Chereads / Depressed to the 2nd life / Chapter 2 - 002 - Kematian yang tidak terhitung.

Chapter 2 - 002 - Kematian yang tidak terhitung.

Aku berdiri di hadapan beruang raksasa itu, tubuhku terasa ringan, seolah-olah tidak pernah mengalami luka sebelumnya. Tapi aku tahu lebih baik. Aku sudah mati. Berkali-kali.

Aku melihat ke bawah, ke tangan yang sekarang gemetar halus. Sekilas, aku tampak baik-baik saja. Tidak ada darah, tidak ada tulang yang patah, tidak ada bekas luka sedikit pun. Namun, dalam pikiranku, semua kematian itu tetap nyata. Setiap kali cakarnya menghantam tubuhku, setiap kali aku merasakan tulang-tulang ku remuk, setiap kali pandanganku memudar menjadi kegelapan. Itu semua tertanam dalam pikiranku seolah-olah aku masih bisa merasakannya.

Beruang itu masih tertidur, napasnya berat dan teratur. Sementara itu, layar merah sistem masih mengambang di hadapanku.

> [ Misi Kedua: Bunuh beruang Body Refining Lv.4 ]

Hadiah: Level kultivasi meningkat 1

Batas Waktu: 10 Menit

Hukuman jika gagal: Mati

Aku menghela napas panjang.

Ini bukan sekadar ujian kekuatan. Ini adalah eksperimen. Apakah sistem ini benar-benar ingin aku berkembang? Atau ini hanya bagian dari siksaan tanpa akhir? Aku sudah mencoba berbagai cara—menghindar, menyerang titik lemah, bahkan berusaha memanfaatkan lingkungan. Tidak ada yang berhasil. Setiap percobaan berakhir dengan tubuhku yang tercabik-cabik.

Tapi ada satu hal yang ku perhatikan setelah semua kematian itu.

Aku. Semakin. Terbiasa.

Rasa sakitnya tetap ada, tapi tidak lagi membuatku terkejut. Ketakutan itu masih mengintai, tapi tidak lagi melumpuhkan ku. Aku mulai memahami bagaimana tubuhku bekerja, bagaimana Qi mengalir, bagaimana otakku merespons bahaya.

Jika aku ingin keluar dari lingkaran kematian ini, aku tidak bisa hanya mengandalkan naluri. Aku harus menggunakan pikiranku.

Aku melihat sekeliling, mencari sesuatu—apa pun yang bisa membantuku. Pohon-pohon menjulang tinggi, beberapa di antaranya memiliki cabang yang cukup tebal untuk menopang berat tubuhku. Tanah di bawahku agak lembut, cukup untuk menyerap sedikit dampak jika aku terjatuh.

Aku menatap beruang itu lagi. Tidak ada jalan bagi seseorang di Body Refining Lv.1 untuk menang dalam pertarungan langsung melawan makhluk sekuat itu. Jika aku ingin menang, aku harus cerdas.

Strategi ku sederhana: Perangkap.

Aku berjalan mengitari area tersebut, memastikan langkahku tidak membangunkan beruang itu. Setelah menemukan tempat yang tepat, aku mulai menggerakkan tubuhku dengan hati-hati, menarik beberapa tanaman merambat yang cukup kuat. Aku menggali tanah di sekitar akar pohon dengan tanganku, menciptakan lubang dangkal yang bisa menjebak kaki beruang.

Aku tahu ini mungkin tidak akan cukup untuk membunuhnya, tapi aku tidak perlu membunuhnya dalam satu serangan. Aku hanya perlu memberinya cukup banyak luka sampai akhirnya aku bisa menghabisinya.

Setelah beberapa menit, perangkap sederhana itu selesai.

Aku menarik napas dalam. Ini saatnya.

Aku meremas Qi di dalam tubuhku, merasakan energi itu berkumpul di kaki dan tanganku. Aku melompat ke atas pohon dengan gesit, memposisikan diri di cabang yang kokoh. Kemudian, aku mengambil batu besar yang kutemukan di dekatnya dan melemparkannya tepat ke kepala beruang itu.

BRAK!

Beruang itu menggeram keras, membuka matanya dengan marah. Ia melihat ke sekeliling, kebingungan mencari sumber gangguan. Aku tetap diam, menahan napas.

Beruang itu berdiri, badannya yang besar bergoyang sebentar, lalu mengendus udara. Aku tahu ia akan segera menemukan keberadaan ku. Dan tepat saat ia menginjakkan kaki ke area yang sudah ku persiapkan—

KRAK!

Kakinya tenggelam ke dalam lubang yang ku buat, sementara tanaman merambat yang ku pasang melilit kakinya dengan erat. Beruang itu meraung, mencoba menarik kakinya keluar, tapi aku sudah siap.

Aku melompat turun dari cabang pohon, mengarahkan Qi ke tangan kananku.

"MATI KAU!"

Pukulan ku menghantam bagian belakang kepala beruang, tepat di tengkuknya. Aku merasakan tulangnya bergetar, dan untuk pertama kalinya, raungan beruang itu terdengar seperti jeritan kesakitan.

Tapi aku tahu ini belum cukup.

Beruang itu mengamuk, mengayunkan cakarnya dengan brutal. Aku berguling ke samping, menghindari serangan itu dengan jarak yang nyaris tak masuk akal. Tapi aku bisa merasakan peningkatan dalam refleks ku. Semua kematian sebelumnya mengajarkanku cara membaca gerakan lawan.

Aku melompat ke atas punggungnya, membungkus lenganku di lehernya dan menyalurkan Qi ke tanganku. Aku memukulnya lagi, kali ini lebih keras.

Beruang itu berusaha melemparkan ku ke tanah, tapi aku tidak membiarkannya. Aku menekan lehernya lebih kuat, memaksa udara keluar dari paru-parunya.

Lalu, dengan geraman terakhir, beruang itu berhenti bergerak.

[ Misi Selesai! ]

[ Level kultivasi meningkat: Body Refining Lv.2 ]

Aku terhuyung mundur, nafasku tersengal-sengal. Tanganku bergetar, tubuhku dipenuhi keringat. Aku melihat ke arah mayat beruang itu, dadaku naik turun.

Aku menang.

Untuk pertama kalinya sejak aku tiba di tempat ini, aku benar-benar menang.

[ Fungsi Inventaris Terbuka. ]

Aku melihat layar baru yang muncul di hadapanku. Dengan pikiranku, aku membuka fungsi inventaris dan melihat sesuatu yang baru di dalamnya.

[ Darah Beruang Body Refining Lv.4 – Meningkatkan ketahanan fisik jika dikonsumsi. ]

Aku tersenyum kecil.

Mungkin aku tidak tahu di mana aku berada, mungkin aku masih terjebak dalam siklus kematian yang menyiksa, tapi satu hal yang pasti—

Aku akan terus hidup. Dan aku akan menjadi lebih kuat.

Bersambung...