Hati seseorang bila sudah merasakan jatuh cinta semua permasalahan yang di rasa ikut dalam kesenangan tidak peduli dalam kondisi apa pun itu, pertemuan ku hari ini dengan diana aku berhasil mendapatkan nomor handphone Diana, betapa senang perasaan ini setelah aku bisa mengetahui nomor ponsel miliknya, dari ke jauhan aku melihat Diana berlari menghampiri ayahnya, setelah Diana masuk ke dalam mobil, Diana melihat ke arah ku dan melambaikan tangannya, aku pun membalas lambaian tangan Diana, tetapi saat ayah Diana melihat kedekatan ku dengan putrinya itu ayah Diana menatap ke arah ku dengan sinis, seolah-olah ia tidak menyukai kedekatan ku bersama Diana, karena aku sudah mendapatkan nomor handphone Diana tidak lama berselang aku mencoba menghubungi Diana dengan mengirim pesan singkat untuknya, setelah pesan singkat yang ku kirim masuk ke handphone miliknya, Diana langsung membalas pesan singkat yang ku kirim hal tersebut membuat aku dan Diana sangat intens berkomunikasi sampai tidak terasa sudah sampai waktu tengah malam, saat mata ini tertuju ke layar handphone membuat bibir ini senyam-senyum sendiri tanpa disadari saat melihat balasan pesan dari Diana, hingga aku merasa semua yang ku alami hari ini terlupakan Tiara yang melihat ku sepert ini sampai-sampai ia kebingungan dengan tingkah ku malam ini.
Hari-hari berlalu begitu cepat aku dan Diana semakin dekat, terkadang aku sesekali mencoba menelepon Diana dan menceritakan aktivitas sehari-hari aku dan Diana seperti apa, tetapi aku sedikit merasa janggal Diana beberapa kali tidak ingat pembicaraan kita beberapa hari lalu, bahkan dalam sehari pun ada hal yang ia lupa, dalam isi kepala ku selalu bertanya-tanya apa sih yang sebenarnya di alami Diana, hal itu membuat aku sangat penasaran tetapi karena Diana sudah membuat aku nyaman bila bersama dirinya aku tidak terlalu memikirkannya, kehadiran Diana di dalam hari-hari ku kini hanya mendatangkan rasa kesenangan yang luar biasa.
Semakin hari kedekatan ku dengan Diana terasa sangat begitu dekat, Diana juga dalam pesan singkat mengingatkan ku untuk sarapan hingga makan malam, rekan-rekan di konveksi sering mengejek ku kalau aku sudah sibuk dengan ponsel milik ku, tetapi aku mengabaikan semua ejekan itu setiap handphone milik ku berbunyi entah dari siapa yang mengirim pesan untuk ku, segera aku langsung mengecek dari siapa pesan tersebut.
Rasa rindu dalam hati ini sudah tidak bisa lagi aku menahanya itu sangat menyiksa, saat ada kesempatan aku mencoba untuk mengajak Diana bertemu melalui pesan singkat, saat ada balasan dari dirinya sedikit aku meras panik karena Diana takut menolak ajakan tersebut, perlahan-lahan aku membuka kunci ponsel dan melihat satu-satu kata balasan dari Diana, mengetahui Diana menerima ajakan dari ku, tanpa aku sadari aku berteriak begitu kencang hingga rekan-rekan kerja ku yang sedang fokus menjahit seluruh mata tertuju kepadaku, tibalah dimana hari aku dan Diana bertemu, dengan mengenakan atasan berwarna putih dan di imbangi celana yang aku kenakan berwarna coklat, selesai aku berdandan dengan sepeda motor aku segera menuju dimana tempat yang sudah kita tentukan untuk bertemu.
Pertemuan aku dengan Diana hari ini membuat malam saja enggan untuk memisahkan kita berdua, terlihat Diana sangat menikmati malam ini bersama ku begitu pun dengan apa yang aku rasa, hati ini ingin segera berkata sejujurnya apa yang dirasa, mungkin hati yang selama ini ku rasa tidak bisa membendung rasa cinta ini ke pada Diana, dimana saat momen yang tepat aku pun memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaan yang selama ini aku pendam, Diana terkejut mendengar pernyataan yang aku ucapkan barusan, tanpa berfikir panjang Diana menerima cinta ku, malam itu menjadi saksi aku dan Diana resmi menjalani hubungan yaitu berpacaran,
Malam itu aku sama sekali tidak memikirkan penyakit yang aku derita, aku hanyut dalam kebahagian bersama Diana, tidak terasa malam sudah terlalu larut ayah Diana beberapa kali mencoba menghubungi untuk segera pulang, tanpa berfikir panjang segara ku bonceng Diana untuk menuju ke kediaman, dalam perjalanan yang syahdu ini aku bersama Diana tiba-tiba air turun dari langit seperti ingin bergabung dalam kebahagiaan kita berdua, suasana malam ini terasa begitu indah hingga akhirnya aku dan Diana berteduh di salah satu halte yang ada di pinggir jalan.
Terlihat Diana sedikit menggigil kedinginan aku pun melepas jaket yang aku kenakan untuk menghangatkan tubuh Diana, ia langsung menatap ku dengan pipi yang sedikit memerah, malam ini Diana juga merasa senang terlihat dari raut wajahnya itu, tidak lama berselang hujan mulai mereda segera ku hidupkan sepeda motor ku, berkali-kali aku mencoba tetapi tidak mau menyala rupanya sepeda motor ini mogok.
Diana : Ada apa Dion ?
Dion : Sepertinya sepeda motor ku mogok nih.. mungkin dia mau melihat kita berlama-lama untuk ber dua hehe..
Diana : Yee.. dasar gombal !!
Dion : loh ko gombal ini kenyataan loh waktu terasa sebentar kalau bersama mu.
Diana : Apa sih Dion kamu ada-ada aja "tersipu malu".
Dion : Sepertinya motor ku tidak mau menyala, maaf ya Diana kayaknya haru di dorong, hehe tidak apa-apa ya supaya malam ini semakin romantis.
Diana : Dasar... alasan kamu, tidak masalah Dion mari kita pulang.
Untungnya dari tempat kita berteduh rumah Diana tidak begitu jauh, dengan diterangi lampu jalan dan sedikit rintik hujan, perjalanan aku dengan Diana terasa begitu indah rasanya momen ini tidak ingin cepat berlalu, saat hampir sampai di rumah Diana Ayah nya sudah menunggu di depan gerbang dengan muka cemas dan kesal.
Ayah Diana : Dari mana saja kamu? ayah berkali-kali menghubungi kamu mau jadi apa kamu tengah malam gini baru pulang !!!
Dion : Maaf om ini salah saya telah mengajak Diana keluar.
Ayah Diana : Kamu siapa ? penampilan seperti berandalan.
Diana : Ayah apa-apaan si.. Diana hanya pergi keluar sebentar, Dion orang baik bukan berandalan !!
Ayah Diana : Sejak kapan kamu mulai melawan Ayah?
Diana : Cukup Ayah!!! Diana capek selalu dikekang, Diana juga ingin seperti yang lain bisa mendapatkan kebahagiaan sendiri tidak di tentukan oleh ayah, Diana juga sudah besar tau mana yang baik dan tidak.
Ayah Diana : Oh jadi kamu baru keluar dengan anak berandal ini sudah berani melawan Ayah, capek-capek ayah membesarkan kamu menyekolahkan kamu hingga sarjana berani melawan ayah, cepat kamu masuk SEKARANG!!!!!.
Diana : Ayah keterlaluan!! Diana benci ayah "sambil berlari kedalam rumah".
Ayah Diana : Kamu anak berandal jangan pernah mendekati anak saya lagi paham kamu !!! kalau tidak mau nasib kamu sengsara.
Dion : Maaf om tapi...
Ayah Diana : Tidak ada tapi-tapi cepat kamu pergi dari sini SEKARANG!!!
Dion : Baik om, sekali lagi saya minta maaf.
Mendengar ucapan dari ayah diana barusan membuat hati ini seras sangat hancur berkeping-keping, malam indah ini menjadi malam penuh kekecewaan, dalam perjalanan ku ini aku masih kepikiran oleh ucapan ayah Diana itu, tubuh dan kaki ku serasa sudah tidak mempunyai tulang begitu lemas hingga aku berhenti sejenak di jembatan penyebrangan sambil melihat lalu lalang kendaraan, dalam renungan aku masih tidak percaya apa yang terjadi tadi, lalu aku melanjutkan perjalanan, tiba-tiba ada sekelompok orang menghampiri dan menyerang, hingga sepeda motor ku di hancurkan dan di bakar olehnya, tangan dan kaki melayang bertubi-tubi ke wajah dan kepala, disitu aku hanya bisa pasrah, dalam keadaan tidak berdaya mereka yang memukuli ku langsung pergi meninggalkan aku sendirian, mungkin tuhan masih sayang kepada ku tanpa di sengaja pak Ilham yang kebetulan melintas melihat ku yang tertidur lemas di bahu jalan, akhirnya aku di bawa kerumah pak Ilham untuk di obati.