Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

The Demon King’s Silent Rebirth

Jaee_Fuyukawa
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
9
Views
Synopsis
Synopsis Di dunia yang dipenuhi sihir dan kemampuan unik , akademi sihir menjadi tempat bagi para calon penyihir terkuat untuk berkembang. Namun, di antara mereka, ada satu murid yang berbeda dari yang lain—Azrael Nachtveil, seorang pemuda yang memiliki rahasia besar. Lima puluh ribu tahun yang lalu, dunia pernah diguncang oleh sosok yang dikenal sebagai raja iblis, makhluk yang melampaui batas sihir dan hukum dunia. Kini, sosok itu telah bereinkarnasi, namun, dengan kekuatan yang hanya tersisa 5% dari kejayaan nya dimasa lalu. Di akademi, Azrael bertemu dengan Celestine Vaeloria, seorang bangsawan dengan sihir kehancuran tang luar biasa. Dalam lingkungan yang dipenuhi persaingan antara bangsawan dan rakyat jelata, serta berbagai konflik yang menguji batas kemampuan dan kecerdasan mereka, Azrael tetap berusaha menjalani kehidupan akademinya dengan tenang. Namun, jauh di luar akademi, seseorang telah menunggu 50.000 tahun untuk kebangkitannya. Di saat yang sama, sebuah konspirasi besar mulai bergerak di balik layar, dan di masa depan, seorang "Raja Iblis" palsu akan muncul untuk mengklaim takhta yang sebenarnya bukan miliknya. Saat dunia bergerak menuju kekacauan, Azrael harus menentukan kapan saat yang tepat untuk mengungkap kekuatannya yang sebenarnya—dan menghancurkan takdir yang telah ditetapkan.
VIEW MORE

Chapter 1 - Chapter 1

Udara pagi di Akademi Sihir Aurelius masih dipenuhi suara langkah kaki para murid baru. Beberapa berjalan dengan penuh percaya diri, sebagian tampak canggung, sementara yang lain berdiri dengan ekspresi sombong, seolah-olah dunia berputar di sekitar mereka.

Namun, di antara kerumunan itu, seorang pemuda berjalan dengan santai, seolah semua ini tidak lebih dari hiburan baginya.

Azrael Nachtveil.

Dia tidak tergesa-gesa, tidak gugup, dan yang paling penting—tidak peduli. Bagi Azrael, masuk ke akademi ini bukanlah sesuatu yang luar biasa.

Sebenarnya, jika dia mau, dia bisa saja mengambil jalur lain. Tapi, di dunia ini, kekuatan seseorang tidak hanya diukur dari apa yang bisa mereka lakukan, melainkan juga dari bagaimana mereka menempatkan diri di tengah masyarakat.

Dan di sinilah dia—berjalan santai di antara calon-calon penyihir berbakat.

Namun, langkahnya terhenti.

Di hadapannya, seorang gadis berdiri dengan tangan terlipat. Rambut peraknya berkilau tertimpa cahaya matahari, dan mata biru esnya menatap lurus ke arahnya.

Tidak ada rasa ragu di wajahnya, tidak ada ketidakpastian.

Ia hanya berdiri di sana, menunggu sesuatu.

Lalu, dengan nada tenang namun tajam, ia membuka suara.

"Kau, siapa?"

Sebagian besar orang mungkin akan terganggu jika ditanyai dengan cara seperti ini. Namun, Azrael justru menatapnya dengan ekspresi sedikit tertarik.

Alih-alih menjawab, ia malah tersenyum tipis.

"Lucu. Biasanya orang memperkenalkan diri dulu sebelum bertanya."

Mata Celestine menyipit, tetapi sudut bibirnya terangkat tipis.

"Dan biasanya orang tidak mengabaikan pertanyaan secara terang-terangan."

Azrael terkekeh. "Kau percaya diri sekali. Coba kutebak, kau dari keluarga bangsawan yang terkenal dan terbiasa dihormati orang lain, bukan?"

Celestine tidak menyangkal. Ia hanya menatapnya dengan penuh penilaian.

Azrael menghela napas dan akhirnya menjawab, "Azrael Nachtveil."

Celestine tampak berpikir sejenak, sebelum akhirnya berbicara lagi.

"Nachtveil… Aku tidak pernah mendengar nama itu dari keluarga bangsawan."

Azrael tertawa kecil. "Tentu saja. Aku bukan bangsawan."

Sekilas, ada sedikit perubahan di mata Celestine. Entah itu keterkejutan atau ketertarikan, sulit untuk ditebak.

Namun, sebelum Celestine bisa merespons, Azrael melanjutkan dengan santai, "Tapi jujur saja, itu tidak penting. Entah aku bangsawan atau bukan, aku tetap lebih kuat dari siapa pun di sini."

Celestine mengangkat alis, lalu tertawa kecil.

"Percaya diri sekali."

Azrael menyeringai. "Karena aku punya alasan untuk itu."

Celestine tidak menyangkalnya. Ia hanya memandang pemuda di depannya dengan lebih serius.

Lalu, setelah beberapa saat, ia akhirnya berkata dengan nada ringan, "Menarik."

Azrael tersenyum tipis.

"Begitu juga kau."

Tanpa mereka sadari, percakapan kecil ini telah menandai awal dari sesuatu yang jauh lebih besar.