Bab 1 – Bayangan di Balik Cermin
Leon Graves duduk di belakang meja kayu mahoninya, menatap layar laptop yang menyala redup. Hujan mengetuk lembut jendela ruang konsultasinya, mengiringi kesunyian yang menguap di dalam ruangan. Aroma kopi pahit masih menggantung di udara, bercampur dengan samar wangi buku-buku tua yang berderet di rak.
Ia membaca ulang email yang baru saja masuk.
"Dokter Graves, saya membutuhkan bantuan Anda. Saya tidak tahu siapa saya. Saya tidak tahu apa yang telah terjadi pada saya. Tapi saya merasa… ada seseorang yang ingin saya lupa. Dan saya takut jika saya mengingatnya, saya tidak akan selamat.
Tolong temui saya. Saya akan datang besok pukul tujuh malam. – Alana"
Leon menyandarkan punggungnya, mengusap dagunya yang mulai ditumbuhi janggut tipis. Pesan itu terdengar putus asa, namun juga aneh. Terlalu… dramatis. Tapi sebagai psikolog kriminal, ia sudah terbiasa menghadapi kasus dengan narasi yang lebih ganjil dari ini.
Ia melirik jam di dinding—06.58 malam.
Dua menit kemudian, bel pintu berbunyi.
Leon bangkit, berjalan ke pintu, dan membukanya. Di ambang pintu berdiri seorang wanita. Rambut hitam panjangnya tampak basah oleh hujan, wajahnya pucat di bawah cahaya redup lampu jalan. Matanya… kosong, seperti seseorang yang telah melihat sesuatu yang seharusnya tidak pernah dilihat.
"Alana?"
Wanita itu mengangguk pelan. "Terima kasih telah menerima saya, Dokter Graves."
Leon membuka pintu lebih lebar, mempersilakannya masuk. Saat Alana melangkah masuk, sejenak Leon merasakan sesuatu yang aneh—sebuah firasat yang menyelinap dalam pikirannya. Ada sesuatu yang… salah.
Tapi ia tidak tahu apa.
Dan itu hanya permulaan.