Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

The Spellweavers : Ghoul from Forbidden Forest

Khansa_Amabel
--
chs / week
--
NOT RATINGS
466
Views

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - kabar yang buruk

Angin malam berdesir di antara menara-menara akademi, membawa serta aroma hujan dan debu kuno. Sebuah perpustakaan dimana bayang-bayang menari-nari di antara rak-rak buku yang menjulang tinggi.

 Albert duduk sendirian, ia menatap sebuah buku yang bersampul kulit, matanya terpaku pada simbol-simbol aneh yang terukir di permukaannya.

Tiba-tiba suara langkah kaki yang lembut memecahkan keheningan. Albert menolah dan melihat seorang gadis berdiri di dekatnya.

 Gadis itu Sophie, tampak gugup matanya berkilau dalam cahaya lilin yang redup.

"Maaf, aku tidak bermaksud untuk mengganggumu,"

Bisiknya.

"aku hanya...ingin mencari buku"

Albert menatap nya dengan curiga.

"Buku apa?"

Tanyanya

"Buku tentang ramalan."

Jawab Sophie, matanya tertuju pada buku yang berada di tangan Albert.

"Aku dengar ada buku yang berisi ramalan tentang masa depan dunia magis, jadi aku mencarinya di sini."

Saat itu pintu perpustakaan terbuka dengan suara berderit, dan dua orang murid lainnya masuk. Leo dengan rambut merahnya yang berantakan dan Eleanor dengan matanya yang tajam tampak, sama terkejut nya dengan Sophie dan Albert.

"Apa yang kalian lakukan disini? Dan apa yang kalian cari?"

Tanya Leo.

"Kamu mencari buku..."

Jawab Sophie dengan nada yang lebih percaya diri.

"Buku tentang ramalan kuno."

"Ramalan?"

Ulang Eleanor Alisnya terangkat.

"Itu konyol...tunggu Albert kau sekarang percaya pada ramalan juga?"

"Aku tidak"

Jawab Albert matanya tertuju pada Leo dan Eleanor.

"Tapi aku lebih percaya kita semua ada disini pasti Karena suatu alasan."

Ketiga murid itu saling bertukar pandang dalam keheningan.

 Keesokan harinya di ruang kelas ramuan sangat berbau aneh, aroma nya menusuk hidung baunya seperti campuran rempah dan logam. kemudian profesor Eldrin dengan jenggot nya yang panjang berdiri di depan kuali yang bergejolak. Asap hijau pekat berputar-putar, menyembunyikan sesuatu yang terjadi di dalamnya.

 

 Lalu asap ungu mengepul dari kuali Leo, memenuhi udara sekitar dengan bau belerang yang menyengat. Itu adalah sebuah kegagalan, Eleanor yang melihatnya langsung mengulurkan tangannya mengambil sendok kayu dari tangan Leo, dan dengan gerakan cepat ia menambahkan beberapa kelopak mawar perak ke dalam kuali Leo.

 Asap ungu itu berubah menjadi asap berwarna biru lembut, aroma belerang kemudian digantikan oleh aroma Lavender yang menyenangkan.

"Lihat"

Kata Eleanor.

"Perbedaan kecil saja dapat mengubah ramuan ini menjadi bencana"

Leo kemudian menatap kualinya.

"Wah! Terima kasih, aku benar-benar tidak tahu apa yang akan aku lakukan tanpa mu."

Eleanor mendengus kesal.

"Kau akan meledakkan kelas ini, itu yang akan terjadi."

 Leo memutar matanya, Albert yang berada di belakang mereka Tampak memperhatikan interaksi mereka.

 Langkah kaki menggema di lorong batu yang lenggang, Albert dan Leo berjalan berdampingan. Keheningan menyelimuti mereka yang kemudian dipecahkan oleh Leo.

"Aku benar-benar tidak paham mengapa Eleanor bersikap seperti itu."

Katanya terdengar kesal.

"Dia selalu mengoreksi semua yang kulakukan seolah-olah dia yang paling sempurna."

Albert menatap Leo dengan tatapan rasa ingin tahu.

"Maksud ku dia hanya mencoba membantumu."

"Iya sih, tapi itu bukan intinya Albert!"

Seru Leo tangan nya bergerak-gerak di udara.

"Dia selalu meremehkan ku tau!"

"Ku rasa dia hanya ingin membantu bukan meremehkan mu."

Ucap Albert datar, dia selalu malas jika harus berurusan dengan orang kelas kepala.

"Membantu atau mencoba membuatku semakin terlihat sangat bodoh?"

Tanyanya.

"Dia itu....entah terlalu serius atau pintar... intinya dia sangat tidak menyenangkan, bagaimana aku bisa bertahan terus dengan dia!"

Albert menatap Leo dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.

"Kau hanya perlu sedikit menghargai dia dan semua ini selesai."

"Menghargai dia?"

Leo tertawan sinis.

"Untuk apa? dia saja tak pernah menghargai ku."

 Mereka melanjutkan perjalanan mereka ke aula dengan keheningan yang canggung, Albert tahu jika Leo itu salah, tetapi ia lebih memilih diam dan tidak mau memperdebatkan nya lagi.

 Aula agung di penuhi suara tawa dan dentingan alat makan, bayang-bayang lilin menari-nari di dinding batu, Menciptakan bayang-bayang yang indah. Albert duduk di meja paling ujung bersama Leo. Sementara itu Eleanor tampak mencoba mendekatkan diri ke Sophie, namun sesekali dia juga melirik ke arah Lysandra Meadosweet, yang sedang duduk sendirian di sudut aula.

 Di kelilingi sekelompok gagak-gagak yang bertengger di bahunya, Eleanor kemudian mengabaikan nya lalu menarik lengan Sophie membawanya ke meja di antara Albert dan Leo.

Setelah banyak obrolan yang terjadi, mereka tempak sangat cocok dengan humor yang kontras.

 Namun, ketenangan di aula tiba-tiba terusik oleh suara gemuruh, para siswa terdiam angin dingin berhembus masuk melalui celah-celah jendela, membawa serta bau busuk yang menyengat. Para siswa mulai saling berbisik dan diantara nya tampak sangat pucat.

 Lysandra yang duduk di sudut aula, mulai menajamkan pendengarannya dan memerintahkan para gagak gagaknya untuk terbang mengintai. Kemudian salah satu gagak kembali dengan cakar yang berlumuran lumpur, dan bulu yang kusut. Gagak itu bersuara dengan panik dan Lysandra mengangguk mengerti.

"Ada Ghoul di hutan..."

Katanya dengan suara pelan.

"Dan mereka (para gagak) sedang ketakutan, ada sesuatu yang memburu mereka dihutan...."

🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿

*Oke sampai sini dulu maaf kalau ada kesalahan dalam mengetik atau kesalahan bahasa yang kurang jelas*