Chereads / Dipanggil ke Dunia Lain untuk Menjadi Pahlawan? / Chapter 2 - Chapter 2 : Dipanggil untuk Menyelamatkan (2)

Chapter 2 - Chapter 2 : Dipanggil untuk Menyelamatkan (2)

Para penjaga kerajaan, dengan wajah tegas dan mata tajam, menatap Vito dan Ruca. Mereka mengenakan baju perang yang berkilauan, dihiasi dengan lambang-lambang kerajaan yang rumit. Di tangan mereka tergenggam senjata yang aneh, yang memancarkan cahaya biru kehijauan.

Vito: "Mereka terlihat seperti prajurit dalam game "Aetheria." Tapi, ini jauh lebih nyata. Dan senjata itu... itu tidak seperti apa yang pernah kulihat sebelumnya. Apa yang akan mereka ajarkan kepada kita?"

Ruca: "Wah, keren! Aku ingin mencoba senjata itu! Aku penasaran, bagaimana cara kerjanya? Apakah itu bisa melepaskan sinar energi? Atau, apakah itu bisa mengendalikan elemen alam? Aku ingin merasakan kekuatannya!"

"Kita akan mengajarkan kalian cara menggunakan kekuatan magis yang terpendam di dalam diri kalian," kata salah seorang penjaga, suaranya beresonansi dengan kekuatan. "Kalian akan belajar untuk mengendalikan kekuatan itu, menguasai seni pertempuran, dan menjadi pahlawan yang tangguh."

Vito: "Kekuatan magis? Apakah kita benar-benar memiliki kekuatan magis? Aku tidak pernah merasakannya sebelumnya. Mungkin ini adalah kekuatan yang baru saja terbangun. Aku harap aku bisa mengendalikannya. Aku tidak ingin menjadi beban bagi mereka."

Ruca: "Ini kesempatan yang luar biasa! Aku ingin belajar semua tentang sihir. Aku ingin menjadi penyihir yang kuat, yang bisa membantu kerajaan ini. Aku tidak ingin mengecewakan mereka."

Para penjaga itu membawa Vito dan Ruca ke sebuah ruangan yang luas. Di tengah ruangan, terdapat sebuah lingkaran besar yang terbuat dari batu, dengan simbol-simbol aneh yang terukir di atasnya.

"Lingkaran ini adalah sumber kekuatan magis yang terkuat di kerajaan," kata salah seorang penjaga, "Kalian akan belajar untuk menarik kekuatan dari lingkaran ini, dan menggunakannya untuk mengendalikan sihir."

Vito dan Ruca mendekati lingkaran itu dengan rasa gugup. Mereka merasakan hawa dingin yang aneh keluar dari lingkaran itu.

Vito: "Aku merasakan getaran aneh di dalam tubuhku. Apakah ini kekuatan magis? Aku tidak tahu apakah aku bisa mengendalikannya."

Ruca: "Waaah, seru! Aku merasakan sesuatu yang berdesir di dalam tubuhku. Rasanya seperti aliran energi. Aku tidak sabar untuk menggunakannya!"

Penjaga itu memberikan mereka masing-masing sebuah tongkat yang terbuat dari kayu yang berkilauan.

"Ini adalah tongkat sihir," kata penjaga itu, "Kalian akan belajar untuk menggunakan tongkat ini sebagai media untuk mengendalikan kekuatan magis."

Vito dan Ruca mengambil tongkat sihir mereka dengan hati-hati. Mereka merasa sedikit geli dan gugup.

Vito: "Tongkat sihir... seperti dalam game "Aetheria." Apakah kita benar-benar menjadi penyihir? Ini seperti mimpi."

Ruca: "Keren! Aku ingin segera mencoba menggunakannya! Aku ingin melihat apakah aku bisa melepaskan sinar energi dari ujung tongkat ini. Apakah aku bisa membuat bola api?"

"Sekarang, pegang tongkat kalian dengan erat," kata penjaga itu, "Konsentrasikan pikiran kalian pada lingkaran. Rasakan kekuatan yang mengalir di dalamnya. Kalian harus belajar untuk menarik kekuatan itu dan mengendalikannya."

Vito dan Ruca mengikuti instruksi penjaga itu. Mereka mencoba untuk berkonsentrasi pada lingkaran, merasa energi yang aneh mengalir di dalam tubuh mereka.

Vito: "Aku bisa merasakan getarannya. Energinya mengalir di dalam tubuhku. Aku harus belajar untuk mengendalikannya. Aku harus menjadi penyihir yang hebat."

Ruca: "Wah, rasanya seperti ada aliran listrik yang mengalir di dalam tubuhku. Aku bisa merasakan kekuatannya. Aku ingin melepaskannya! Aku ingin menggunakan kekuatan ini! Aku akan menjadi penyihir yang luar biasa!"

Mereka mencoba untuk mengarahkan energi itu, memancarkannya dari ujung tongkat mereka. Tetapi, mereka belum bisa mengendalikannya. Energi itu masih terasa liar dan tidak terkontrol.

Vito: "Aku belum bisa mengendalikannya. Kekuatannya terlalu kuat. Aku harus belajar lebih banyak."

Ruca: "Aku belum bisa mengendalikannya. Kekuatannya terlalu kuat. Aku harus belajar lebih banyak," gumam Vito dalam hati.

"Aku ingin melepaskannya! Aku ingin menggunakan kekuatan ini! Aku akan menjadi penyihir yang luar biasa!" seru Ruca dengan antusias.

Namun, energi magis yang mereka coba kendalikan terasa liar dan tidak terkontrol. Mereka berdua berusaha keras untuk mengendalikan aliran energi itu, mengarahkannya melalui tongkat kayu yang mereka pegang erat.

Vito: "Ini seperti mencoba mengendalikan badai. Kekuatannya menakutkan, tapi juga menarik. Aku harus tenang, berfokus, dan belajar mengendalikannya."

Ruca: "Seru! Rasanya seperti ada percikan api di ujung tongkat ini! Aku ingin melepaskannya! Aku ingin melihatnya meledak! Apakah ini kekuatan sihir? Aku tidak sabar untuk menguasainya!"

Tiba-tiba, sebuah cahaya terang menyilaukan mereka. Ruangan bergetar hebat, dan energi magis di dalam lingkaran mengalir dengan liar.

Vito: "Apa yang terjadi? Rasanya seperti bumi akan runtuh!"

Ruca: "Waaah! Ini menakutkan! Apakah kita terlalu berusaha menarik energi itu?"

Para penjaga itu berteriak, "Bersiaplah! Kalian harus mengendalikan energi itu sebelum terlambat!"

Vito dan Ruca merasakan hawa panas yang menyengat dari lingkaran magis itu. Energi magis mengalir dengan liar, terkadang menyerang mereka dengan cahaya yang menyilaukan.

Vito: "Aku harus fokus. Aku harus mengendalikan energi ini. Aku harus menyelamatkan diri kita."

Ruca: "Aku bisa merasakan kekuatannya mengalir melalui tongkatku. Aku harus bisa mengalirkannya dengan benar. Aku harus menguasai kekuatan ini."

Vito dan Ruca mencoba untuk menarik energi magis itu, mengalirkannya melalui tubuh mereka, dan mengarahkannya ke arah yang benar. Namun, energi itu terlalu kuat dan liar, sulit untuk dikendalikan.

Vito: "Aku merasa seperti akan meledak! Aku harus menenangkan diri. Aku harus mencari pusat energi itu."

Ruca: "Aku bisa merasakan kekuatan yang menakjubkan ini. Aku harus menggunakannya untuk menyelamatkan diri kita. Aku harus menguasainya!"

Tiba-tiba, Vito merasakan sesuatu yang berbeda. Seolah-olah ada suara yang mengatakan padanya untuk menenangkan diri, untuk fokus pada pusat energi itu. Dia mencoba untuk berkonsentrasi pada pusat energi yang mengalir di dalam tubuhnya, menarik energi itu ke arah tongkatnya.

Vito: "Ini dia! Ini pusat energinya! Aku bisa merasakannya! Aku bisa mengendalikannya!"

Ruca juga merasakan sesuatu yang berbeda. Dia merasakan kekuatan yang mengalir melalui tubuhnya menjadi lebih terkendali. Dia mencoba untuk mengarahkan energi itu melalui tongkat kayu yang dipegangnya, mencoba untuk menciptakan cahaya yang terkendali.

Ruca: "Ya! Aku bisa merasakannya! Aku bisa mengendalikannya!

***

Vito, dengan napas terengah-engah, mengalirkan energi magis yang terkontrol melalui tongkatnya. Seberkas cahaya biru terang melesat keluar dari ujung tongkatnya, menghantam dinding ruangan dengan dentuman keras. Cahaya itu menciptakan pola-pola yang rumit di dinding, seolah-olah mengukir simbol-simbol yang memikat.

Vito: "Aku berhasil! Aku mengendalikannya! Aku bisa memancarkan energi itu! Aku merasa seperti seorang penyihir sungguhan."

Ruca, terkejut oleh penampilan Vito, mencoba mengatur napasnya yang tersengal-sengal. Dia merasakan kekuatan magis yang mengalir melalui tubuhnya dengan lebih terkendali. Dia mencoba mengarahkan energi itu melalui tongkatnya, membayangkan membentuk bola api yang menyala-nyala.

Ruca: "Aku harus berkonsentrasi! Aku harus bisa membentuk bola api seperti di game "Aetheria". Aku ingin melihat api yang menakjubkan keluar dari ujung tongkat ini."

Seberkas cahaya kuning keemasan melesat keluar dari ujung tongkat Ruca, menghantam dinding ruangan dengan ledakan yang menggelegar. Cahaya itu menghasilkan panas yang sangat menyengat, seolah-olah membakar dinding ruangan itu.

Ruca: "Waaah! Aku berhasil! Bola api! Aku bisa membuat bola api! Ini sangat keren! Aku ingin mencoba lagi!"

Para penjaga kerajaan menatap Vito dan Ruca dengan tatapan yang penuh dengan kejutan dan kekaguman.

"Kalian berhasil mengendalikan kekuatan magis itu dengan sangat cepat," kata salah seorang penjaga dengan suara yang penuh dengan kekaguman. "Kalian memiliki potensi yang besar, anak-anak."

Vito: "Aku tidak menyangka bisa secepat ini. Aku harus terus berlatih agar aku bisa mengendalikan kekuatan ini dengan lebih baik. Aku ingin menjadi penyihir yang benar-benar hebat."

Ruca: "Ini baru permulaan! Aku ingin belajar banyak lagi! Aku ingin menguasai segala jenis sihir. Aku ingin menjadi penyihir yang paling kuat di kerajaan ini."

Para penjaga itu mengangguk setuju. "Kalian memiliki potensi yang besar. Tetapi, jalan untuk menjadi pahlawan tidak mudah. Kalian harus berlatih keras, menguasa

Vito: "Aku siap berlatih. Aku ingin menjadi pahlawan yang benar-benar berarti bagi kerajaan ini. Aku ingin melindungi orang-orang di sini. Aku ingin menyelamatkan dunia ini."

Ruca: "Aku juga siap! Aku ingin mengalahkan Shadowlings dan menyelamatkan kerajaan ini. Aku ingin menjadi pahlawan yang gagah berani dan kuat!"

Penjaga itu tersenyum dengan bangga. "Kalian memiliki semangat yang benar. Sekarang, ikutlah dengan kami. Kami akan membawa kalian ke tempat pelatihan. Kalian akan memulai pelatihan kalian besok pagi."

Vito dan Ruca mengikuti penjaga itu dengan penuh rasa ingin tahu. Mereka melewati lorong-lorong yang megah, dihiasi dengan ukiran yang rumit dan lukisan-lukisan yang menakjubkan. Di setiap sudut, mereka menemukan keindahan dan kemegahan yang luar biasa.

Vito: "Aku tidak pernah membayangkan bahwa dunia lain bisa seindah ini. Tapi, aku juga merasakan sesuatu yang ganjil. Rasanya seperti mimpi. Apakah aku benar-benar berada di dunia lain? Apakah aku akan selamanya terjebak di sini?"

Ruca: "Waaah, keren sekali! Aku ingin menjelajahi semua tempat di kerajaan ini. Aku ingin menemukan rahasia yang tersembunyi di balik tembok-tembok yang megah ini."

Penjaga itu menuntun mereka ke sebuah ruangan yang besar dan luas. Ruangan itu dipenuhi dengan peralatan latihan yang unik. Di salah satu sudut, terdapat sebuah patung berukuran besar yang menyerupai sebuah binatang legendaris dengan sayap yang luas.

Vito: "Apa itu? Sebuah patung naga? Aku pernah melihat makhluk ini di game "Aetheria". Aku pernah bermimpi untuk menunggangi naga. Apakah kita akan belajar untuk mengendarai naga di sini?"

Ruca: "Keren! Aku ingin menunggangi naga! Aku ingin merasakan hembusan napas apinya dan terbang di atas langit! Aku ingin menjelajahi semua penjuru kerajaan ini dengan naga itu."

Penjaga itu tersenyum mendengar kekaguman Vito dan Ruca. "Itu adalah patung Griphon," jelas penjaga itu. "Griphon adalah makhluk legendaris yang menjaga kerajaan ini dari ancaman. Kalian akan belajar tentang makhluk-makhluk legendaris ini di kerajaan ini."

Vito: "Griphon... makhluk legendaris. Aku penasaran bagaimana bentuk aslinya. Aku ingin melihat kekuatan sebenarnya dari Griphon."

Ruca: "Aku ingin menunggangi Griphon! Aku ingin terbang di atas langit dengan Griphon! Aku ingin merasakan kecepatan dan kekuatannya!"

Penjaga itu menunjuk ke sebuah meja besar yang dipenuhi dengan buku-buku yang berwarna-warni. "Buku-buku ini berisi semua pengetahuan tentang sihir dan sejarah kerajaan Ouroboros. Kalian harus membaca dan mempelajari semua yang ada di dalamnya."

Vito: "Wah, banyak sekali buku. Aku harus mulai membaca sekarang. Aku ingin mempelajari segala sesuatu tentang sihir dan sejarah kerajaan ini. Aku ingin menjadi pahlawan yang berpengetahuan luas."

Ruca: "Aku ingin membaca tentang Griphon! Aku ingin mengetahui segalanya tentang makhluk legendaris itu. Aku ingin menjadi pahlawan yang berpengetahuan luas tentang sejarah dan sihir."

Setelah membaca dan mengambil beberapa buku tentang sejarah kerajaan Ouroboros, mereka diminta untuk mengikuti penjaga yang lainnya untuk segera ke kamar tidur mereka untuk beristirahat

Setelah melewati lorong lorong kerajaan yang megah, Penjaga itu menunjuk ke pintu besar yang terbuat dari kayu oak yang kokoh. "Kamar ini akan menjadi kamar kalian. Istirahatlah dengan baik. Kalian akan memulai latihan besok pagi."

Vito dan Ruca masih terkejut dengan kejadian hari ini. Mereka baru saja di pindahkan ke dunia lain, mendapat kekuatan magis, dan ditunjuk menjadi pahlawan. Semua terasa sangat tidak nyata.

Vito: "Aku masih merasa bingung. Apakah semua ini benar-benar terjadi? Aku merasa seperti sedang bermimpi. Tapi, aku bisa merasakan nyatanya. Aku bisa merasakan tongkat magis di tanganku. Aku bisa merasakan energi magis yang mengalir di dalam tubuhku."

Ruca: "Ini sangat menakjubkan! Aku tidak percaya kita bisa melakukan sihir! Aku ingin segera mencoba lagi. Aku ingin mencari tahu lebih banyak tentang kekuatan magis ini."

Mereka memasuki kamar mereka. Kamar itu luas dan nyaman, dihiasi dengan permadani berwarna merah dan meja kerja yang besar. Di salah satu sudut kamar, terdapat ranjang besar yang terbuat dari kayu mahoni.

Vito: "Wah, kamar ini sangat mewah. Aku pernah bermimpi untuk memiliki kamar yang seindah ini. Tapi, aku merasa sedikit sedih. Aku rindu keluargaku. Aku ingin kembali ke dunia kita."

Ruca: "Ini sangat keren! Aku ingin menjelajahi semua sudut kamar ini. Aku ingin mencoba menggunakan tongkat magis ini di kamar ini. Aku ingin melihat apa yang bisa aku lakukan dengan kekuatan ini."

Vito mendekati meja kerja dan melihat sebuah buku yang terbuka. Buku itu berisi gambar-gambar yang menakjubkan dan tulisan-tulisan yang rumit.

Vito: "Buku apa ini? Aku ingin membacanya. Mungkin buku ini berisi pengetahuan tentang sihir. Aku ingin mempelajari lebih banyak tentang kekuatan magis yang ada di dalam diriku."

Ruca mendekati ranjang dan mencoba untuk memegang tongkat magisnya. Dia merasakan aliran energi magis yang mengalir di dalam tubuhnya.

Ruca: "Aku bisa merasakannya! Aku bisa merasakan kekuatannya. Aku ingin mencoba melepaskan energi ini lagi. Aku ingin menciptakan sesuatu yang menakjubkan."

Mereka menghabiskan malam itu dengan membaca buku dan mencoba mengendalikan kekuatan magis mereka. Mereka berbicara tentang dunia baru ini dan mencoba untuk mencari tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.