Ryo meneguk gelas terakhir bir di tangannya. Malam itu, bar kecil tempat ia dan teman-temannya berkumpul terasa lebih ramai dari biasanya. Tawa dan suara gelas beradu memenuhi ruangan, menciptakan suasana yang hangat dan riuh.
"Hahaha! Ryo, serius, lo udah minum berapa banyak?" tanya Kenji, sahabatnya, yang juga sudah agak mabuk.
Ryo hanya tertawa kecil sambil menyandarkan punggungnya ke kursi kayu yang sedikit goyah. "Entahlah… yang jelas cukup buat bikin aku lupa kalau besok Senin."
Pesta itu adalah perpisahan Kenji yang akan pindah ke luar negeri untuk bekerja. Ryo sendiri adalah seorang pekerja kantoran biasa yang hidupnya terasa monoton—berangkat pagi, pulang malam, lembur tanpa henti, dan nyaris tak ada hiburan selain mabuk-mabukan di akhir pekan.
Dalam kepalanya, ia sering membayangkan hidup yang lebih menarik. Sebuah dunia di mana ia bisa menjadi seseorang yang kuat, kaya, dan dikelilingi wanita cantik.
"Kalau bisa, aku pengen hidup di dunia lain yang penuh dengan sihir… dan tentu saja harem," pikirnya sambil terkekeh.
Setelah beberapa jam, pesta pun berakhir. Ryo berjalan pulang dengan langkah sempoyongan, kepalanya terasa ringan, dan pikirannya melayang-layang.
Namun, tepat saat ia menyeberang jalan…
"HOOONNNKK!!"
Sebuah truk melaju kencang ke arahnya.
"Eh?"
BRAK!!
Dunia tiba-tiba menjadi gelap.