikit panjang aku bisa tetap duduk nyaman disana.

Perlahan suara ramai itu mulai menyepi, sepertinya para murid mulai pulang, atau masuk ke kelas mereka lagi, matahari siang mulai memasuki kelas itu melewati jendela, panas, namun indah.

"Ada Charger tidak?" Tanyaku pada teman yang masih tersisa dikelas itu.

Walau kebanyakan jawaban mereka itu tidak, namun akhirnya ada yang menjawab suatu yang lain-

"Nih." Suara perempuan pun terdengar dari belakang ku, suaranya lembut dan halus.

Aku menoleh, perempuan ini? Aku jarang melihatnya berpartisipasi dikelas, apakah dia sama-sama pendiam juga? Apapun itu, aku sangat berterimakasih.

"-Ah, Terimakasih..." Ucapku sambil mengingat namanya.

"Renai." Ucapnya sambil tersenyum.

Aku tak tahu orang ini, matahari siang itu menerangi rambut gelapnya, juga kacamata dengan Frame tipis itu, wajahnya mulus, tipeku banget.

"Terimakasih, Renai." Balasku sambil tersenyum pelan sebelum kembali ke kursiku.

Aku memasukan Charger itu ke ponselku, untunglah tipenya sama, aku akhirnya bisa tenang, aku menghembuskan nafasku, melihat kearah luar jendela, angin menimpa wajah dan tanganku, rasanya aneh, beneran deh.

Setelah beberapa waktu habis dengan hanya melihat kearah luar jendela, menganalisis sekolah itu, aku mengembalikan charger milik Renai dan keluar kelas menuju atap yang harusnya tidak boleh didatangi, aku menaiki tangga menuju atap dan akhirnya sampai.

Aku membuka pintu itu, tidak dikunci kok, dan aku pun masuk, pergi ke tempat yang biasa ku tempati, tidak ada orang, seperti biasa, karena memang seharusnya tidak boleh ada orang disini, tapi menjadi nakal sedikit itu tidak apa apa kan? Aku kembali menatap ke arah langit, cerah, biru muda dengan awan yang bergerak kesana-kemari memenuhi langit musim panas.

Aku terus menatapi langit itu, matahari tampak terik sebagai penanda pembuka musim panas, aku membuka ponsel ku, perlahan notifikasi mulai masuk.

"Hm? Tumben, biasanya notif tugas baru." Ucapku perlahan sambil melihat-lihat notifikasi lainnya.

Notif dari aplikasi Messager juga tak kalah banyak, seperti biasa, mereka pasti sedang membuat rencana ingin kemana libur sekolah nanti, aku sepertinya hanya akan diam dirumah, toh tidak ada yang mengajak juga.

Aku melihat ke arah langit yang biru dengan sinar matahari terik dan hembusan angin mengelilingi tubuhku, sebenarnya, apa sih makna dari kehidupan ini? Seluruh alur cerita hidupku nampaknya biasa-biasa saja, aku tak pernah mencari masalah, dan orang-orang juga bersikap biasa saja kepadaku, tak ada teman, apalagi seorang pacar, sungguh kehidupan remaja SMA yang sangat malang.

Aku bosan, sangat sangat bosan, kehidupanku tidak mungkin berjalan seperti ini saja kan? Gak asik banget kalau cuman begini aja, aku melamun melihat kemana saja dalam jarak pandang kecil itu, mencari sebuah hal untuk kupahami.

Jam di ponsel menunjukan pukul satu siang, sudah saatnya aku pulang ke rumah, namun dilihat-lihat murid yang keluar dari gedung utama masih sedikit.

"Sepertinya aku sudah harus kembali ke kelas." Ucapku dengan berputar dan mengambil langkah menuju pintu ke lantai bawah.

Perlahan aku hentakkan kaki sembari aku berjalan menuju pintu itu, angin terasa sejuk walau matahari sedang berada pada puncaknya siang ini, awan terlihat indah dengan langit biru dibelakangnya, aku melihat ke arah langit untuk terakhir kalinya sebelum aku kembali ke kelas.

Aku berjalan menuruni tangga, melihat beberapa murid yang berpisah dengan teman sebangkunya, atau kerumunan orang yang masih mengelilingi Emmilia, juga dua orang teman yang sedang asik berbincang mengenai hal-hal yang sedang berlangsung di hidup mereka, aku bisa bilang kalau aku cukup terampil dalam menyadari hal, terkadang aku sangat peka, namun terkadang aku insensitif juga, labil ya?

Aku berjalan menuju arah kelas, membuka pintu kelas yang muridnya sedang sibuk untuk mengambil barang bawaan mereka di loker yang terletak di ujung kelas kami, untung saja aku tidak suka meninggalkan barang disana, jadi aku tidak repot-repot untuk memikirkan bagaimana cara mengambil dan membawa barang tersebut ke rumah.

Aku berjalan menuju mejaku, yang sudah bersih dan kinclong itu, aku mengambil tas ku dan memasukkan kursi ku ke bawah meja, aku memeriksa apakah barang bawaan ku hari ini sudah lengkap.

"Hmm... Sepertinya sudah semua." Aku melihat ke dalam tas ku, memastikan setiap barang sudah ada ditempatnya.

Setelah semua barang sudah terlihat ada ditempatnya masing-masing, aku perlahan berjalan keluar dari kelas, tanpa arah aku tetap berjalan, hingga aku melamun walau masih berjalan, tanpa sadar... Aku menabrak seseorang.

"Ouch! Lihat-Lihat dong kalau jalan!" Ucap seorang wanita dengan buku dan File yang berhamburan.

"Ah... Maaf, aku melamun." Aku membantunya mengambil buku dan file file tersebut.

"Apasih yang dipikirin sampai nabrak begitu?" Tanyanya dengan nada yang judes.

"Tentang hidup." Aku mengambil buku-buku itu sambil menawarkan untuk mengikutinya mengembalikan buku-buku tersebut.

Perlahan buku dan file tersebut sudah berada di tangan kami, aku menawarinya untuk membantu mengembalikan barang-barang ini ke perpustakaan, dia pun menerimanya dengan senang hati, yah, sebagai tanda minta maaf ku juga.

Kami berjalan menelusuri lorong dan koridor-koridor yang masih ditempati oleh beberapa siswa, mereka juga ikut mengambil barang bawaan mereka sendiri, semua orang sibuk, tak terkecuali aku yang baru saja menabrak seorang perpustakawan, akhirnya kami telah sampai ke perpustakaan, aku dengannya memasuki perpustakaan dengan pencahayaan remang itu.