Pagi Hari - Kehangatan yang Terbawa
Cahaya matahari pagi menyelinap melalui jendela kamar Kazuki, menyinari tiga sosok yang masih terlelap di tempat tidur. Udara pagi yang sejuk terasa begitu nyaman, membawa suasana damai yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Kazuki, yang lebih dulu bangun, tersenyum kecil melihat Lucoa dan Kobayashi masih tertidur dengan ekspresi puas di wajah mereka.
Sambil mengelus rambut mereka dengan lembut, Kazuki berbisik, "Sudah pagi. Kita harus bangun."
Kobayashi perlahan membuka matanya, mengedipkan mata beberapa kali sebelum tersenyum. "Pagi, Kazuki. Rasanya pagi ini lebih cerah dari biasanya."
Lucoa, yang masih malas-malasan, menggumam, "Mmhh… Lima menit lagi…"
Kazuki tertawa kecil, lalu bangun dari tempat tidur. "Ayo, kita harus menyiapkan sarapan sebelum mengantar Kobayashi pulang."
Setelah beberapa menit, mereka bertiga duduk di meja makan, menikmati sarapan yang dibuat Kazuki dengan suasana yang begitu hangat. Kobayashi sesekali tersenyum sendiri, merasa hari ini sangat berbeda dari biasanya.
Perjalanan ke Apartemen Kobayashi
Setelah selesai sarapan dan bersiap-siap, Kazuki menyalakan mobil SUV mewahnya dan membuka pintu untuk Kobayashi serta Lucoa. "Silakan, nona-nona. Kita akan segera berangkat."
Kobayashi hanya menggelengkan kepala dengan senyuman, sementara Lucoa masuk dengan santai dan menyandarkan tubuhnya pada kursi yang nyaman.
Perjalanan terasa menyenangkan dengan suara musik lembut yang mengalun di dalam mobil. Kobayashi, yang biasanya selalu merasa lelah setelah bangun pagi, kini terlihat begitu segar dan bahagia.
Lucoa meliriknya dengan senyum menggoda. "Kobayashi, kau terlihat sangat berbeda pagi ini. Apa mungkin karena malam yang menyenangkan kemarin?"
Kobayashi mendengus kecil, pipinya sedikit memerah. "Jangan membahas itu terlalu terang-terangan, Lucoa."
Kazuki hanya tersenyum sambil terus menyetir dengan tenang. "Yang penting, kau merasa baik dan bahagia."
Tiba di Apartemen Kobayashi
Saat mobil berhenti di depan apartemen, Kazuki membuka pintu untuk Kobayashi dan Lucoa. Mereka bertiga turun dan berjalan menuju pintu apartemen. Begitu pintu terbuka, mereka langsung disambut oleh Tohru, Ilulu, dan Kanna Kamui yang sedang duduk di ruang tamu.
Tohru langsung berdiri, matanya membelalak melihat Kobayashi. "Tuan Kobayashi! Kau terlihat sangat segar hari ini! Apa yang terjadi?!"
Ilulu mengangkat alis dan menatapnya penuh selidik. "Biasanya kau terlihat lelah setelah bekerja, tapi sekarang… kau berseri-seri."
Kanna menatapnya dengan polos. "Kobayashi, apakah sesuatu yang menyenangkan terjadi?"
Kobayashi tersentak sejenak, lalu batuk kecil untuk menutupi kegugupannya. "A-Apa yang kalian bicarakan? Aku hanya… tidur nyenyak semalam."
Tohru mendekati Kazuki dan menyipitkan mata. "Kazuki, ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku?"
Kazuki tetap tenang dan tersenyum. "Aku hanya memastikan Kobayashi bisa beristirahat dengan baik. Itu saja."
Lucoa tertawa kecil. "Memastikan? Sepertinya lebih dari itu."
Tohru mendekat ke Kobayashi, matanya menyipit dengan curiga. "Tuan Kobayashi, kau tidak sedang menyembunyikan sesuatu dariku, kan?"
Kobayashi tersenyum canggung. "Aku… hanya menikmati malam yang menyenangkan bersama Kazuki dan Lucoa."
Tohru terdiam sejenak, lalu tiba-tiba wajahnya memerah. "Apa maksudnya?! Tunggu, jangan bilang…!"
Ilulu yang mendengar itu hanya terkekeh. "Aku sudah menduganya."
Kanna, yang masih belum memahami sepenuhnya, hanya mengangguk kecil. "Jadi, Kak Kazuki membuat Kobayashi bahagia? Itu bagus."
Kazuki hanya tersenyum sambil memasukkan tangannya ke dalam saku. "Seperti yang aku katakan, yang penting semua merasa bahagia."
Tohru mendengus pelan, lalu menatap Kazuki dengan tatapan tajam. "Aku tidak akan kalah! Kazuki, cepat atau lambat, aku juga akan…!"
Kazuki hanya tertawa ringan melihat reaksi Tohru. Sementara itu, Kobayashi menghela napas dan duduk di sofa, berusaha menghindari tatapan penuh selidik dari teman-temannya.
Hari itu pun berlalu dengan berbagai percakapan menarik di antara mereka, dengan kebahagiaan yang masih terbawa dari malam sebelumnya. Mereka berbincang lebih lama, membahas banyak hal—dari pekerjaan Kobayashi, pengalaman Kazuki, hingga cerita-cerita konyol dari Lucoa. Kanna, yang mendengar percakapan itu, sesekali menyela dengan pertanyaan polos yang membuat suasana semakin hidup. Ilulu, yang awalnya hanya memperhatikan, akhirnya ikut serta dengan cerita-cerita spontan yang membuat mereka semua tertawa.
Sore Hari - Refleksi dan Kedekatan
Saat sore mulai menjelang, suasana di apartemen masih terasa akrab. Kazuki berdiri di balkon, menikmati pemandangan kota yang mulai diterangi cahaya senja. Kobayashi menghampirinya, berdiri di sampingnya dengan senyuman kecil.
"Hari ini menyenangkan," ucap Kobayashi, suaranya lembut.
Kazuki menoleh padanya. "Tentu. Aku senang bisa melihatmu bahagia."
Lucoa datang dari belakang dan memeluk mereka berdua dengan tawa ringan. "Hei, jangan melupakan aku. Aku juga senang melihat kalian berdua seperti ini."
Kobayashi hanya bisa tersenyum malu, sementara Kazuki tertawa kecil. Mereka bertiga menikmati momen itu bersama, merasa semakin dekat satu sama lain.
Ketika matahari akhirnya tenggelam, Kazuki berpamitan. "Baiklah, aku akan pulang dulu. Jangan lupa beristirahat, Kobayashi."
Kobayashi tersenyum. "Terima kasih sudah mengantarku."
Lucoa melambaikan tangan. "Sampai jumpa lagi, Kobayashi. kapan kapan aku berkunjung lagi ya...."
Kazuki tersenyum kecil, lalu melangkah keluar dari apartemen disertai lucoa mengikutinya dari belakang. Kobayashi menatap punggungnya sebelum pintu tertutup, merasa hatinya semakin erat terhubung dengannya.
Bersambung ke Episode 45…