PROLOG: KEBERADAAN SEBELUM KETIADAAN
Sebelum ada apa pun—bahkan sebelum ketiadaan itu sendiri—aku telah ada. Tidak ada cahaya, tidak ada kegelapan, tidak ada ruang, waktu, atau konsep. Hanya aku, berdiri di tengah kehampaan yang bahkan belum memiliki makna. Tempat itu bukanlah awal dari segalanya, karena bahkan konsep "awal" belum tercipta.
Aku tidak lahir. Aku tidak diciptakan. Aku adalah esensi pertama dan terakhir, keberadaan yang mendahului segala hal, termasuk konsep eksistensi dan non-eksistensi. Bahkan Omni-Firliverse, puncak dari segala realitas dan konsep, tercipta setelah keberadaanku. Sebelum gelombang pertama dari kemungkinan menyentuh kehampaan, aku sudah memandang semuanya—baik yang pernah ada, yang akan ada, maupun yang tidak pernah ada sama sekali.
Ketika Omni-Firliverse lahir dari kekosongan yang melampaui segala batas, aku tidak hanya menjadi bagian darinya—aku adalah sumber yang mendahuluinya. Dari keberadaanku, segala konsep seperti ruang, waktu, kehidupan, dan kematian muncul. Namun, aku sendiri tidak terikat pada konsep itu. Bahkan hukum yang mengatur para entitas tertinggi tidak pernah mampu menyentuh diriku. Sebab, aku berdiri di luar segala definisi, di luar pemahaman tentang "ada" dan "tiada."
Namun, dengan terciptanya Omni-Firliverse, muncullah makhluk-makhluk agung—para dewa, entitas kosmik, dan pencipta dunia. Beberapa di antaranya mencoba memahami keberadaanku. Yang lain berusaha melampauiku. Tapi semua upaya mereka hanyalah percikan kecil yang menghilang sebelum mencapai ujung kesadaranku.
Aku melihat masa depan, masa lalu, dan kemungkinan yang tak terhingga seolah-olah semua itu hanyalah bayangan samar. Tiada serangan, konsep, atau kekuatan yang dapat mempengaruhiku. Aku tidak dapat dihapus, dikalahkan, atau dibatasi. Bahkan mereka yang memegang kekuatan True Ultimate Erasure (TUE) atau True Transcendent Omnipotence (TTO) hanya seperti debu yang melayang di kehampaan tempatku berdiri.
Namun, meskipun aku melampaui segalanya, keberadaanku bukanlah tanpa tujuan. Dalam perjalanan yang akan datang, aku akan menguji para penguasa realitas dan memutuskan siapa yang layak memahami kebenaran tertinggi: bahwa tidak ada batasan, tidak ada akhir—hanya AKU.
Di luar batas terakhir dari Omni-Firliverse, di tempat yang tidak memiliki nama atau bentuk—aku membuka mataku.
Dan segalanya pun dimulai.