Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Bu Haji Yang Hyper

🇮🇩Sari_77
--
chs / week
--
NOT RATINGS
33.2k
Views
Synopsis
Kisah seorang istri kiai yang mempunyai hasrat yang sangat tinggi, dan menjalin hubungan dengan laki-laki yang jauh lebih muda.
VIEW MORE

Chapter 1 - Kesepian Yang melanda

Perkenalkan namaku Ainun usiaku saat ini menginjak 47tahun. Aku mempunyai dua orang anak, anak pertama cewek berusia 27 tahun dan anak kedua laki-laki berusia 18 tahun.

Dan suamiku adalah seorang kiai kampung yang sangat dihormati di lingkungan tempat aku tinggal, usiaku dan suami terpaut cukup jauh sekitar 12 tahun. Kehidupan rumah tangga ku baik-baik saja. Kedua anakku adalah anak yang cerdas dan taat kepada orang tua.

Suamiku adalah suami yang baik dan tidak neko-neko, meskipun suamiku karakternya cuek, namun selama menikah dia tidak pernah berlaku kasar terhadapku.

Kami Tinggal di lingkungan kampung yang tenang dan asri, suamiku adalah kiai yang sangat dihormati dikampung kami, orang memangilnya abah hasyim, tiap sore selesai sholat magrib suamiku mengajar ngaji anak-anak di lingkungan sekitar kami.

Sebagai Seorang istri aku selalu berusaha taat dan patuh terhadap suami, aku selalu membantu kesibukan suami mengaji dan acara-acara yang lain. didalam rumah aku selalu melayani suami dengan baik seperti ibu-ibu pada umumnya.

Kami hampir tidak pernah bertengkar, karena suami ku orangnya sangat sabar dan menghargai aku, justru aku yang kadang-kadang suka marah-marah tidak jelas.

*******

Sore itu hari minggu anak pertama Ainun yang bernama Nita Kembali Kedenpasar untuk kerja, sudah 2 minggu Nita menghabiskan waktu liburanya bersama keluarga.

"Hati-hati disana ya sayang...jaga diri baik-baik selalu jaga sholatmu." pesan Ainun kepada anaknya sambil memeluk tubuhnya dengan erat dengan air mata yang menetes dikedua pipinya.

"Umik Gak usah Khawatit, aku akan selalu menjalankan pesan-pesan umik dan abah". Jawab Nita sambil mengusap air mata uminya.

Nita mulai berjalan meninggalkan keluarganya dan menuju ruang boarding pass, sambil melambaikan tanganya ke arah keluarganya. Ainun dan Kiai Hasyim serta Sandy anak terakhir mereka ikut mengantarkan ke airport.

Langkah nita makin lama makin menjauh dan menghilang didalam kerumunan orang-orang yang memadati airport tersebut. anak perempuanya pergi meninggalkan mereka untuk wantu yang cukup lama, hatinya sedih dan khawatir.

"Udah ma jangan ditangisi, didoakan aja yang erbaik buat anak kita." ucap kiai hasyim dengan mengusap punggung ainun. lalu ainun menatap wajah suaminya dengan mata yang sembab karena air mata.

"Ayuk kita pulang habis ini abah ada jadwal ngaji." kiai hasyim mengajak mereka pergi untuk meninggalkan airport tersebut, mereka bertiga melangkah beriringan menuju parkiran, dan tanpa ada kata-kata lagi yang keluar dari bibr mereka.

Setelah mereka bertiga sudah berada didalam mobil, kiai Hasyim melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. didalam mobil tersebut tidak ada komunikasi yang berarti dari keiganya.

Sesampainya dirumah, ainun membersihkan tubuhnya dengan mandi air hangat dan berharap setelah itu akan meminta jatah kepada suaminya, mengingat sudah hampir 1 bulan penuh ainun belum dijamah oleh suaminya.

Setelah selesai membersihkan tubuhnya, ainun mengambil handuk yang berada di gantungan kamar mandi tersebut, dan melilitkanya ke tubuhnya yang putih bersih tersebut.

Ainun melangkah kan kakinya keluar dari kamar mandi yang terletak didalam kamarnya tersebut, saat keluar kamar mandi, Ainun melihat kiai Hasyim sedang berbaring di atas kasur sambil bermain ponsel.

Lalu Ainun mendekati suaminya dan duduk di sebelah kiri suaminya, Ainun meraih tangan Kiai Hasyim dan membimbingnya ke arah selangkangan Ainun.

"Bah...Apa tidak kepengen? sudah lama aku tidak Abah sentuh." Ucap Ainun dengan nada merayu.

Kiai Hasyim Meletakkan ponselnya di atas meja yang berada di sebelah kasur tersebut dan menarik tanganya dari selangkangan istrinya.

"Besok saja ya ma..Hari ini aku capek Banget." Jawab Kiai Hasyim Dengan memiringkan tubuhnya membelakangi Ainun.

Mendengar Jawaban dari suaminya Ainun Merasa sangat kecewa, hatinya marah karena keinginanya tidak terpenuhi, Ainun terdiam beberapa saat sambil menatapi suaminya yang mulai tertidur.

Setelah suaminya tertidur pulas, ainun membaringkan tubuhnya yang masih dalam lilitan handukmya disamping suaminya, matanya menatapi langit-langit kamarnya dan gejolak nafsunya belum juga padam.

Lalu Ainun mulai meraba-raba selangkanganya sendiri dengan tangan kirinya dan tangan kananya meremas kedua susunya yang berukuran 38b tersebut, Kedua kakinya mulai dibuka lebar-lebar dan jarinya mulai memainkan klistorinya.

Ikatan handuknya sudah terlepas dengan sendirinya dan tangan kananya memlintir-mlintir kedua putingnya bergantian, nafasnya mulai tak teratur dan kedua matanya dipejamkan sambil menikmati jari-jarinya memainkan klistoris dan kedua putingnya.

Ainun mengigir bibir bawahnya dengan kuat agar suara desahanya tidak terdengar oleh suaminya, rutinitas seperti itu Ainun lakukan hampir tiap hari, karena dengan cara itu dia bisa mengobati gejolak nafsunya yang masih mengebu-gebu.

Meskipun diusianya yang sudah menginjak 47 tahun gelora nafsunya masih sangat tinggi seperti anak muda, tetapi disisi lain suaminya tidak menyadari akan hal itu, suaminya terlalu sibuk dengan kegiatan-kegiatan di luar, sehingga membuat Ainun merasakan kesepian.

"sssssttttt.....sssssttttt... desahannya cukup pelan karena dia takut kalau sampai terdengar suaminya.

Ainun mulai memasukan kedua jarinya kedalam m***k nya yang sudah mulai basah tersebut, dan mengocoknya dengan perlahan sambil membuka kedua pahanya lebih lebar.

Tangan kananya terus meremasi kedua susunya dan memlintir-mlintir putingnya secara bergantian, bibrnya digigit dengan kuat sambil mendongakkan kepalanya keatas dengan memejamkan matanya.

Kedua jarinya mulai menusuk-nusuk M***knya dengan cepat dan tangan kananya mencengkram kedua susunya dengan kuat.

ssssssttttttttt...sssssssttttttt.....ssssttttttttt.....ssssssstttttttttt...aaaaaagggggghhhhh..Ainun Mencapai Klimaksnya dan tubuhnya bergetar-getar, cairan kenikmatanya meleleh membasahi sprey kasurnya.

Ainun mulai mengatur nafasnya dan meluruskan seluruh tubuhnya, perasaanya sedikit lega karena dia bisa mengeluarkan energi yang di tahanya, matanya menatapi punggung suaminya, sambil mengharapkan sentuhan nyata dari suaminya.

Setelah nafasnya kembali normal, Ainun menarik handuknya untuk menutupi tubuh telanjangnya dan berharap saat suaminya terbangun melihat istrinya tanpa mengenakan apa-apa seperti itu dan tergoda agar mau menjamahnya.

Ainun mulai memejamkan kedua matanya sambil memikirkan sampai kapan akan melakukan seperti ini, memuaskan hasratnya dengan jari. disisi lain dia merasakan masih mempunyai suami tapi harus dipaksa memuaskan hasratnya dengan jari.

Kesokan paginya saat suara adzan subuh terdengar ditelinganya dia terbangun dan didapati suaminya sudah tidak ada di sampingnya, hatinya sangat kecewa karena suaminya sama sekali tidak tergoda dengan penampilanya yang hanya menutup tubuhnya dengan selembar handuk.

Dengan suasana hati yang kecewa Ainun beranjak dari tidurnya dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, didalam kamar mandi Ainun membersihkan tubuhnya dengan perasaan yang terluka.

Setelah sholat subuh Ainun menyibukan diri di dapur menyiapkan makanan untuk anak dan suaminya, sebagai seorang istri yang taat Ainun selalu melaksankan kewajibanya mengurusi kebutuhan rumah tangganya dan mendidik kedua anaknya dengan baik.

Namun disi lain Ainun menyimpan Beban yang sangat dalam, kebutuhan batinya yang masih sangat besar sering diabaikan oleh suaminya, Tapi Ainun selalu mencoba sabar dan berusaha tidak mempermasalahkan egonya.

( bersambung )Â