Chereads / CINTAKU MENJADI BENCI / Chapter 3 - BAB 3: SEBUAH PENGLIHATAN YANG MENGEJUTKAN

Chapter 3 - BAB 3: SEBUAH PENGLIHATAN YANG MENGEJUTKAN

Bab 3: Sebuah Penglihatan yang Mengejutkan

Hari itu, Angel masih mencoba menepis kegelisahan yang mengusik pikirannya sejak pagi. Nama "Sarah" yang muncul di ponsel Abraham terus berputar di benaknya, tapi ia tidak ingin langsung berpikir buruk. Mungkin hanya rekan kerja. Mungkin memang ada urusan kantor yang mendesak.

Namun, firasat buruk Angel semakin kuat saat ibunya, Madam Liana, tiba-tiba meneleponnya di siang hari.

"Angel, Mama perlu bicara sama kamu sekarang," suara ibunya terdengar sedikit tergesa-gesa.

Angel yang sedang menemani Alana bermain di ruang tamu langsung duduk tegak. "Ada apa, Ma?" tanyanya, merasa ada sesuatu yang tidak beres.

Sejenak, Madam Liana terdiam, seakan ragu untuk mengatakannya. "Mama nggak tahu harus bilang ini atau nggak, tapi tadi Mama habis dari butik di pusat kota. Dan... Mama melihat sesuatu yang mungkin kamu harus tahu."

Jantung Angel mulai berdegup lebih cepat. "Apa maksud Mama?"

Madam Liana menarik napas panjang. "Mama lihat Abraham. Dia masuk ke sebuah restoran... dengan seorang wanita. Mereka bergandengan tangan, Angel."

Seperti ada palu besar yang menghantam dada Angel. Tangannya mencengkeram kuat lengan kursi, berusaha menyangkal apa yang baru saja didengarnya.

"Mungkin Mama salah lihat? Bisa saja itu klien atau..."

"Tidak, Angel," potong Madam Liana dengan suara tegas. "Mama mengenal suamimu. Dan cara dia menggenggam tangan wanita itu... bukan seperti orang yang hanya sekadar rekan kerja."

Angel merasakan kepalanya mulai berdenyut. Hatinya ingin percaya bahwa semua ini hanya salah paham. Tapi firasatnya mengatakan sebaliknya.

"Restoran mana, Ma?" tanyanya pelan, hampir berbisik.

"Di restoran La Belle di pusat kota. Kalau kamu mau memastikan sendiri, Mama bisa temani kamu."

Angel menelan ludah. Rasanya tubuhnya ingin roboh, tapi ia tidak bisa diam begitu saja.

"Enggak, Ma. Aku bisa sendiri."

Setelah menutup telepon, Angel duduk terpaku beberapa saat. Ia menatap wajah polos Alana yang sedang asyik menyusun balok mainan, lalu mengalihkan pandangannya ke jendela. Hatinya dipenuhi kebingungan dan ketakutan.

Apakah ia benar-benar siap untuk melihat kebenaran yang mungkin akan menghancurkan hatinya?

Dengan tangan gemetar, Angel mengambil kunci mobil dan bersiap pergi. Ia harus tahu apa yang sebenarnya terjadi.

(Bersambung...)